Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 9 Rp. 3.833.173, pendapatan bersih Rp. 1.188.360 dan nilai BC 1,5. Biaya pada usahatani tumpangsari jagung-sambiloto dengan jarak 90 cm x 20 cm lebih rendah dari pada biaya usahatani monokultur sambiloto. Penurunan biaya ini juga diikuti dengan penurunan penerimaan, usahatani tumpangsari jagung- sambiloto memberikan pendapatan yang lebih besar. Usahatani tumpangsari jagung-sambiloto juga membrikan nilai BC yang lebih tinggi.

B. Tinjauan Pustaka

1. Jagung Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk menggantikan mensubstitusi beras sebab: a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung pada padi lihat Tabel 3. b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi, sehingga jagung dapat pula menyumbang sebagian kebutuhan protein yang diperlukan manusia. Kandungan karbohidratnyapun mendekati mendekati karbohidrat pada padi lihat Tabel 3, berarti jagung juga memiliki nilai gizi yang hampir mendekati nilai gizi padi. c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang agak keringpun masih dapat ditanam. Di daerah- daerah tertentu jagung digunakan sebagai makanan pokok, karena jagung mudah diperoleh. Tabel 3. Kadar Kalori, Protein dan Kadar Karbohidrat pada Berbagai Bahan Makanan Mentah Bahan Mentah Kadar Kalori Kadar Protein gram Kadar Karbohidrat gram Beraspadi Jagung Ubi kayu basah Gaplek tepung Ketela rambat Kentang Sagu 350 Kal 320 Kal 136 Kal 352 Kal 125 Kal 85 Kal 341 Kal 8 8 1,22 1,5 1,8 2 - 73 63 32 85 28 19 85 commit to user 10 Cantel 304 Kal 9 58 Sumber: AAK, 1993: 11-12 Jagung merupakan tanaman yang berasal dari daerah-daerah tropis, tetapi karena banyak sekali tipe-tipe jagung dengan variasi sifat-sifat yang dimilikinya, maka jagung ini dapat menyebar luas dimana-mana dan dapat hidup baik di berbagai macam iklim. Dengan perkataan lain jagung mempunyai daya adaptasi lebih tinggi dibanding dengan tanaman serealia lainnya. Pertanaman jagung yang luas adalah pada daerah-daerah beriklim sedang dimana jagung ditanam pada waktu-waktu musim panas dan daerah-daerah beriklim subtropis dan tropis yang basah, dimana sinar matahari dan air optimal untuk pertumbuhannya. Pada umumnya jagung dapat ditanam disemua belahan bumi kecuali pada daerah yang terlalu dingin atau daerah yang musim pertumbuhannya terlalu singkat. Jagung merupakan tanaman yang menghendaki keadaaan cuaca yang cukup panas bagi pertumbuhannya, dimana tanaman jagung memerlikan panas dan lembab dari waktu tanam sampai pada periode mengakhiri pembuahan Effendi, 1991: 15-18. 2. Kacang tanah Kacang tanah Arachis hypogeae L termasuk famili Leguminosae kacang-kacangan. Dalam spesies Arachis hypogaea sendiri terdapat dua sub-species, yakni Arachis hypogeae sub species hypogeae dan Arachis hypogaea sub species fastigiata. Kacang tanah sub species hypogaea atau disebut juga tipe Virginia, tumbuhnya menjalar atau ada juga yang tegak, dan mempunyai biji besar. Cabang dan bunganya terbentuk secara berselingan pada cabang primer dan sekunder, tetapi batang utama tidak mengandung bunga. Cabang umumnya terbentuk banyak, 5-15 cabang dari satu batang. Kacang tanah sub-species fastigiata, terdiri dari tipe Valensia dan tipe Spanis, tumbuhnya tegak dan bijinya kecil. Bunga terbentuk pada ruas batang yang berurutan. Jumlah cabang relatif sedikit 3-8 cabang dan commit to user 11 cabang tumbuh sama tinggi dengan batang utama. Walaupun terdiri dari dua sub-species, tetapi nama botani kacang tanah adalah Arachis hypogeae L, dan berlaku bagi kedua sub species tersebut. Taxonomi secara lengkapnya adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledon Ordo : Polipetales Famili : Leguminosae Genus : Arachis Species : Hypogaea Sub-species : 1. Fastigiata 