Analisa Kandungan Nikotin pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

(1)

ANALISA KANDUNGAN NIKOTIN PADA TEMBAKAU(Nicotiana tabacum) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMBAKAU KUNYAH DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT PENGGUNANYA DI DESA RUMAH GERAT KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Skripsi

Oleh :

NIM. 061000069 EFRATA FERNANDO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ANALISA KANDUNGAN NIKOTIN PADA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMBAKAU KUNYAH DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT PENGGUNANYA DI DESA RUMAH GERAT KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 061000069 EFRATA FERNANDO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul:

ANALISA KANDUNGAN NIKOTIN PADA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMBAKAU KUNYAH DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT PENGGUNANYA DI DESA RUMAH GERAT KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000069 EFRATA FERNANDO

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 23 Maret 2011 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS Ir. Evi Naria, M.Kes NIP. 19650109 199403 2 002 NIP. 19680320 199303 2 001

Penguji II Penguji III

Ir. Indra Chahaya, M.Si dr. Taufik Ashar, MKM NIP. 19681101 199303 2 005 NIP. 19780331 200312 1 001

Medan, Maret 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 19610831 198903 1 001


(4)

ABSTRAK

Tembakau kunyah merupakan salah satu jenis tembakau yang banyak dikonsumsi masyarakat di pedesaan. Salah satu masyarakat dipedesaan tersebut adalah masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. Besarnya kadar nikotin yang terkandung didalam tembakau kunyah belum diketahui, sehingga konsumen tembakau kunyah tidak mengetahui banyaknya nikotin yang dikonsumsi dalam tembakau yang mereka kunyah.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat gambaran kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya.

.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2010 adalah kelompok umur 25-29 tahun 38,3%), mulai mengunyah tembakau umur 15-19 tahun (44,7%), lama menggunkan tembakau kunyah 1-9 tahun (48,9%), tingkat pendidikan sedang (tamat SD,tamat SMP) (53,2), pekerjaan sebagai petani (68,1%), mempunyai penghasilan <Rp. 965.000 (40,4%), jenis tembakau kunyah yang dikonsumsi adalah tembakau kuning (46,8%), banyaknya tembakau yang dikunyah per hari adalah 20-29 gram (57,4%), dan keluhan kesehatan terbanyak adalah mual dan pusing (57,4%). Hasil pemeriksaan kadar nikotin yang dilakukan di Laboratorium Kesehataan Daerah Medan diperoleh kadar nikotin tembakau kunyah yang tertinggi yakni tembakau jawa 26,998 mg/g (128 kali kadar yang diizinkan).

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tembakau kunyah tidak aman untuk dikonsumsi dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi tembakau kunyah karena kadar nikotin yang terkandung dalam tembakau kunyah sangat jauh dari kadar yang diizinkan, sebaiknya ada koordinasi antara Pemerintah dengan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan promosi akan bahaya nikotin pada tembakau kunyah.

Kata Kunci : Kadar Nikotin Tembakau kunyah, Karakteristik Masyarakat Penggunanya


(5)

ABSTRACT

Chewing tobacco is one type of tobacco that most people consumed by people in villages. One of these Village is Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. The number of nicotine levels in chewing tobacco contained unknown, so that consumers do not know the number of chewing tobacco nicotine of tobacco consumed in that they chew.

The objective of this research is to know the number of nicotine in chewing tobacco and the characteristics of the users people in the Village Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang

This research is desctiptive which cross sectional design which has purpose to view description the number of nicotine in chewing tobacco and characteristics of the user.

The research show that characteristics of respondents in the Village Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang at 2010 yeasr is 25-29 age (38.3%), start chewing tobacco in 15-19 age (44.7%), long used chewing tobacco 1-9 years (48.9%), education level is midlle (graduated elementay school, junior high school) (53.2), work as farmers (68.1%), have income Rp. 965 000 (40.4%), type of chewing tobacco is tobacco that is consumed kuning (46,8%), the number of tobacco consumtion every days is 20-29 gram (57.4%), and most health complaints are nausea and dizziness (57.4%). Examination results conducted nicotine levels in the Regional Health Laboratory Medan chewing tobacco nicotine level obtained the highes namely tobacco jawa 26,998 mg/g (128 times from permitted levels),

Based on research results, concluded that chewing tobacco is not safe for consumption and advised not to consume tobacco chewing because the countain number of nicotine in chewing tobacco is very far from the permitted levels, There should be coordination between the Government and the Department of Health to improve the promotion of the dangers of nicotine in chewing tobacco.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Efrata Fernando

