Analisis Sistem KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian terakhir mencakup penghitungan metode AHP yang juga menggunakan data sawit dan data kebun. Kalkulasi metode AHP ditunjukkan pada gambar 3.6. : Administrator 1 Kalkulasi Meode AHP 2 Menampilkan Hasil Kalkulasi Data Sawit Nilai Bobot Hasil Kalkulasi Hasil Kalkulasi Data Sawit Data Kebun Data Kebun Gambar 3.6. DFD Level 1 Kalkulasi AHP

3.4. Analisis Sistem

Analisis diperlukan sebagai dasar perancangan sistem. Pada penelitian ini, terdapat enam tahap yang merupakan prosedur menggunakan metode AHP. Berikut adalah hierarki yang ditunjukkan pada gambar 3.7. : Peremajaan Tanaman Sawit Tahun Tanam Pohon per Ha Produksi Areal Tanaman 1 Areal Tanaman 2 Areal Tanaman 3 Areal Tanaman n Gambar 3.7. Pohon Hierarki Universitas Sumatera Utara Tahapan Pertama adalah mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini yaitu peremajaan tanaman kelapa sawit yang menghasilkan berdasarkan tahun tanam. Tahap Kedua yaitu menentukan nilai bobot dari parameter – parameter dari data perkebunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Angkanya ditentukan berdasarkan seberapa penting parameter tersebut dalam peremajaan tanaman. Buat matriks berpasangan dan berikan tingkat kepentingannya. Tidak perlu seluruh angka diisi. Cukup diagonal ke atas saja. Lihat tabel 3.5. : Tabel 3.5. Skala Penilaian Berpasangan Tahun Tanam Umur Pohon per Ha Produksi Tahun Tanam Umur 1 3 7 Pohon per Ha 1 5 Produksi 1 Angka 1 pada diagonal matriks di atas merupakan perbandingan kriteria yang sama. Angka 3 pada Kriteria Pohon per Ha menyatakan bahwa Kriteria lebih penting sedikit daripada Kriteria Tahun Tanam Umur demikian seterusnya. Untuk mengisi angka pada kotak yang kosong dilakukan dengan cara dibagi yaitu mengisi elemen Kriteria Tahun Tanam Umur vs Kriteria Pohon per Ha. Maka cukup mengambil nilai Kriteria Tahun Tanam Umur vs Kriteria Tahun Tanam Umur yaitu 1, kemudian dibagi dengan nilai Pohon per Ha vs Tahun Tanam Umur yaitu 3 menghasilkan 0.333 lihat tabel 3.6. : Tabel 3.6. Penilaian Berpasangan Lengkap Tahun Tanam Umur Pohon per Ha Produksi Tahun Tanam umur 1 3 7 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6. Penilaian Berpasangan Lengkap Lanjutan Tahun Tanam Umur Pohon per Ha Produksi Pohon per Ha 0,3333333 1 5 Produksi 0,143 0,2 1 Tahap Ketiga yaitu lakukan normalisasi. Caranya dengan membagi setiap kriteria dengan jumlah masing-masing kolom. Tabel 3.7. Jumlah Kolom Tahun Tanam Umur Pohon per Ha Produksi Tahun Tanam Umur 1 3 7 Pohon per Ha 0,333 1 5 Produksi 0,143 0,2 1 Jumlah 1,476 4,2 13 Tabel 3.8. Normalisasi Tahun Tanam Umur Pohon per Ha Produksi Tahun Tanam Umur 0,677 0,714 0,538 Pohon per Ha 0,226 0,238 0,385 Produksi 0,097 0,048 0,077 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 3.7. dilakukan penjumlahan kolom. Contohnya pada kolom Kirteria Tahun Tanam Umur 1 + 0,333 + 0,143 = 1,476. angka normal seperti di tabel 3.8. didapat dari kriteria dibagi jumlah. Contohnya 1 1,476 = 0.677 Mulai Inv_krieria1 =1kriteria1 Inv_krieria2 =1kriteria2 Inv_krieria3 =1kriteria3 Jumlahkolom1 = 1 + inv_kriteria1 + inv_kriteria2 Jumlahkolom2 = kriteria1 + 1 + inv_kriteria3 Jumlahkolom3 = kriteria2 + kriteria3 +1 Normalisasi_kriteria1_1 = 1 jumlahkolom1 Normalisasi_kriteria1_2 = inv_kriteria1 jumlahkolom1 Normalisasi_kriteria1_3 = inv_kriteria2 jumlahkolom1 Selesai Kriteria1, Kriteria2, Kriteria3 Normalisasi_kriteria2_1 = kriteria1 jumlahkolom2 Normalisasi_kriteria2_2 = 1 jumlahkolom2 Normalisasi_kriteria2_3 = inv_kriteria3 jumlahkolom2 Normalisasi_kriteria3_1 = kriteria2 jumlahkolom3 Normalisasi_kriteria3_2 = kriteria3 jumlahkolom3 Normalisasi_kriteria3_3 = 1 jumlahkolom3 Gambar 3.8. Flowchart Tahap Normalisasi Tahap keempat yaitu Cari rata-rata setiap kriteria. Caranya, jumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria yang ada. Untuk kasus ini jumlah kriterianya 3 Tahun Tanam, Pohon per Ha, Produksi. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.9. Rata- Rata Tahun Tanam Umur Pohon per Ha Produksi Rata - rata Tahun Tanam Umur 0,677 0,714 0,538 0,643 Pohon per Ha 0,226 0,238 0,385 0,283 Produksi 0,097 0,048 0,077 0,074 Maka Vektor Bobot yaitu : W1= 0,643 W2= 0,283 W3= 0,074 Kalikan bobot dengan matriks berpasangan tadi. Mana yang paling besar, itulah yang paling penting 1 3 7 0,643 2,008 0.333 1 5 0,283 = 0,866 0,143 0.2 1 0,074 0,222 Kalau di atas, maka tentunya urutannya adalah Kriteria tahun tanam umur , Kriteria pohon per Ha dan Kriteria Produksi. Hasil perkalian matriks juga berperan langsung dalam hasil pengurutan peremajaan tanaman. Hasil tersebut akan dikalikan ke setiap kriteria – kriteria yang diperlukan dalam peremajaan tanaman sehingga menghasilkan hasil penghitungan akhir bobot yang menentukan pengurutan prioritas peremajaan tanaman. Universitas Sumatera Utara Mulai Jlhbaris1 = normalisasi_kriteria1_1 + normalisasi_kriteria2_1 + normalisasi_kriteria3_1 Jlhbaris2 = normalisasi_kriteria1_2 + normalisasi_kriteria2_2 + normalisasi_kriteria3_2 Jlhbaris3 = normalisasi_kriteria1_3 + normalisasi_kriteria2_3 + normalisasi_kriteria3_3 Kriteria1, kriteria2, kriteria3 rataan1 = jlhbaris1 n rataan2 = jlhbaris2 n rataan3 = jlhbaris3 n Selesai vecktorbobotkriteria1 = matriks[0][0] rataan1 + matriks[0][1] rataan2 + matriks[0][2] ratan3 vektorbobotkriteria2 = matriks[1][0] ratan1 + matriks[1][1] ratan2 + matriks[1][2] ratan3 vectorbobotkriteria3 = matriks[2][0] ratan1 + matriks[2][1] ratan2 + matriks[2][2] ratan3 Gambar 3.9. Flowchart Vektor Bobot Tahap kelima yaitu pengujian. Kalikan bobot tadi dengan matriks berpasangan yang pertama. Cari nilai t dengan cara bagilah hasil pada langkah 1 tadi dengan masing- masing bobotnya, kemudian jumlahkan semuanya. Setelah itu bagilah dengan jumlah kriteria yaitu 3 Universitas Sumatera Utara Sehingga t = 3,097 Hitung Consistency Index CI dengan cara mengurangkan t di atas dengan jumlah kriteria. Hasilnya dibagi lagi dengan jumlah kriteria. CI = t-nn-1 — 3.097-33-1 = 0,048 Hitung Consistency Ratio CR dengan cara CIRI. RI didapatkan dari tabel. Lihat tabel 3.10. : Tabel 3.10. Nilai RI n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RI 5.8 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 Karena contoh kasus ini menggunakan hanya 3 kriteria artinya RI yang dipakai 3 yaitu 5.8. Sehingga CR= 0.03755.8 = 0.083 Cek hasilnya, jika CR kurang dari 0.1 maka hasilnya bisa disebut konsisten. Jika tidak konsisten, matriks berpasangannya harus diulang untuk dibuat . start T = 1 3 vektorbobotkriteria1 rataan1+vektorbobotkriteria2 rataan2+ vektorbobotkriteria3 rataan3 Ci = t-nn-1 CR= 0.03755.8 CR 0.1 konsisten ya Tidak konsisten tidak end Gambar 3.10. Flowchart Pengujian Universitas Sumatera Utara Tahap Keenam yaitu mencari hasil pengurutan peremajaan tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam dengan cara menjumlahkan hasil perkalian dari tiap –tiap hasil perkalian matriks dengan data konversi kriteria – kriteria tersebut. Data konversi di dapat dai pengelompokkan kriteria – kriteria ke dalam satuan dari angka 1 sampai dengan 5 seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.11. : Tabel 3.11. Data Konversi Kriteria Kriteria Data Awal Data Konversi Tahun Tanam 1990 1990 – 1995 1996 - 2000 2001-2005 2005 5 4 3 2 1 Produksi 5000 5000-15000 15001-25000 25001-35000 35000 1 2 3 4 5 Pohon Per Ha 50 50-75 76-100 101-150 150 1 2 3 4 5 Mulai Jlhdata; A=0; Ajlhdata Bobot = vectorbobotkriteria1 koversiusia[a]-1 + vectorbobotkriteria2 + konversipohon_per_ha[a] + vectorbobotkriteria3 + konversiproduksi[a] A++ ya Selesai T id a k Gambar 3.11. Flowchart Hasil Pengujian Universitas Sumatera Utara

3.5. Perancangan Tampilan Antarmuka