2. Hypogaea Varietas : Gajah, Macan, Rusa, Anoa, Tupai, dan lain-lain Sumarno, 1987: 21-26 Kacang tanah selain dapat langsung dimakan, juga merupakan tanaman industri. Bijinya mengandung 25-30 protein yang berkualitas tinggi. Disamping mengandung lemak yang tinggi 40-50, juga mengandung mineral-mineral seperti Ca, P dan Fe, serta vitamin A dan B. Kacang tanah juga merupakan sumber vitamin B1 dan B2. Tabel 4. Nilai Gizi Kacang Tanah untuk Setiap 100 gram Bahan yang dapat Dimakan. Kacang goreng Mentega Kacang mentah Kalori kal Protein g Lemak g Hidrat arang g Serat g Abu g Kalsium mg Vit A S.I Besi mg Fosfor mg Thiamin mg Riboflavin mg 585 26 49,8 18,8 2,4 3,8 74 - 2,1 401 0,32 0,32 589 25,2 50,6 18,8 1,8 3,7 59 - 1,9 380 0,12 0,12 687 9,2 71,2 14,6 2,3 1,6 73 130 2,4 289 0,86 0,13 commit to user 12 Niacin mg 17,2 14,7 9 Sumber: Suprapto,1989 Untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan, faktor yang perlu diperhatikan oleh para petani tidak hanya pemelihaaraan tempat dan waktu tetapi juga persyaratan tumbuh yang meliputi : 1 Tanah Kondisi tanah yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah yang gembur ini tidak hanya baik bagi tumbuhnya kacang tanah tetapi juga menguntungkan bagi petani pada masa panen. Dalam kondisi tanah yang gembur ini para petani mudah melakukan pencabutan tanaman kacang tanah pada saat pemungutan hasil tanpa resiko bahwa banyak buah tertinggal di dalam tanah. 2 Iklim Kacang tanah menghendaki keadaan iklim yang keadaan iklim yang panas tetapi lembab, rata-rata 65-75 , dan curah hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 800-1300 mmtahun disesuaikan dengan perhitungan yang dikehendaki di lokasi tersebut, dan musim kering rata-rata sekitar 4 bulantahun. Pada waktu berbunga tanaman kacang tanah menghendaki keadaan yang lembab dan cukup udara, sehingga kuncup bunga dapat menembus tanah dengan baik, dan pembentukan polong dapat berjalan dengan leluasa. Pada saat buah kacang tanah menjelang tua, tanah harus diupayakan menjadi kering. AAK, 1990: 16-19 3. Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Pemilikan lahan yang sempit apabila tidak diusahakan secara intensif serta hanya dengan sistem monokultur akan berakibat rendahnya produksi persatuan luas dan persatuan waktu, resiko kegagalan, pengangguran musiman dan pengurangan kesuburan tanah. Pada usaha monokultur distribusi tenaga kerja sering tidak merata, dimana ada masa-masa tidak ada pekerjaan sama sekali. Tetapi pada sistem tumpang gilir didapat commit to user 13 adanya distribusi tenaga kerja yang merata sepanjang tahun Thahir, 1999: 19-22. Pola tanam merupakan bagian atau subsistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pada sistem budidaya tanaman di sawah tadah hujan dapata dilakukan pola tanam tunggal, misalnya jagung saja. Dapat pula ditanam beberapa macam tanaman seperti seperti jagung dan padi gogo dengan sistem tumpangsari. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Syarat yang penting dalam tumpangsari adalah persyaratan tumbuh antara kedua tanaman atau lebih terhadap lahan yang digunakan, hendaknya mendekatai kesamaan, walaupun seringkali pola tanam ini diterapkan pada lingkungan yang kurang stabil, misalnya hara, air dan sinar matahari AAK, 1993: 120. Penanaman tumpangsari sama umur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman yang seumur pada waktu dan tempat yang sama dengan barisan-barisan teratur. Usaha pertanian ini mempunyai susunan barisan untuk tiap barisan teratur, sehingga perlakuaan untuk tiap jenis tanaman seperti halnya penyiangan, pemupukan, penyemprotan hama dan aktivitas lainnya lebih teratur. Umur dari jenis tanaman yang ditanam dalam usaha ini sama atau hampir bersamaan, misalnya penanaman kacang tanah diantara barisan-barisan jagung, kacang kedelai diantara barisan jagung, padi diantara barisan jagung, kacang kedelai diantara barisan sorghum, kacang hijau diantara barisan sorghum, kubis diantara barisan tomat, bawang diantara barisan jagung dan kombinasi lainnya Thahir, 1992: 38 4. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani a. Biaya Usahatani Biaya menurut Prasetya 1996: 9-10 adalah nilai dari suatu masukan ekonomik yang diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk. Menurut sifatnya, biaya usahatani digolongkan menjadi : commit to user 14 1 Biaya tetap dan biaya variabel Biaya tetap yaitu biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi seperti pajak, penyusutan alat produksi, sewa tanah, dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dikehendaki seperti bibit, pakan ternak, biaya pembelian sarana produksi, dan sebagainya. 2 Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani untuk usahataninya seperti pupuk, pakan ternak, upah tenaga luar keluarga, dan lain-lain. Sedangkan biaya yang tidak dapat dibayarkan dapat berupa penggunaan tenaga kerja keluarga, bunga modal sendiri, dan penyusutan modal. 3 Biaya langsung dan biaya tidak langsung Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung digunakan dalam proses produksi seperti pembelian pupuk, obat-obatan, bibit, pajak, upah tenaga kerja luar, makanan ternak, dan makanan tenaga kerja luar. Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung digunakan dalam proses produksi seperti penyusutan modal tetap dan biaya makan tenaga kerja keluarga. Menurut Hadisapoetra 1973: 6-8, biaya yang dipergunakan dalam usahatani meliputi : 1 Biaya alat-alat luar adalah semua pengorbanan yang diberikan dalam usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor kecuali bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha dan upah tenaga kerja keluarga sendiri. 2 Biaya mengusahakan adalah biaya alat-alat dari luar ditambah dengan tenaga kerja keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. commit to user 15 3 Biaya menghasilkan adalah biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang dipergunakan di dalam usahatani. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya-biaya yang berupa uang tunai misalnya upah tenaga kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah, termasuk untuk upah ternak, biaya untuk membeli pupuk dan pestisida dan lain-lain. Sedangkan biaya-biaya panen, bagi hasi dan sumbangan dibayar dalam bentuk in-natura. Besar kecilnya bagian biaya produksi yang berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi pengembangan usahatani. Terbatasnya jumlah uang tunai yang dimiliki petani lebih-lebih masalah pengkreditan tidak ada, sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan pertanian Mubyarto, 1989: 71-72. b. Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani menurut Prasetya 1996: 13-14 dapat berujud 3 hal yaitu : 1 Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan keluarganya selama melakukan kegiatan usahanya seperti telur, sayuran, dan buah-buahan sering dikonsumsi keluarga petani karena dibutuhkan. 2 Nilai dari keseluruhan produksi usahatani yang dijual baik dari hasil pertanaman, ternak, ikan, maupun produk lainnya. 3 Kenaikan nilai inventaris; nilai benda-benda inventaris yang dimiliki petani akan berubah-ubah setiap tahunnya, karena ada perbedaan nilai pada awal tahun dengan nilai pada akhir tahun perhitungan. Apabila terdapat kenaikan nilai benda-benda inventaris yang dimiliki petani, maka selisih antara nilai akhir tahun dari benda inventaris dengan nilai awal tahun perhitungan merupakan penerimaan dari usahatani. Penerimaan yang disebut juga dengan pendapatan kotor menurut Hadisapoetra 1973: 5 merupakan keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usahatani selama satu commit to user 16 tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran, atau penaksiran kembali. Pendapatan kotor ini di dalamnya mencakup : 1 Jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan dengan mengingat akan adanya penerimaan pada permulaan dan akhir tahun. 