Definisi dan Batasan Operasional .1 Definisi Deskripsi Wilayah .1 Kabupaten Simalungun

Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah variabel-variabel penting dalam beberapa kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel- variebel tersebut berdampak pada hasil kelayakan NPV, IRR, dan Net BC. Dalam penelitian ini, perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan usahatani Kopi Arabika umumnya dikarenakan oleh perubahan total biaya produksi. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat apakah yang terjadi pada usahatani Kopi Arabika jika terjadi kenaikan biaya produksi secara keseluruhan. Apakah usahatani Kopi Arabika masih tetap dikatakan layak secara finansial atau tidak bila dalam kondisi tersebut. 3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi 1. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman kopi jenis arabika. 2. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan petani dalam melaksanakan proses produksi dalam rupiah per tahun. 3. Penerimaan usahatani adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual dalam rupiah per tahun. 4. Pendapatan adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi 5. NPV adalah kriteria investasi yang banyak digunakan untuk mengukur apakah proyek feasible atau tidak. NPV merupakan kelebihan benefit dibandingkan dengan biaya. 6. IRR adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Universitas Sumatera Utara 7. Net BC adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Umur tanaman Kopi Arabika yang diambil menjadi sampel mulai dari 1 – 10 tahun. 2. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. 3. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 Deskripsi Wilayah 4.1.1 Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, wilayah Kabupaten Simalungun diapit oleh 8 kabupaten yaitu Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Tobasa, Samosir, Asahan, Batu Bara, dan Kota Pematangsiantar. Letak astronomisnya antara 02 o 36’-03 o 18’ Lintang Utara dan 98 o 32’-99 o 35’ Bujur Timur dengan luas 4.386,60 km 2 . Kabupaten Simalungun berada pada ketinggian 0-1.400 meter di atas permukaan laut dimana 75 lahannya berada pada kemiringan 0-15 sehingga Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terluas ke-3 setelah Kabupaten Madina dan Kabupaten Langkat di Sumatera Utara. Suhu udara rata-rata di Simalungun saat ini adalah 25,3 o C dengan suhu terendah 20,5 o C dan suhu tertinggi 32,2 o C. Penyinaran matahari rata-rata 5,2 jam per hari dan rata-rata penguapan 3,01 milimeter per hari serta kelembaban udara 84. Jumlah penduduk Simalungun saat ini adalah sebesar 844.033 jiwa yang terdiri dari 423.442 perempuan dan 420.591 laki-laki. Pada umumnya penduduk Simalungun bekerja di sektor pertanian yakni sebesar 53,97. Angkatan kerja di Simalungun 59,17 berpendidikan tertinggi sampai dengan tingkat SMP, sedangkan berpendidikan SMASMK 35,90 dan selebihnya 4,93 berpendidikan diploma sampai dengan sarjana. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Kecamatan Dolok Pardamean

Kecamatan Dolok Pardamean merupakan salah satu dari 31 kecamatan yang berada di Kabupaten Simalungun. Jarak kantor kecamatan ke kantor Bupati Simalungun adalah sejauh 35 km. Secara geografis batas-batas wilayah Kecamatan Dolok Pardamean adalah sebagai berikut. Sebelah Utara : Kecamatan Raya Sebelah Selatan : Kecamatan Sidamanik Sebelah Barat : Kecamatan Purba Sebelah Timur : Kecamatan Panei Luas wilayah Kecamatan Dolok Pardamean adalah 103,04 Ha dengan letak 1.100 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Kecamatan Dolok Pardamean terdiri atas 16 nagori yaitu Tigaras, Parik Sabungan, Sibuntuon, Dolok