commit to user 33
3. Keadaan Iklim
Keadaan iklim suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah hari hujan, jumlah curah hujan, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah, ke-
tinggian tempat dari permukaan laut, dan suhu udara. Tipe iklim di Kabupaten Wonogiri diketahui dengan menggunakan
perhitungan berdasarkan metode Schmit Ferguson, yaitu dengan cara membagi iklim berdasarkan jumlah bulan kering BK dengan bulan basah
BB dari data curah hujan selama 10 tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009.
Berdasarkan hasil analisis data pada Lampiran 30 Kabupaten Wonogiri termasuk wilayah bertipe iklim D atau beriklim sedang dengan
nilai Q sebesar 85,9 persen. Tanaman jagung dapat tumbuh di berbagai tempat karena dapat dengan mudah menyesuaikan dengan lingkungannya
AAK, 1990, sehingga usahatani jagung tentunya juga dapat dikembangkan di daerah ini.
B. Keadaan Penduduk
1. Keadaan Penduduk menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut umur digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif. Menurut Badan
Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri golongan umur non produktif adalah golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama
dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif adalah golongan umur 15-64 tahun. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin digunakan
untuk mengetahui angka rasio jenis kelamin
Sex Ratio
SR. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kabupaten Wonogiri dapat
dilihat pada Tabel 7.
commit to user 34
Tabel 7. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009
No. Kelompok Umur
Tahun Laki-
laki orang Perempuan
orang Jumlah
orang 1.
2. 3.
0-14 15-64
≥ 65 121.003
437.743 61.639
113.328 425.648
75.519 234.331
863.391 137.158
Jumlah 620.385
614.495 1.234.880
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa di Kabupaten Wonogiri,
penduduk usia produktif memiliki jumlah tertinggi. Penduduk usia produktif di Kabupaten Wonogiri sebanyak 863.391 orang yang terdiri
dari 437.743 penduduk laki-laki dan 425.648 penduduk perempuan. Banyaknya
penduduk usia
produktif ini
mendukung untuk
dikembangkannya sektor pertanian, karena umumnya usia produktif mempunyai tenaga yang lebih baik daripada usia non produktif dalam
melakukan kegiatan usahatani. Pada penduduk usia produktif ini, masih dimungkinkan adanya keinginan untuk meningkatan ketrampilan dan
menambah pengetahuan dalam mengelola usahataninya serta penyerapan teknologi baru untuk memajukan usahataninya.
Komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan atau rasio ketergantungan Angka Beban
TanggunganABT, yaitu suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan usia non produktif dengan produktif. Adapun Angka Beban Tanggungan
di Kabupaten Wonogiri dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut : ABT =
100 x
th 64
15 Penduduk
atas ke
tahun 5
Penduduk6 th
14 -
Penduduk -
+
ABT
Kabupaten Wonogiri
=
100 x
863.391 158
. 137
234.331 +
= 43,03
»
43 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa Angka
Beban Tanggungan di Kabupaten Wonogiri sebesar 43 yang berarti setiap 100 orang penduduk umur produktif di Kabupaten Wonogiri harus
commit to user 35
menanggung 43 orang penduduk umur non produktif di Kabupaten tersebut.
Berdasarkan Tabel 7 dapat pula dilihat bahwa, di Kabupaten Wonogiri mempunyai jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang
hampir sama jumlahnya. Angka
Sex Ratio
di Kabupaten Wonogiri dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
SR =
100 x
Perempuan Penduduk
Jumlah laki
Laki Penduduk
Jumlah -
SR
Kabupaten Wonogiri
=
100 495
. 614
385 .
620 x
= 100,96
»
101 Angka
Sex Ratio
menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu.
Nilai
sex ratio
Kabupaten Wonogiri sebesar 101, artinya jika di kabupaten tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka terdapat
101 penduduk laki-laki. Sebagian besar penduduk memiliki matapencaharian sebagai petani.
Besarnya angka beban tanggungan tentunya akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap pendapatan petani, sehingga apabila produktivitas
jagung meningkat, namun peningkatan tersebut belum tentu dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani karena besarnya angka beban
tanggungan tersebut. 2.
Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemajuan
suatu masyarakat. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang ada di wilayah
tersebut. Penduduk yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih dalam berpikir dan lebih terbuka menerima informasi dan inovasi baru.
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Jatiroto dapat dilihat pada Tabel 8.
commit to user 36
Tabel 8. Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009
No. Pendidikan
Kabupaten Wonogiri Jumlah jiwa
1 TdkBlm Pernah
Sekolah 218.674
17,71 2
TdkBlm Tamat SD 185.202
14,99 3
Tamat SDMI 461.546
37,38 4
Tamat SLTP 187.309
15,17 5
Tamat SLTA 150.755
12,21 6
Tamat AkademiPT 31.394
2,54 JUMLAH
1.234.880 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Wonogiri, 2010 Berdasarkan data pada Tabel 8. jumlah penduduk di Kabupaten
Wonogiri paling banyak berpendidikan Sekolah Dasar yakni sebesar 461.546 atau 37,38 dan paling sedikit berpendidikan tamat Akademi
atau Perguruan tinggi, yaitu sebanyak 31.394 orang atau 2,54 . Rendahnya tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Wonogiri
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingginya biaya pendidikan, sehingga banyak penduduk yang tidak melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Dalam proses usahatani biasanya petani mempelajari cara bercocok tanam secara turun-temurun, maka perlu
adanya penyuluhan
kepada para
petani untuk
meningkatkan kemampuannya dalam berusahatani sehingga petani dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam usahataninya untuk mendapatkan hasil yang optimal. .
C. Keadaan Pertanian