Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 81

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peremajaan Tanaman adalah penggantian tanaman perkebunan, karena sudah rusak tidak menghasilkan dengan tanaman perkebunan yang sama dan dapat dilakukan secara selektif maupun menyeluruh. Tanaman Rusak TR Tanaman Tidak Menghasilkan TTM adalah tanaman yang sudah tua, rusak dan tidak memberikan hasil yang memadai lagi, walaupun ada hasilnya tetapi secara ekonomi sudah tidak produktif lagi produksi kurang dari 15 dari produksi normal. Sampai saat ini beberapa perusahaan perkebunan di Indonesia melakukan peremajaan perkebunan dengan melakukan penyeleksian data – data setiap kebun. Di PTPN 3, ada beberapa faktor yang menentukan bahwa tanaman tersebut harus diremajakan. Faktor – faktor yang menjadi acuan penting yaitu : Tren produksi 3 tahun terakhir, umur tanaman, dan jumlah pohon per hektar. Pengelompokan tanaman dibagi berdasarkan tahun tanam suatu kebun. Maka setiap kebun berbeda arealnya walau di tanam dengan tahun yang sama. Ini akan memudahkan perbandingan jika penurunan produksi tanaman disuatu kebun berbeda jauh dengan produksi tanaman dikebun lainnya dengan catatan tahun tanam sama, maka produksi yang menurun drastis tersebut akan dilakukan peremajaan tanaman. Setiap areal tanaman cepat atau lambat akan melakukan proses peremajaan. Untuk itu perusahaan setiap tahunnya mendata dan menghitung jumlah produksi tanaman dan memprediksi daerah mana saja yang akan diremajakan. Agar mempermudah perusahaan untuk membuat rancangan perancanaan peremajaan Universitas Sumatera Utara tanaman, diperlukan pengurutan tingkat prioritas kelompok tanaman yang akan diremajakan. Jika mengetahui urutan kelompok tanaman mana yang akan diprioritaskan dengan waktu secepat mungkin, maka lebih mudah suatu perusahaan melakukan persiapan anggaran dana untuk mewujudkan peremajaan kelompok – kelompok tanaman tersebut. Dalam konteks perkebunan komersial, yang menjadi tujuan perusahaan yaitu keuntungan yang optimal. Keuntungan optimal perusahaan perkebunan sangat ditentukan oleh sumber pendapatan perusahaan. Secara pasti, hal itu merupakan fungsi produksi dari tanaman yang ditanam dikebun. Atas pertimbangan hal tersebut, salah satu tindakan manajemen yang perlu dilakukan ialah peremajaan tanaman. Salah satu alasan tidak mampu melakukan peremajaan dikarenakan kurang tepat dalam memprediksi anggaran dana. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang lebih cepat dan tepat memprediksi areal mana saja yang didahulukan untuk diremajakan. Salah satu metode yang tepat adalah Analytical Hierarkhi Process AHP karena metode ini salah satu metode yang dapat melakukan penilaian criteria majemuk dan detail dengan suatu kerangka berfikir yang komprehensif pertimbangan proses hirarki yang kemudian dilakukan perhitungan bobot untuk masing-masing criteria dalam menentukan proiritas pengajuan sertifikasi sesuai dengan kuota.

1.2. Rumusan Masalah