Saribu, Sinaman Labah, Bangun Pane, Buttu Bayu Panei Rj, Togu Domu Nauli, Parjalangan, Silabah Jaya, Sirube Rube, Nagori Bayu, Sihemun Baru, Tanjung Saribu, Partuahan, dan Pamatang Sinaman. Nagori terluas adalah Bangun Pane sebesar 12 km 2 dengan rasio terhadap luas kecamatan sebesar 11,65 selanjutnya Parik Sabungan sebesar 11,36 km 2 dengan rasio terhadap luas kecamatan sebesar 11,02. Sedangkan nagori dengan luas terkecil adalah Sihemun Baru sebesar 0,90 km 2 dengan rasio terhadap luas kecamatan sebesar 0,87. Untuk jumlah dusun, Kecamatan Dolok Pardamean terdiri dari 5 dusun Tigaras, 8 dusun Parik Sabungan, 6 dusun Sibuntuon, 5 dusun Dolok Saribu, 3 dusun Sinaman Labah, 5 dusun Bangun Pane, 5 dusun Buttu Bayu Panei Rj, 5 dusun Universitas Sumatera Utara Togu Domu Nauli, 4 dusun Parjalangan, 4 dusun Silabah Jaya, 4 dusun Sirube Rube, 4 dusun Nagori Bayu, 4 dusun Sihemun Baru, 3 dusun Tanjung Saribu, 4 dusun Partuahan, dan 4 dusun Pamatang Sinaman. Penggunaan lahan di Kecamatan Dolok Pardamean dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut NagoriKelurahan dan Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Dolok Pardamean Tahun 2014 No NagoriKelurahan Lahan Sawah Lahan Pertanian Non Sawah Lahan Non Pertanian Jumlah 1 Tigaras 0,02 10,09 0,05 10,16 2 Parik Sabungan 0,00 11,21 0,15 11,36 3 Sibuntuon - 5,21 0,30 5,51 4 Dolok Saribu - 4,71 2,35 7,06 5 Sinaman Labah - 3,60 1,40 5,00 6 Bangun Pane - 7,00 5,00 12,00 7 Buttu Bayu Panei Rj - 7,60 2,00 9,60 8 Togu Domu Nauli - 5,07 3,22 8,29 9 Parjalangan - 3,01 0,03 3,04 10 Silabah Jaya - 1,44 0,20 1,64 11 Sirube Rube - 5,18 1,50 6,68 12 Nagori Bayu - 1,37 0,27 1,64 13 Sihemun Baru - 0,75 0,15 0,90 14 Tanjung Saribu - 5,76 0,10 5,86 15 Partuahan - 6,05 0,20 6,25 16 Pamatang Sinaman - 8,00 0,05 8,05 Jumlah 0,02 86,05 16,79 103,04 Sumber: Dolok Pardamean Dalam Angka 2015 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di dominasi sebagai lahan pertanian non sawah dengan rasio terhadap luas kecamatan sebesar 83,51. Selanjutnya penggunaan lahan non pertanian dengan rasio terhadap luas kecamatan sebesar 16,29 dan yang terkecil jenis penggunaan lahan sawah sebesar 0,019. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Luas Tanaman dan Produksi Menurut Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Dolok Pardamean Tahun 2014 No Jenis Tanaman Luas Areal Ha Produksi Ton TBM TM TTM Jumlah 1 Karet - - - - - 2 Kelapa Sawit - - - - - 3 Kopi Robusta - 132,57 17,03 149,60 127,50 4 Kopi Arabika 59,56 800,41 31,00 890,97 1282,71 5 Coklat 0,45 3,63 - 4,08 2,99 6 Cengkeh 4,25 77,10 - 81,35 8,65 7 Kulit Manis - 23,00 9,00 32,00 5,94 8 Kemiri - 14,00 10,00 24,00 25,34 9 Lada - 6,00 - 6,00 6,30 10 Aren - 12,00 3,00 15,00 11,48 11 Pinang - 20,30 - 20,30 12,76 12 Vanili - - - - - 13 Kapulaga - - - - - 14 Tembakau - 60,00 - 60,00 58,04 Sumber: Dolok Pardamean Dalam Angka 2015 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan pertanian non sawah salah satunya adalah usahatani tanaman perkebunan. Komiditi dengan luas areal tanam dan jumlah produksi terbesar adalah Kopi Arabika. Hal ini menunjukkan kecocokan syarat tumbuh dan daya tarik Kopi Arabika dominan di Kecamatan Dolok Pardamean. Meskipun sesama jenis tanaman kopi namun hal ini tidak berlaku pada Kopi Robusta. Dapat dilihat dari tidak adanya jumlah tanaman belum menghasilkan Kopi Robusta yang berarti tidak adanya kegiatan replanting atau penanaman kembali. Bahkan produktivitas Kopi Arabika mencapai 1,43 tonHa dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Padi Palawija Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Dolok Pardamean Tahun 2014 No Jenis Tanaman Luas Wilayah Ha Produksi Ton Rata-rata Produksi KwHa 1 Padi Sawah - - - 2 Padi Ladang 1551 5253 33,87 3 Jagung 2573 16502 64,14 4 Ubi Kayu 157 4241 270,10 5 Ubi Jalar 43 602 139,91 6 Kacang Tanah 141 141 10,00 7 Kacang Hijau - - - Sumber: Dolok Pardamean Dalam Angka 2015 Penggunaan lahan pertanian non sawah tidak hanya untuk tanaman perkebunan namun juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura, padi ladang dan usahatani lainnya. Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jenis tanaman yang paling banyak ditanami adalah jagung dengan luas tanam 2573 Ha dengan produktivitas sebesar 6,41 tonHa. Tabel 4.4 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut NagoriKelurahan di Kecamatan Dolok Pardamean Tahun 2014 No NagoriKelurahan Luas Km 2 Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk Jiwa 1 Tigaras 10,16 658 665 1323 2 Parik Sabungan 11,36 1316 1169 2485 3 Sibuntuon 5,51 526 531 1057 4 Dolok Saribu 7,06 452 446 898 5 Sinaman Labah 5,00 159 143 302 6 Bangun Pane 12,00 871 846 1717 7 Buttu Bayu Panei Rj 9,60 662 679 1341 8 Togu Domu Nauli 8,29 342 329 671 9 Parjalangan 3,04 298 287 585 10 Silabah Jaya 1,64 793 834 1627 11 Sirube Rube 6,68 684 663 1347 12 Nagori Bayu 1,64 411 367 778 13 Sihemun Baru 0,90 295 358 653 14 Tanjung Saribu 5,86 363 331 694 15 Partuahan 6,25 154 136 290 16 Pamatang Sinaman 8,05 187 202 389 Jumlah 103,04 8171 7986 16157 Sumber: Dolok Pardamean Dalam Angka 2015 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Dolok Pardamean sebanyak 16.157 jiwa yang terdiri atas 8.171 laki-laki dan 7.986 perempuan dengan kepadatan penduduk 156,80 orangkm 2 . Tabel 4.5 Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Dolok Pardamean Tahun 2014 No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit 1 SD Swasta 1 2 SD Negeri 22 3 SLTP Swasta 1 4 SLTP Negeri 2 5 SLTA Negeri 1 6 MasjidMusholla 2 7 Gereja 64 8 Surau 3 9 Poskesdes 10 10 Posyandu 29 11 Klinik 1 12 Lembaga Keuangan Bukan Bank 3 13 Kantor Pos 1 Sumber: Dolok Pardamean Dalam Angka 2015 Sarana dan prasarana dapat dikatakan baik apabila dilihat dari segi ketersediaan dan pemanfaatannya sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat sehingga dapat mempermudah masyarakat tersebut dalam memenuhi segala kebutuhannya. Dari Tabel 4.5 dapat dikatakan bahwa keadaan sarana dan prasarana di Kecamatan Dolok Pardamean sudah cukup baik. Jumlah sekolah, tempat beribadah, dan lembaga kesehatan tersedia meskipun jumlahnya belum terlalu banyak. Selain itu juga terdapat lima objek wisata alam yakni Batu Hoda, Garoga, Pantai Paris, Pantai Ardana dan Bukit Indah Simarjarunjung. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Panjang Jalan di Kecamatan Dolok Pardamean Tahun 2011-2013 Panjang Jalan Km 2011 2012 2013 Kondisi Jalan Baik 10,89 13,59 14,33 Buruk 44,70 28,70 28,98 Sangat Buruk 11,35 10,20 3,48 Jenis Jalan Beraspal 66,60 67,80 67,80 Lapen 17,60 19,16 19,90 Kerikil 12,40 9,76 9,02 Tanah 0,49 0,49 0,49 Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Dolok Pardamean 2014 Sarana dan prasarana akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Namun panjangnya jalan merupakan pendukung penting sehingga harus di dukung dengan kondisi jalan yang baik agar Kecamatan Dolok Pardamean semakin mudah dijangkau dan laju perkembangan semakin cepat pula. Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kondisi jalan saat ini cenderung buruk namun selalu mengalami peningkatan menjadi lebih baik setiap tahunnya. Hal ini juga dibuktikan dari panjangnya jenis jalan beraspal sebesar 67,8 km yang sangat berpengaruh pada akses ke dalam maupun ke luar Kecamatan Dolok Pardamean.

4.2 Karakteristik Responden