Landasan Teori Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

Menurut Budiman 2012 terdapat perbedaan ciri-ciri antara kopi jenis arabika dan robsuta. Berikut ciri-ciri Kopi Arabika: a. Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah sejuk dan dingin b. Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta c. Memiliki bodi atau rasa kental saat diserap di mulut d. Rasa kopi arabika lebih mild atau halus e. Kopi arabika juga terkenal pahit Ciri-ciri Kopi Robusta: a. Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat b. Bau yang dihasilkan khas dan manis c. Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan d. Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika Dalam penentuan harga maka kelas mutu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi harga. Semakin sedikit jumlah biji kopi yang cacat maka harganya pun semakin tinggi dan sebaliknya, semakin banyak cacat kopi maka harganya semakin rendah Saragih, 2007.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Faktor Produksi

Yang termasuk faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Diberbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah sarana produksi, input, production factor, dan korbanan produksi. Faktor produksi sangat Universitas Sumatera Utara menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk dan pestisida adalah faktor produksi yang terpenting Soekartawi, 1994. Menurut Mubyarto 1995 fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi output. Dalam sektor pertanian terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi output yaitu sebagai berikut: 1. Pengaruh luas lahan terhadap produksi pertanian Lahan sebagai salah satu faktor yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. 2. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi pertanian Tenaga kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja dari dalam keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan uang. 3. Pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi pertanian Pemberian dosis pupuk yang tepat akan menghasilkan produk berkualitas. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk Universitas Sumatera Utara organik berasal dari penguraian bagian-bagian atau sisa tanaman binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, atau pupuk kompos. Sementara itu pupuk anorganik adalah pupuk yang sudah mengalami proses di pabrik misalnya urea, TSP, dan KCL. 4. Pengaruh obat-obatan terhadap produksi pertanian Obat-obatan dapat menguntungkan usahatani namun di sisi lain pestisida dapat merugikan petani. Penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mencegah serangan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan turunnya produksi dan kualitas buah. 5. Pengaruh bibit terhadap produksi pertanian Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, sehingga semakin unggul bibit maka semakin baik produksi yang akan dicapai. 2.2.2 Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan da mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin Suratiyah, 2006. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk Universitas Sumatera Utara tujuan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input Soekartawi, 1995.

2.2.3 Pendapatan

Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Petani dalam memperoleh pendapatan bersih harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Jenis hasil yang pasarnya baik dan mengupayakan biaya produksi yang rendah dengan mengatur biaya produksi, menggunakan teknologi yang baik, mengupayakan harga input yang rendah, dan mengatur skala produksi yang efisien Simanjuntak, 2004. Menurut Suratiyah 2006 untuk menghitung biaya dan pendapatan dalam usahatani dapat digunakan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan nominal nominal approach, pendekatan nilai yang akan datang future value approach, dan pendekatan nilai sekarang present value approach. 1 Pendekatan nominal Dalam penelitian ini, pendekatan yang dipakai adalah pendekatan nominal. Pendekatan nominal tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu time value of money tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam satu periode proses produksi. Formula menghitung pendapatan nominal adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Penerimaan – Biaya Total : Pendapatan Penerimaan : Py.Y Py : Harga produksi Rpkg Y : Jumlah produksi kg Biaya Total : Biaya Tetap + Biaya Variabel TC : FC + VC 2 Pendekatan future value Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses produksi dibawa ke nanti pada saat panen atau saat akhir proses produksi. 3 Pendekatan present value Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dan penerimaan dalam proses produksi dibawa ke saat awal atau sekarang saat dimulainya proses produksi.

2.2.4 Kelayakan Finansial

Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang pengusaha sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor gross sales dengan jumlah biaya-biaya total cost yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finansial sering juga disebut “private returns”. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal. Aspek finansial mencakup pembiayaan proyek pembangunan yang akan atau yang Universitas Sumatera Utara sedang dilaksanakan dan relevansinya dengan manfaat yang akan diperoleh Soekartawi, 1995. Fokus dari suatu analisis adalah menentukan apakah dan sampai berapa jumlah proyek tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar jikadibanding dengan biaya dan investasi kepada pemilik owner proyek tersebut. Discounting rate tingkat diskonto merupakan suatu teknik perhitungan untuk dapat menurunkan manfaat benefit yang diperoleh investor di masa sekarang ataupun nilai biaya dan investasi pada masa yang akan datang. Dalam rangka mengevaluasi proyek tersebut apakah ditolak atau disetujui. Semua pengorbanan rupiah untuk suatu proyek merupakan biaya pada saat sekarang dan diharapkan mendapatkan manfaat untuk masa yang akan datang Musa, 2012. Analisis finansial didasarkan pada keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan data harga yang sebenarnya ditemukan di lapangan real price. Dengan mengetahui hasil analisis finansial, para pembuat keputusan dapat melihat apa yang terjadi pada proyek dalam keadaan apa adanya. Dengan mengetahui hasil analisis finansial, para pembuat keputusan juga dapat segera melakukan penyesuaian adjustment, bilamana proyek tersebut berjalan menyimpang dari rencana semula dan tanpa halangan maka dapat dilihat seberapa besar manfaat proyek. Dalam analisis finansial, nilai suatu uang sebagai alat pembayaran adalah berbeda pada waktu yang berlainan, maka dalam penilaian suatu proyek sering dipakai cara-cara yang menggunakan prosedur diskonto mengingat bahwa satu rupiah yang dibayar diterima hari ini akan lebih tinggi nilainya daripada satu rupiah yang dibayar atau diterima di masa mendatang Soekartawi, 1995. Universitas Sumatera Utara Menurut Soekartawi 2002, umumnya terdapat beberapa kriteria dalam menentukan kelayakan suatu usaha yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, antara lain: Net Present Value NPV NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang Present Value dari selisih antara benefit manfaat dengan cost biaya pada discount rate tertentu. NPV menunjukkan kelebihan benefit manfaat dibandingkan dengan cost biaya. Apabila evaluasi suatu proyek telah dinyatakan “Go” maka nilai NPV ≥ 0. Bila NPV = 0,berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of capital, dan apabila NPV 0, maka proyek tersebut “No go” atau ditolak. Artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek. Internal Rate of Return IRR IRR ialah alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil. Pada dasarnyaIRR memperlihatkan bahwa present value PV benefit akan sama dengan present value PV cost. Dengan kata lain, IRR tersebut menunjukkan NPV = 0. Dengan mencoba beberapa nilai dari DF discount factor untuk mendapatkan nilai penjumlahan PV sama dengan nol. BenefitCost Ratio BC Ratio menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat. Cara ini banyak dipakai karena dengan menghitung BC Ratio maka akan diketahui secara cepat berapa besarnya manfaat proyek yang dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Berdasarkan Pusat Informasi Pasar Uang PIPU Bank Indonesia 2016 diketahui bahwa rata-rata suku bunga deposito dari keseluruhan bank pemerintah adalah sebesar 7,5.

2.2.5 Analisis Sensitivitas

Menurut Gitingger dan Hans 1993, analisis sensitivitas adalah menganalisis kembali suatu proyek untuk melihat apa yang akan terjadi pada proyek tersebut bila ada sesuatu yang tidak sejalan dengan rencana. Hal ini dibutuhkan dalam analisis proyek, biasanya didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang, proyek dapat berubah-ubah sebagai akibat empat permasalahan utama yaitu: a. Perubahan harga jual produk b. Keterlambatan pelaksanaan proyek c. Kenaikan biaya d. Perubahan volume produksi

2.3 Penelitian Terdahulu