Faktor Pendidikan Faktor Status Sosial Faktor Kedekatan dengan Pejabat Pemerintah

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Tokoh Agama dalam Proses

Pembuatan Perda No. 7 dan 8 Tahun 2005 Di dalam bab sebelumnya telah dijelaskan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk berpartisipasi dalam politik. Dari hasil wawancara dengan para tokoh agama Budha, Hindu, Konguchu, Katolik, Protestan, dan Islam di Kota Tangerang yang berada dalam organisasi keagamaan, keikutsertaan para tokoh agama dalam proses pembuatan Peraturan Daerah No. 7 dan 8 Tahun 2005 dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pendidikan, status sosial, kedekatan dengan pemerintah, dan pemerintahan yang demokratis.

1. Faktor Pendidikan

Dari keenam tokoh agama yang telah diwawancarai memiliki latar belakang pendidikan sarjana. Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi maka seseorang akan lebih memahami kewajiban dan haknya dalam politik. Terlepas dari partisipasi yang dimobilisasi atau tidak, keikutsertaan para tokoh agama dalam diskusi politik dengan pemerintah merupakan suatu bentuk bahwa mereka telah menggunakan haknya untuk berbicara dan berpendapat.

2. Faktor Status Sosial

Memiliki status sosial sebagai tokoh agama yaitu orang yang keberadaannya diakui oleh masyarakat karena memiliki pengetahuan tinggi dalam agama. Karena kebijakan pemerintah Kota Tangerang mengenai pelarangan minuman keras dan pelacuran menyangkut masalah moral yang juga menjadi tugas tokoh agama yaitu memperaiki moral umat melalui ajaran-ajaran agama. Dengan demikian penting bagi pemerintah untuk mendengarkan pendapat para tokoh agama terhadap kebijakannya mengenai pelarangan minuman keras dan prostitusi. Disamping itu tokoh agama juga memiliki umat dan menjadi representasi dari umatnya sehingga peran serta dari tokoh agama sangat penting terhadap kebijakan pemerintah khususnya mengenai pelarangan minuman keras dan prostitusi.

3. Faktor Kedekatan dengan Pejabat Pemerintah

Dari hasil wawancara ternyata faktor kedekatan dengan pejabat pemerintah juga mendorong tokoh agama untuk melakukan partisipasi. Seperti tokoh agama Hindu yang mengaku mengenal dekat dengan Walikota Tangerang Hal ini memudahkan tokoh agama Hindu untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan masukan kepada pemerintah Kota Tangerang secara formal maupun informal seperti memberikan masukan kepada Walikota agar segera mencari solusi mengenai realitas Kota Tangerang terutama kehidupan malam yang diwaarnai dengan maraknya prostitusi yang kemudian mendapat perhatian serius dari pemerintah. Selain tokoh agama Hindu, tokoh agama Budha juga memiliki hubungan baik dengan Walikota. Sehingga ketika diundang hearing oleh pemerintah tokoh agama Budha ikut hadir dan memberikan dukungan terhadap usaha pemerintah untuk mengatasi masalah peredaran minuman keras dan prostitusi yang sangat bertentangan dengan norma-norma agama. Selain itu tokoh agama Budha juga turut berpartisipasi dalam pemusnahan minuman keras bersama pemerintah. Begitu pula dengan tokoh agama Islam banyak perwakilan umat Islam yang duduk di tingkat eksekutif maupun legislatif sehingga memudahkan tokoh agama Islam dalam mempengaruhi kebijakan publik pemerintah melalui diskusi politik, lobi-lobi politik maupun kontak langsung dengan para pembuat kebijakan.

C. Tingkat Partisipasi Tokoh Agama dalam Proses Pembuatan Perda No. 7 dan 8