BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuasi-eksperimen Quasi Experiment. Kuasi eksperimental juga termasuk dalam jenis penelitian eksperimen,
namun tidak dilakukan random terhadap unit-unit samplingnya. Salah satu bentuk kuasi eksperimental adalah rancangan “perlakuan” ulang disebut
juga dengan one group pre-test and post-test design, yaitu rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu kelompok subjek serta
melakukan pengukuran sebelum pre-test dan sesudah post-test pemberian perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Perbedaan kedua hasil
pengukuran tersebut dianggap sebagai perlakuan.
41
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan
bekerjasama dengan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik
Medan. Penelitian dimulai pada bulan September 2012 sampai November
2012. Penelitian dihentikan bila jumlah sampel minimal tercukupi atau bila waktu pengambilan sampel telah mencapai 3 bulan.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Subyek Penelitian
Kelompok kasus adalah pasien yang menjalani IKP elektif oleh dokter spesialis kardiologi di RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah memenuhi
kriteria inklusi, kelompok ini kemudian dilakukan konfirmasi dengan tes kadar aktivitas AT sebelum dan sesudah IKP.
3.3.1. Kriteria Inklusi :
• Pasien yang menjalani prosedur IKP elektif. • Pasien umur ≥ 40 tahun.
3.3.2. Kriteria Eksklusi :
• IKP primer • Pasien dengan riwayat trombosis sejak usia muda 40 tahun.
Pada pasien 40 tahun kemungkinan timbulnya hiperkoagulabilitas adalah karena gangguan pembekuan darah bawaan. Kalau pasien
40 tahun dimasukkan, maka kemungkinan pasien gangguan pembekuan darah bawaan gangguan AT defisiensi yang inherited
terukur.
3.4. Batasan Definisi Operasional
1. IKP Primer IKP primer didefinisikan sebagai tindakan intervensi pada culprit
vessel pembuluh darah yang terlibat serangan dalam 12 jam
Universitas Sumatera Utara
setelah onset nyeri dada, tanpa sebelumnya diberi trombolitik atau terapi lain untuk menghancurkan penyumbatan tersebut.
IKP primer merupakan pilihan pada pasien dengan kontra indikasi trombolisis, syok kardiogenik dan trombolisis yang gagal yakni
gagalnya resolusi segmen ST pada 60-90 menit setelah pemberian obat trombolitik dan keluhan nyeri dada menetap.
2. IKP Elektif Adalah IKP yang direncanakan. Pada pasien PJK stabil, tindakan
IKP dilakukan hanya pada pasien dengan adanya keluhan dan tanda-tanda iskemik akibat penyempitan pembuluh darah koroner.
Pada NSTEMI dan angina pektoris tak stabil APTS unstable angina pectoris UAP, tindakan IKP bertujuan mengurangi kejadian
morbiditas dan mortalitas koroner di belakang hari. 3. Sindroma Koroner Akut
SKA merupakan istilah terhadap sekumpulan penyakit arteri koroner yang bersifat trombotik. SKA mencakup APTS, NSTEMI
dan STEMI. 4. Angina Pektoris Tak Stabil
Iskemik miokard akut yang ditandai dengan serangan nyeri dada yang lebih sering, lebih lama dan lebih intens dibandingkan APS,
dengan perubahan gelombang EKG ST depresi atau T inverted tanpa elevasi segman ST serta terdapat peningkatan enzim
jantung.
Universitas Sumatera Utara
5. NSTEMI Infark miokard akut yang ditandai nyeri dada khas 20 menit,
peningkatan enzim jantung 2 kali nilai normal dan gambaran ST depresi pada gelombang EKG.
6. STEMI Infark miokard akut yang ditandai dengan nyeri dada khas 20
menit, peningkatan enzim jantung 2 kali nilai normal, dengan gambaran ST elevasi pada gelombang EKG.
3.5. Perkiraan Besar Sampel