Tempat, Tanggal Lahir : Biru Biru, 01 Juni 1987

Agama : Katolik

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Dsn. III Desa Mbaruai Kecamatan Biru Biru

Nama Orangtua :

1. Ayah : Beresta Ginting

2. Ibu : Sikap Muli br Sembiring

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1993-1999 : SD Negeri No. 101811 Biru Biru Tahun 1999-2002 : SLTP Negeri 1 Biru Biru

Tahun 2002-2005 : SMA RK Deli Murni Deli Tua Tahun 2006-2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisa Kandungan Nikotin pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan pengararahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS selaku Dosen Pembimbing skripsi I yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan pengarahan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku Dosen penguji II dan dr. Taufik Ashar MKM selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan.

5. dr. Heldy B.Z. MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(8)

7. Bapak Antoni Perangin-Angin selaku Kepala Desa Rumah Gerat dan Dra. Norma Sinaga, Apt selaku Kepala Lab. Kimia Laboratorium Kesehatan Daerah Medan yang telah memberikan izin penelitian.

8. Kepada kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Beresta Ginting dan Ibunda Sikap Muli Br Sembiring yang telah banyak memberikan doa, dukungan moril dan materi selama penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan ini.

9. Kedua adekku yang terkasih yakni Pertiwi Kartika br Ginting dan Aprilia Ananda F. Br Ginting yang telah banyak memberikan doa dan semangat. 10.Anak-anak IMAKEL yang luar biasa Berkat Putra Sianipar,SKM; Gabriella

Septiani,SKM; Elfrida,SKM; Olvariani,SKM; Andriansyah Munte,SKM; Iskandar Zulkarnaen,SKM; Nurhayati Siregar,SKM; Tri Hendra A. Dinata,SKM; Mhd. Aulia,SKM; Fadlillah Widyaningsih,SKM; Widya Agnesia,SKM; Deslimah Lubis,SKM;dan Rahmadini,SKM yang selalu memberikan motivasi, semangat dan penghiburan serta bantuan hingga skripsi ini selesai.

11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan 2006 Fakultas Kesehatan Masyarakat, khususnya Samuel Tambunan, SKM, Josua, SKM, Bernido, Arito, Asri Budiningsih SKM, SKM, Ismil, dan teman yang lainya yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Kepada Vonny, Vitry, Fiesta dan Shinta yang telah mendoakan agar sukses menempuh sidang skripsi.

13.Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan, kerjasama dan doanya.

Akhir kata semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2011


(9)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel... x

Daftar Tabel... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Tembakau ... 6

2.1.1. Sejarah Tembakau ... 6

2.1.2. Klasifikasi Tembakau ... 7

2.1.3. Jenis Tembakau ... 8

2.1.4. Cara Mengkonsumsi Tembakau ... 9

2.2. Tembakau Kunyah ... 12

2.3. Kandungan Zat Kimia Tembakau ... 14

2.3.1. Nikotin ... 14

2.3.2. Tar ... 15

2.3.3. Formaldehid ... 16

2.3.4. Kadmium ... 16

2.3.5. Amoniak ... 16

2.3.6. HCN/ Asam Sianida ... 16

2.3.7. Nitrogen Oksida... 16

2.3.8. Piridin ... 17

2.3.9. Metanol ... 17

2.3.10. Eugenol ... 17

2.4. Kadar-kadar Nikotin ... 17

2.5. Efek Tembakau Kunyah ... 19

2.5.1. Terhadap Susunan Saraf Pusat... ... 19

2.5.2.Terhadap Lambung dan Usus 12 Jari... ... 19

2.5.3. Kanker... 20

2.6. Nikotin Dalam Tubuh Manusia... ... 21


(10)

2.8. Metabolisme dan Eksresi Nikotin... ... . 23

2.9. Karakteristik Masyarakat ... 24

2.9. Kerangka Konsep ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Jenis Penelitian ... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.2.1. Lokasi ... 28

