membahas hubungan antara pemberi kerja prinsipal dengan penerima mandatkerja agen. Prinsipal memberi fasilitas dan dana untuk menjalankan
operasi perusahaan, sedangkan manajemen berkewajiban mengelola dana dan fasilitas tersebut. Prinsipal memperoleh hasil berupa pembagian laba, sedangkan
manajemen memperoleh gaji, bonus, dan kompensasi lainnya Astuti, 1999. Selain itu, sebagai pertanggungjawaban agen terhadap prinsipal, agen wajib
memberikan laporan hasil kinerja dan pengelolaan sumber daya perusahaan kepada prinsipal.
2. Latar Belakang dan Faktor Pendorong Tanggung Jawab Lingkungan Hidup
Dekade 1960-an dipandang sebagai kebangkitan aktivis lingkungan hidup. Pada masa ini, orang-orang menjadi lebih peduli kepada kelestarian lingkungan
hidup. Dampak industri terhadap kualitas udara, air, dan tanah menjadi sorotan masyarakat. Peraturan Pemerintah untuk melindungi sumber daya dan mengawasi
pelepasan limbah berbahaya. Berbagai standar ditetapkan untuk mengawasi operasi dan usaha. Dunia usaha diminta untuk mengendalikan emisi karbon dan
merencanakan, mengembangkan
serta mengimplementasikan
rencana pengurangan polusi Freedman, 1989.
Untuk konsep akuntansi lingkungan sendiri, sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-lembaga
bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan
lingkungan bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja Djogo, 2006.
Banyak perusahaan industri dan jasa berskala besar di dunia yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya environmental costs dan manfaat atau efek economic
benefit. Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan efek perlindungan
lingkungan environmental protection Djogo, 2006. Berry dan Rondinelly 1998, mengungkapkan ada beberapa kekuatan
yang mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan manajemen lingkungan. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Regulatory demand
Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan muncul sejak 30 tahun terakhir ini, setelah masyarakat meningkatkan tekanannya
kepada pemerintah untuk menetapkan peraturan pemerintah sebagai dampak meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan
menjadi dasar untuk skor lingkungan, seperti program-program kesehatan dan keamanan lingkungan. Perusahaan merasa penting untuk bisa
mendapatkan penghargaan di bidang lingkungan, dengan berusaha menerapkan prinsip-prinsip TQM secara efektif, misalnya dengan
penggunaan teknologi pengontrol polusi melalui penggunaan clean technology.
2. Cost Factors