Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat Wardoyo, 1996.
Selain kerugian kesehatan, yang juga harus dihitung adalah kerugian financial. Semua penyakit dan efek dari asap rokok terhadap janin dan bayi tersebut harus
ditanggung dengan uang yang tidak sedikit baik oleh si orang tua, keluarga maupun masyarakat sehingga jika dihitung secara keseluruhan jumlahnya sungguh luar biasa
dan akan lebih baik jika digunakan untuk kepentingan yang lain.
2.6 Proses Biologis Merokok
Nikotin diterima reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian membagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan
nikmat, memacu sistem dopaminergenik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya fikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Di jalur
adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan ransangan
rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin.
Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperoleh akan berkurang Mu’tadin, 2002.
Aspek – aspek kecanduan merokok menurut Sani 2005 adalah sebagai berikut: 1.
Ketagihan secara fisik atau kimia, yaitu ketagihan terhadap nikotin Nicotine addiction.
Universitas Sumatera Utara
2. Automatic Habit, berupa kebiasaan dalam merokok ritual habit seperti
membuka bungkus rokok, menyalakannya, menghirup dalam – dalam, merokok sehabis makan sambil minum kopi dan lain – lain.
3. Ketergantungan psikologisemosional, dimana kebiasaan merokok dipakai
dalam mengatasi hal – hal yang bersifat negatif, misalnya rasa gelisah, kalut, ataupun frustasi.
2.7 Distribusi Nikotin Dalam Tubuh
Distribusi nikotin dalam tubuh tergantung banyaknya jalan yang dilalui dan rata – rata peredarannya dalam tubuh. Adanya bentuk peredaran nikotin yang menyangkut
transmisi yang melalui sistem venaportal, injeksi intraperitoneal, tertelannya nikotin akan menyebabkan nikotin terkonsentrasi dan terkumpul dengan besar di dalam hati.
Absorbsi melalui paru – paru, bucal mucosa, atau injeksi intravena akan membantu terhadap konsentrasi nikotin di otak dan organ lainnya karena metabolisme nikotin di
hati tidak tersedia Mangan, 1984. Absorbsi nikotin dari tembakau rokok yang terhirup masuk kedalam darah
melalui paru – paru dengan cepat dan efisien. Setelah masuk kedalam paru – paru nikotin mengikuti proses sirkulasi melalui bilik kiri jantung, dimana nikotin
dipompakan secara langsung ke otak dan bagian lainnya dalam tubuh. Konsentrasi yang tinggi dari nikotin di pembuluh arteri diperoleh melalui inhalasi asap rokok, dan
kesetimbangan nikotin diantara darah dan otak menghasilkan jumlah nikotin yang tinggi di otak, hal ini dipengaruhi oleh otak dan ganglion yang aktif mengumpulkan
nikotin Mangan, 1984.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Metabolisme dan Ekskresi Nikotin