2 Nilai dari pengeluaran-pengeluaran berupa bahan dari usahatani kepada rumah tangga dan keperluan-keperluan pribadi dari petani dan kepada usaha-usaha yang tidak termasuk usahatani. 3 Nilai dari bahan yang dibayarkan sebagai upah kepada tenaga kerja luar. 4 Nilai dari hasil bahan uang yang dihasilkan dalam usahatani yang dipergunakan lagi di dalam usahatani sendiri sebagai bangunan- bangunan tetap. 5 Tambahan nilai dari persediaan, modal ternak, dan tanaman. c. Pendapatan Usahatani Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan mempunyai fungsi untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melanjutkan kegiatan usaha petani. Sisa dari pendapatan usahatani akan merupakan tabungan dan juga sebagai sumber dana untuk memungkinkan petani mengusahakan kegiatan sektor lain. Besarnya pendapatan usahatani dapat digunakan untuk menilai keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya Prasetya, 1996: 13. Menurut Hadisapoetra 1973:9, pendapatan petani dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya alat-alat luar dan dengan modal dari luar. Sedangkan pendapatan bersih dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan adalah biaya alat- alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. commit to user 17 Menurut Hadisapoetra 1973, pendapatan dari suatu jenis usahatani merupakan salah satu penilaian keberhasilan kegiatan usahatani tersebut. Sekurang-kurangnya suatu usahatani dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1 Usahatani tersebut harus dapat menghasilkan cukup pendapatan yang dipergunakan untuk membayar semua alat-alat yang dipergunakan. 2 Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dipergunakan untuk membayar bunga modal yang dipakai dalam usahatani tersebut, baik modal sendiri maupun modal yang dipinjam dari pihak lain. 3 Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan untuk membayar upah tenaga kerja petani dan keluarganya yang dipergunakan di dalam usahatani secara layak. 4 Usahatani harus dapat membayar tenaga petani sebagai manajer yang harus mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan, bilamana, dimana, dan bagaimana. Hadisapoetra 1973:9 menyatakan bahwa untuk memperhitungkan nilai biaya dan pendapatan usahatani pada umumnya dibedakan menjadi 3 yaitu : 1 Memperhitungkan keadaan keuangan usahatani dan petani pada suatu waktu. 2 Memperhitungkan besarnya biaya dan pendapatan usahatani selama satu tahun. 3 Memperhitungkan hubungan antara biaya dan pendapatan usahatani pada akhir tahun 5. Efisiensi Usahatani Menurut Astuti 2006 efisiensi usahatani adalah nisbah penerimaan dengan biaya usahatani yang merupakan salah satu ukuran apakah usahatani tersebut apakah efisien atau tidak. Nilai RC yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut efisien. Efisiensi usahatani commit to user 18 perlu diperhatikan karena pendapatan usahatani yang tinggi tidak selalu mencerminkan efisiensi usahatani yang tinggi pula. Menurut Soekartawi 1995: 62, penghitungan efisiensi usahatani yang sering digunakan adalah Return Cost Ratio RC Ratio. RC Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya, dirumuskan : C R Ratio C R = Keterangan : R = Besarnya penerimaan usahatani C = Besarnya biaya usahatani yang dikeluarkan Semakin besar nilai RC Ratio maka semakin besar keuntungan yang diperoleh petani.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah