BAB III KEBIJAKAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA TANGERANG
PERATURAN DAERAH NO. 7 DAN 8 TAHUN 2005
A. Latar Belakang Perda No. 7 dan 8 Tahun 2005
Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga berwenang untuk memecahkan masalah atau mewujudkan tujuan yang diinginkan
masyarakat.
24
Kebijakan publik dibuat untuk mengatasi masalah yang ada dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi masalah publik yang memerlukan intervensi
pemerintah karena masyarakat tidak dapat menyelesaikannya sendiri. Maka kebijakan publik merupakn wewenang pemerintah untuk mengatasi segala masalah yang
menyangkut kehidupan bersama agar tercapai tujuan dan cita-cita bersama. Kebijakan publik sebenarnya adalah kontrak antara rakyat dengan penguasa
akan hal-hal penting apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, sebuah istilah yang diikonkan terhadap Jean Jacques Rousseau. Demokrasi adalah sebuah
suasana di mana seorang penguasa dipilih bukan atas dasar kelahiran atau kekerasan namun atas dasar sebuah kontrak yang dibuat bersama melalui pemilihan umum
langsung atau tidak langsung dan siapa pun yang menjadi penguasa harus membuat kontrak sosial dengan rakyatnya. Kebijakan publik adalah kontrak sosial itu sendiri.
25
24
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Jakarta: Suara Bebas, 2006, h. 38.
25
Riant Nugroho D, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi Jakarta: PT Elex Komputindo, 2003, h. 60.
Karena kebijakan publik adalah kontrak sosial, maka kebijakan publik merupakan intervensi pemerintah untuk mengatur kehidupan publik agar dapat menjadi
yang lebih baik. Sedangkan publik atau rakyat itu sendiri harus menaatinya karena telah terjalin kontrak sosial antara pemerintah dan rakyat. Namun kebijakan publik juga harus
sesuai dengan aspirasi rakyat. Ada banyak kejadian yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya
ada yang kita anggap sebagai kejadian biasa yang tidak memmpunyai suatu akibat pada manusia. Di lain pihak ada kejadian yang mempunyai akibat negatif terhadap kehidupan
manusia yang kita sebut sebagai massalah. Ketika masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kemudian diperbincangkan dan menimbulkan opini publik maka
masalah ini disebut sebagai isu. Namun tidak semua masalah atau isu yang ada dalam masyarakat dijadikan sebagi agenda pemerintah untuk diproses menjadi kebijakan.
Kebijakan publik dibuat karena adanya isu atau masalah yang bersifat mendasar yang menyangkut banyak orang atau bahkan keselamatan bersama. Isu ini diangkat sebagai
agenda politik untuk diselesaikan.
26
Said Zainal Abidin dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik memberikan kriteria isu yang dapat masuk dalam agenda kebijakan, antara lain:
27
1 isu yang dinggap telah mencapai tingat kritis sehingga tidak bisa diabaikan; 2 isu yang
sensitif, yang cepat menarik perhatian masyarakat; 3 isu yang menyangkut aspek tertentu dalam suatu masyarakat. Misalnya, isu SARA di Indonesia; 4 isu yang
menyangkut banyak pihak sehingga mempunyai dampak yang luas dalam masyarakat
26
Riant Nugroho D, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi, h. 101.
27
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, h. 54.
jika diabaikan; 5 isu yang berkenaan dengan kekuasaan dan legitimasi; 6 isu yang berkenaan dengan trend yang berkembang dalam masyarakat
Apakah peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah Kota Tangerang mengenai pelarangan pengedaran dan penjualan minuman kerasberalkohol yang tertera
dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2005 dan pelarangan prostitusi dalam Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2005 dilatar belakangi oleh isu atau masalah publik yang harus
dijadikan sebagai agenda pemerintah untuk diproses menjadi suatu kebijakn publik. Peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah Kota Tangerang mengenai
pelarangan pengedaran dan penjualan minuman kerasberalkohol yang tertera dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2005 dan pelarangan prostitusi dalam Peraturan Daerah
No. 8 Tahun 2005 tentunya dilatarbelakangi oleh isu atau masalah penting yang ada dalam masyarakat Kota Tangerang yang harus diselesaikan agar masyarakat dapat
menjadi lebih baik. Kota Tangerang secara geografis berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan
menjadi bagian dari pengembangan metropolitan Jabotabek, serta menjadi pintu gerbang bagi masuknya pergerakan orang, barang dan jasa ke Propinsi Banten. Kondisi
inilah yang menjadikan Kota Tangerang memiliki letak strategis yang memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan pembangunan Kota Tangerang. Dukungan
aksesibilitas yang baik, ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan berinvestasi, kondisi lingkungan yang kondusif menjadikan Kota Tangerang memiliki prospek yang
cerah dan menjanjikan sebagai lokasi pengembangan berbagai kegiatan perekonomian perkotaan.
Kota Tangerang memilki visi sebagai kota industri, kota perdagangan, kota permukiman, yang ramah lingkungan dengan masyarakat yang berakhlak mulia.