3.2.2. Waktu Penelitian ... 28

3.3. Objek Penelitian, Populasi dan Sampel ... 28

3.4. CaraPengumpulan Data ... 30

3.4.1. Data Primer... 30

3.4.2. Data Sekunder ... 30

3.5. Defenisi Operasional ... 30

3.6. Instrumen Penelitian ... 32

3.6.1. Bahan ... 32

3.6.2. Alat ... 33

3.7. Prosedur Penelitian ... 33

3.7.1. Standarisasi HCL dengan Larutan Na2CO3 0,01 N ... 33

3.7.2. Cara Kerja ... 34

3.8. Perhitungan ... 34

3.9. Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

4.1. Gambaran Umun Lokasi Penelitian ... 36

4.1.1. Kondisi Geografis ... 36

4.1.2. Kondisi Penduduk ... 36

4.2. Karakteristik Umum Responden ... 37

4.2.1. Umur ... 37

4.2.2. Pendidikan ... 38

4.2.3. Pekerjaan ... 38

4.2.4. Penghasilan Per Bulan ... 39

4.2.5. Umur Mulai Mengunyah Tembakau ... 39

4.2.6. Lama Mengunyah Tembakau ... 40

4.2.7. Merek Tembakau Kunyah Yang Dikonsumsi ... 40

4.2.8. Jumlah Tembakau Yang Dikunyah Per Hari (gram) ... 41

4.2.9. Keluhan Kesehatan ... 42

4.2.7. Merek Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan ... 42

4.2.8. Lama Mengunyah Dengan Keluhan Kesehatan ... 43

4.2.9. Jumlah Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan ... 44

4.2.7. Perbandingan Kadar Sampel Denagn Kadar Yang Diijinkan ... 45


(11)

BAB V PEMBAHASAN ... 46

5.1. Karakteristik Masyarakat Pengguna Tembakau Kunyah ... 46

5.2. Kadar Nikotin Pada Tembakau ... 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

6.1. Kesimpulan ... 52

6.2. Saran ... ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Rumah Gerat Kecamtan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mulai Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Merek Tembakau Kunyah yang Dikonsumsi di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tembakau yang Dikunyah Per Hari (Gram) di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.11. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Merek Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Lama Mengunyah Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tembakau Yang Dikunyah Per Hari (gram) Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.2. Perbandingan Kadar Sampel Tembakau Kunyah dengan Kadar yang Diizinkan Tahun 2010


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Analisa Kandungan Nikotin Pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Lampiran 2 Master Data Hasil Penelitian Lampiran 3 Hasil Analisis Data

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Hasil Analisa Kadar Nikotin Pada Tembakau Kunyah Lampiran 6 Surat Selesai Penelitian


(14)

ABSTRAK

Tembakau kunyah merupakan salah satu jenis tembakau yang banyak dikonsumsi masyarakat di pedesaan. Salah satu masyarakat dipedesaan tersebut adalah masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. Besarnya kadar nikotin yang terkandung didalam tembakau kunyah belum diketahui, sehingga konsumen tembakau kunyah tidak mengetahui banyaknya nikotin yang dikonsumsi dalam tembakau yang mereka kunyah.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat gambaran kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya.

.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2010 adalah kelompok umur 25-29 tahun 38,3%), mulai mengunyah tembakau umur 15-19 tahun (44,7%), lama menggunkan tembakau kunyah 1-9 tahun (48,9%), tingkat pendidikan sedang (tamat SD,tamat SMP) (53,2), pekerjaan sebagai petani (68,1%), mempunyai penghasilan <Rp. 965.000 (40,4%), jenis tembakau kunyah yang dikonsumsi adalah tembakau kuning (46,8%), banyaknya tembakau yang dikunyah per hari adalah 20-29 gram (57,4%), dan keluhan kesehatan terbanyak adalah mual dan pusing (57,4%). Hasil pemeriksaan kadar nikotin yang dilakukan di Laboratorium Kesehataan Daerah Medan diperoleh kadar nikotin tembakau kunyah yang tertinggi yakni tembakau jawa 26,998 mg/g (128 kali kadar yang diizinkan).

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tembakau kunyah tidak aman untuk dikonsumsi dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi tembakau kunyah karena kadar nikotin yang terkandung dalam tembakau kunyah sangat jauh dari kadar yang diizinkan, sebaiknya ada koordinasi antara Pemerintah dengan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan promosi akan bahaya nikotin pada tembakau kunyah.

Kata Kunci : Kadar Nikotin Tembakau kunyah, Karakteristik Masyarakat Penggunanya


(15)

ABSTRACT

Chewing tobacco is one type of tobacco that most people consumed by people in villages. One of these Village is Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. The number of nicotine levels in chewing tobacco contained unknown, so that consumers do not know the number of chewing tobacco nicotine of tobacco consumed in that they chew.

The objective of this research is to know the number of nicotine in chewing tobacco and the characteristics of the users people in the Village Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang

This research is desctiptive which cross sectional design which has purpose to view description the number of nicotine in chewing tobacco and characteristics of the user.

