Kadar Nikotin Pada Tembakau

BAB V PEMBAHASAN

Rokok Lintingan merupakan salah satu jenis rokok yang banyak di konsumsi masyarakat di pedesaan. Tembakau rokok lintingan ada beberapa jenis merek berdasarkan asal tembakau yakni, lokal yakni rokok lintingan ini diproduksi oleh penduduk setempat dan rokok lintingan yang diproduksi pabrik. Umumnya rokok lintingan lebih banyak dikonsumsi masyarakat di pedesaan seperti di Jorong Limo Kampung, Nagari Sungai Puar, Kecamatan Sungai Puar, Sumatera Barat. Adapun alasan beberapa masyarakat yang menggunakan rokok lintingan antara lain, harganya lebih murah atau ekonomis dibandingkan rokok dari pabrik bermerek, aroma tembakaunya lebih khas, cita rasanya tidak jauh berbeda dengan rokok dari pabrik bermerek, tembakaunya murni tanpa ada campur dengan zat lain. Besar kadar nikotin yang terkandung didalam tembakau rokok lintingan belum diketahui, sehingga konsumen rokok tidak mengetahui banyaknya nikotin yang dikonsumsi dalam setiap batangnya. Nikotin bersifat adiktif menyebabkan ketagihan sehingga semakin tinggi kadar nikotin dalam sebatang rokok yang diisap maka akan merangsang perokok untuk terus merokok.