Sebagai kota industri, di Kota Tangerang terdapat pabrik-pabrik industri yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kota Tangerang selain itu juga
terdapat pusat-pusat perdagangan yang memberikan aset cukup besar bagi pendapatan daerah. sebagai kota dengan prospek yang cerah bagi pengembangan berbagai kegiatan
ekonomi, secara tidak langsung akan menarik penduduk untuk bermukim di Kota Tangerang. Kondisi Kota Tangerang yang aman, nyaman dengan masyarakatnya yang
agamis, rukun dan toleransi, menjadi fakta utama bagi terlaksananya kesinambungan pembangunan. Peran serta masyarakat serta kondusifnya situasi Kota Tangerang yang
didukung dengan kebijakan pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan, menjadikan pelaksanaan pembangunan berjalan berkelanjutan sehingga meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakatnya, baik secara material maupun non material.
28
Sebagai kota industri dan memiliki letak yang strategis tentunya akan megalami perubahan sosial dalam masyarakat. Dan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat
tidak selalu berlangsung secara normal sebagaimana yang dikehendaki. Sehingga perubahan sosial tidak selalu memberikan dampak positif bagi masyarakat tetapi juga
melahirkan masalah baru dalam kehidupan masyarakat yang timbul manakala terjadi ketidaksesuaian antara unsur yang ada dalam masyarakat yang dapat mengganggu tertib
sosial.
28
Wawancara pribadi dengan Ir. Suratno Ketua Pansus Perda No. 7 dan 8 Tahun 2005, Tangerang , tanggal 27 Februari 2007.
Arus modernisasi yang berkembang pesat di Kota Tangerang memberikan perubahan sosial yang bersifat positif maupun negatif terhadap masyarakat Kota
Tangerang. Perubahan positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kota Tangerang antara lain: kemudahan akses informasi, adanya pusat industrialisasi sehingga membuka
lapangan pekerjaan kepada masyarakat, kemudahan sarana dan prasarana umum, peningkatan kualitas pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial yang
bersifat negatif terhadap masyarakat Kota Tangerang antara lain: masuknya budaya asing yang dapat mengikis budaya lokal sehingga masyarakat semakin menjauh dari
nilai-nilai religius, masyarakat terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan maraknya praktek prostitusi yang bertentangan dengan norma agama dan kesusilaan yang
berdampak negatif terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat, konsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang dijadikan sebagai trend dalam pergaulan bahkan sudah
memasuki lingkungan sekolah hingga sekolah dasar. Kondisi tersebut sangat memperihatinkan karena dapat menghancurkan generasi muda dan moral masyarakat
serta dapat melahirkan tindak kejahatan. Jika melihat kategori isu yang dapat masuk dalam agenda kebijakan publik yang
disebutkan oleh Said Zainal Abidin dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik, masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat Kota Tangerang seperti maraknya
pengedaran dan konsumsi minuman keras atau narkoba yang sudah merambah ke lingkungan sekolah hingga tingkat sekolah dasar serta maraknya praktek prostitusi
tergolong dalam kategori pertama yaitu isu yang dinggap telah mencapai tingat kritis sehingga tidak bisa diabaikan. Dan kategori ke empat yaitu isu yang menyangkut
banyak pihak sehingga mempunyai dampak yang luas dalam masyarakat jika diabaikan.
Serta kategori ke enam yaitu isu yang berkenaan dengan trend yang berkembang dalam masyarakat
Termasuk ke dalam kategori pertama dan ke enam karena pengedaran dan konsumsi minuman keras atau narkoba serta praktek prostitusi telah mencapai tingkat
kritis dan menyangkut gaya hidup masyarakat. Pengedaran dan konsumsi minuman keras atau narkoba dijadikan sebagai gaya hidup modern masyarakat baik orang dewasa,
pemuda, dan bahkan para pelajar yang jika dibiarkan maka bangsa ini akan hancur dan masyarakat akan semakin jauh dari nilai-nilai leluhur Kota Tangerang yang dikenal
sebagai masyarakat religius. Begitu pula dengan menjamurnya warung remang-remang maraknya dan praktek prostitusi yang terjadi di jalan-jalan protokol dimana hal tersebut
sangan bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan. Termasuk ke dalam ketegori ke empat karena isu ini menyangkut banyak pihak
yaitu tindak pengedaran dan konsumsi minuman keras memberikan dampak negative tidak hanya kepada pelaku saja tetapi juga terhadap kelurga dan linngkungan sekitar
begitu pula dengan kemaksiatan seperti pergaulan bebas atau prostitusi juga memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan masyarakat.
Sebagai upaya pemerintah Kota Tangerang untuk memecahkan masalah tersebut, maka pemerintah Kota Tangerang memasukan isu tersebut ke dalam agenda kebijakan
publik yang menghasilkan output berupa Peraturan Daerah tentang pelarangan pengedaran dan penjualan minuman kerasberalkohol yang terdapat di dalam Peraturan
Daerah No. 7 Tahun 2005 dan pelarangan prostitusi yang terdapat di dalam Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2005.
B. Tujuan Dibuatnya Perda 7 dan 8 Tahun 2005