Antikoagulan selama IKP dibutuhkan untuk meminimalisasi resiko dari komplikasi trombosis setelah tindakan IKP. Antikoagulan yang secara
umum dikenal adalah Unfractionated heparin UFH. UFH adalah indirect antithrombotic activity, mempunyai fungsi sebagai kofaktor untuk AT,
meningkatkan aktivitas molekul 1000 kali lipat. Pemeriksaan AT dengan darah vena dimulai sebelum dan sesudah tindakan IKP. Pemeriksaan
dilakukan dengan metode chromogenic menggunakan anti-Xa.
20,23,24,30,31,32,33,34,35
2.2.1. Stent Bersalut Obat Drugs Eluting Stent-DES
7
Stent bersalut obat drugs eluting stent merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam perkembangan kardiologi intervensi, karena
DES dapat mengurangi angka restenosis. Tetapi DES ini lebih mahal daripada stent biasa sehingga penggunaannya di negara berkembang
masih terbatas. Saat ini harga DES empat kali lebih mahal dari stent biasa.
Beragam cara pelepasan obat dari berbagai bahan platform stent dengan atau tanpa polimer yang dikandungnya giat dipelajari saat ini.
Berbagai penelitian untuk menilai efek anti proliferasi dan anti inflamasi dari sirolismus, paclitaxel tacrolimus, everolimus, ABT-578, biolismus, dan
obat-obat lain seperti dexamethasone, 17-betaestradiol, batimastat, actinomycin D. methotrexat, angiopeptin, tyrosinkinase inhibitors,
vincristin, mitomycin, cyclosporin. Hasil-hasil dari penelitian menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
obat-obat anti proliferasi di atas tidaklah sama menunjukkan efek dalam mencegah restenosis.
2.2.2. Indikasi DES
7
Keadaan-keadaan di mana dijumpai peningkatan risiko terjadinya restenosis sehingga dibutuhkan penggunaan DES, yakni:
- small vessel pembuluh darah kecil - chronic total occlusions oklusi total kronik
- bifurcational percabangan - ostial lesion lesi pangkal
- by pass stenosis penyumbatan pembuluh by pass - insulin dependent diabetes melitus DM tipe 1
- multivessel disease pembuluh darah banyak terlibat - unprotected left main stenosis oklusi cabang utama kiri
- instent restenosis oklusi pada tempat stent
2.2.3. Perbandingan IKP dan CABG
36
Data yang dikumpulkan selama arteriografi koroner membantu dokter menentukan apakah pasien sebaiknya dipertimbangkan untuk IKP
atau CABG untuk meningkatkan aliran darah arteri. IKP dapat memberikan hasil yang optimal pada pasien yang dipilih
dengan hati-hati. Dengan panduan X-ray, sebuah kawat dimasukkan dari paha ke arteri koroner. Kateter kecil dengan balon diujungnya dimasukan
Universitas Sumatera Utara
menyusuri kawat untuk mencapai segmen yang menyempit. Balon kemudian dikembangkan untuk menekan arteri agar terbuka dan sebuah
stent penahan besi kemudian disisipkan. Bedah CABG dilakukan untuk mengurangi angina pada pasien
yang telah gagal dengan terapi obat-obatan dan bukan kandidat yang baik untuk IKP. Bedah CABG ideal untuk pasien-pasien dengan penyempitan
multipel pada cabang arteri koroner yang berbeda seperti sering terlihat pada pasien dengan diabetes. Bedah CABG telah memperlihatkan
peningkatan harapan hidup jangka panjang pada pasien-pasien dengan penyempitan signifikan arteri koroner utama kiri dan pada pasien-pasien
dengan penyempitan signifikan arteri multipel khususnya pada pasien- pasien dengan penurunan fungsi pompa otot jantung.
Studi yang sedang berlangsung membandingkan hasil terapi IKP versus bypass CABG pada pasien yang merupakan calon prosedur
keduanya. Kedua prosedur sangat efektif mengurangi gejala angina, mencegah serangan jantung dan mengurangi kematian. Banyak penelitian
memperlihatkan manfaat yang sama atau sedikit menguntungkan CABG terutama pada diabetes berat meskipun data penelitian terbaru
mengevaluasi dua prosedur menggunakan teknik terbaru sebagai contoh stent terbaru dan CABG tanpa pompa masih sedang dikumpulkan.
Pilihan terbaik untuk pasien individu dibuat oleh kardiolog, ahli bedah dan dokter layanan primer.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Obat Antitrombotik : Unfractionated Heparin UFH