5.1 Kadar Nikotin Pada Tembakau

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok menjadi salah satu faktor resiko utama dari beberapa penyakit kronis seperti kanker paru, kanker saluran pernafasan atas, penyakit jantung, stroke, bronkitis, emfisema, dan lain – lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran kadar nikotin pada tembakau yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa merek tembakau yang mempunyai kadar nikotin paling tinggi yakni merek tembakau lokal produksi Payakumbuh, Sumatera Barat dengan kadar nikotin 284,21 mggr , kemudian tembakau virginia dengan kadar nikotin 166,97 mggr, dan tembakau matahari dengan kadar nikotin 143,61 mggr. Menurut asumsi penulis, tingginya kadar nikotin pada merek tembakau lokal kemungkinan disebabkan karena proses pembuatan dari tembakau itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi, pada tembakau produksi lokal, daunnya tembakau yang masih sudah agak tua dipetik kemudian dilepaskan tulang daunnya, beberapa helai daun disusun agak tebal kemudian digulung dan dibiarkan selama 3 hari didalam rumah, setelah itu daun tersebut dirajang dengan menggunakan pisau dan dijemur diatas bambu yang telah dianyam dengan bantuan panas matahari sampai kering, lalu lalu diembunkan selama satu malam, kemudian dijemur lagi, pada proses penjemuran ini, agar tembakau tersebut memiliki aroma yang khas maka disemprotkan dengan menggunakan gula merah yang telah diencerkan dengan air, tetapi ada juga yang menambahkan pewarna kuning agar tembakau tersebut tampak berwarna agak kekuningan, setelah itu, digiling menggunakan tangan dengan batuan besi agar menjadi tipis dan padat, tembakau telah siap dipasarkan. Pada tembakau bermerek daun tembakau yang dipetik yaitu daun yang sudah tua, didiamkan sampai layu, kemudian dirajang menjadi halus dengan menggunakan mesin dan dijemur dengan bantuan sinar matahari sampai kering, kemudian dikemas dengan menggunakan mesin anonimous, 2008. Universitas Sumatera Utara Besarnya perbandingan kadar nikotin dari masing – masing merek tembakau membukt ikan bahwa rokok lintingan sangat lebih berbahaya daripada rokok putih bermerek yang diproduksi dari pabrik. Kadar nikotin pada rokok putih yang berasal dari pabrik hanya berkisar 1 – 1,5 mgbatang rokok berdasarkan kadar yang tertera pada labelbungkus rokok. Apabila rokok lintingan tersebut dikonsumsi perokok maka akan lebih besar efeknya dibandingkan rokok putih bermerek, hal ini disebabkan tidak adanya filter rokok lintingan sehingga kadar nikotin yang masuk kedalam tubuh akan lebih besar daripada rokok putih bermerek. Dari hasil pemeriksaan kadar nikotin pada tembakau rokok lintingan dapat dinyatakan bahwa ketiga merek tembakau tersebut tidak ada satupun yang memenuhi syarat kesehatan karena kadarnya jauh diatas kadar yang diizinkan sesuai Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden di Jorong Limo Kampung, Nagari Sungai Puar paling banyak mengkonsumsi tembakau lokal Payakumbuh yang memiliki kadar nikotin sebesar 284,21 mggr 284 kali dar kadar yang diizinkan, dengan banyaknya tembakau yang dihisap per hari adalah 10-19 gram tembakau. Berdasarkan wawancara dengan responden hal ini dikarenakan cita rasa tembakau lokal ini lebih khas dari pada tembakau merek lain. Hal tersebut diasumsikan penulis dikarenakan bahwa kadar nikotin tembakau lokal lebih tinggi sehingga zat adiktif yang terkandung didalam tembakau tersebut juga akan lebih mempengaruhi dan mengakibatkan ketagihan bagi perokok. Sebanyak 4-6 mg kadar nikotin yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan www.dokternasirwe.id. Apalagi sebanyak 10 – 19 Universitas Sumatera Utara gram per hari, tentu akan membuat seseorang merasa sangat ketagihan. Menurut Sitepoe 1997, perokok seperti ini dibedakan menjadi perokok berat, yaitu perokok yang merokok lebih dari 1 bungkus setiap hari. Merokok mempunyai dampak yang sangat besar di dalam kehidupan manusia, dimana merokok pada umumnya telah dimulai dari masa sekolah atau remaja. Bila merokok berlangsung dalam waktu yang lama maka akan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Dampak rokok akan terasa setelah 10–20 tahun pasca digunakan. Pada dasarnya toksisitas suatu zat ditentukan oleh besarnya paparan dosis, dan lamanya pemaparan Mustafa, 2005. Hal ini berarti bila diasumsikan bahwa rata – rata setiap hari responden merokok per hari yakni 10-19 gram, dan diasumsikan semua nikotin yang terdapat dalam asap rokok terserap seutuhnya ke dalam tubuh, maka jumlah nikotin yang masuk ke dalam tubuh per hari dapat dihitung. Diasumsikan bahwa sebanyak 2.842 mggr kadar nikotin dihisap setiap harinya, maka selama satu bulan kadar nikotin yang dihisap yaitu sebanyak 85.260 mggr, pada tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa lama responden merokok tembakau lintingan adalah 20-29 tahun, jadi diperkirakan kadar nikotin yang dihisap selama 20 tahun sekitar 1.705.200 mggr. Maka gangguan kesehatan yang timbul juga mungkin akan sangat berbahaya terhadap tubuh seperti batuk, kanker, asma, diabetes, jantung Sitepoe, 2000. Semakin banyak nikotin yang dikonsumsi, semakin tinggi juga risiko untuk terkena penyakit-penyakit berisiko tinggi akibat rokok. Hal ini dikarenakan nikotin dapat terakumulasi di dalam hati, ginjal, lemak dan paru-paru www.stopmerokok.com. Universitas Sumatera Utara Dosis lethal mematikan nikotin pada manusia sekitar 60 mg. Bila nikotinnya dihisap melalui asap rokok, maka kadar nikotin yang diserap tubuh dalam tiap batang rokok akan jauh lebih rendah dibanding bila rokok ini diminum. www.harimansite.com. Meskipun demikian, jenis racun di dalam asap rokok tetap lebih banyak. Oleh sebab itu, dapat dilihat bahwa keluhan kesehatan responden di Jorong Limo Kampung, Nagari Sungai Puar terbanyak adalah batuk yaitu 41 responden 53,2.

5.2 Karakteristik Masyarakat Pengguna Tembakau Rokok Lintingan