The research show that characteristics of respondents in the Village Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang at 2010 yeasr is 25-29 age (38.3%), start chewing tobacco in 15-19 age (44.7%), long used chewing tobacco 1-9 years (48.9%), education level is midlle (graduated elementay school, junior high school) (53.2), work as farmers (68.1%), have income Rp. 965 000 (40.4%), type of chewing tobacco is tobacco that is consumed kuning (46,8%), the number of tobacco consumtion every days is 20-29 gram (57.4%), and most health complaints are nausea and dizziness (57.4%). Examination results conducted nicotine levels in the Regional Health Laboratory Medan chewing tobacco nicotine level obtained the highes namely tobacco jawa 26,998 mg/g (128 times from permitted levels),

Based on research results, concluded that chewing tobacco is not safe for consumption and advised not to consume tobacco chewing because the countain number of nicotine in chewing tobacco is very far from the permitted levels, There should be coordination between the Government and the Department of Health to improve the promotion of the dangers of nicotine in chewing tobacco.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya juga sangat bervariasi. Produk-produk tembakau ini digunakan secara luas oleh masyarakat dan produksi komersial mengacu kepada 3 tipe atau jenis sediaan tembakau yakni Gulungan tembakau yang dibakar dan dihisap (rokok), pipa (pipes), sediaan oral untuk digunakan dengan cara mengunyah, didiamkan di dalam mulut (Gondodiputro, 2007).

Meski semua orang mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan akibat konsumsi tembakau, namun demikian konsumsi tembakau tidak pernah surut dan tampaknya perilaku ini masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Ketergantungan terhadap tembakau ini sudah menjadi epidemi secara global yang dapat menyebabkan kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan kematian. Hal ini diakibatkan karena di dalam daun tembakau tersebut ada beberapa macam alkaloid yang dapat memberi rasa nikmat kepada pemakainya yaitu nikotin, nikotirin, dan myosmin. Sehingga alkaloid inilah yang memberikan efek kecanduan bagi yang menggunakan tembakau tersebut (Cahyono, 1998).

Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak pada status kesehatan. Diketahui pula bahwa konsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, leukemia, kanker lambung, kanker pancreas, kanker cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini


(17)

menambah panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh mengkonsumsi tembakau seperti kanker paru-paru, oesophagus, larynx, mulut dan tenggorokan, penyakit paru - paru, emphysema dan bronchitis, stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh konsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada kegugura, kelahiran prematu, berat bayi lahir rendah,dan penyakit-penyakit pada anak-anak seperti hiperaktif (Gondodiputro, 2007).

Kebiasaan menggunakan tembakau yang mana komponen utamanya adalah nikotin sangat beresiko tinggi terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada pengguna tembakau tersebut. Karena nikotin yang terdapat di dalam daun tembakau merupakan sejenis unsur kimia beracun, mirip dengan alkaline. Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah (Basyir, 2006).

Nikotin memiliki beragam efek pada tubuh manusia, nikotin sendiri bersifat toksis terhadap jaringan saraf, dan menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah cepat, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh darah koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah (Sitepu, 1997).

Nikotin yang masuk kedalam tubuh, efeknya terhadap otak dan urat saraf tulang belakang relatif sederhana. Dosis kecil memiliki efek merangsang pada berbagai pusat yang terdapat di daerah Modula Oblongata di otak terutama pusat pernafasan di otak. Selain itu nikotin juga mempengaruhi pusat-pusat lain sehingga


(18)

dapat memperlambat detak jantung, arteri menyempit, dan dapat juga menyebabkan muntah-muntah. Dosis besar dapat menekan pusat-pusat medulla, dimana keadaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian (Anonimous, 2003).

Kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi tembakau yang mana komponen utamanya adalah nikotin sangat beresiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan. Pada umumnya masyarakat mengunakan tembakau sebagai bahan baku dalam pembuatan rokok, selain itu tembakau juga digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah.

Tembakau kunyah merupakan tembakau non hisap yang dibentuk helaian panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan dikonsumsi dengan menaruh sebagian tembakau di dalam mulut. Tak seperti tembakau biasa tembakau kunyah bukan tembakau ampas dan harus dikunyah secara mekanis dengan gigi agar rasa dan nikotinnya terasa (Fuadi, 2009).

Kadar nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara mengunyah tembakau lebih banyak dibandingkan dengan menghisap tembakau karena untuk mengunyah tembakau ada sekitar 4,6 mg kadar nikotinnya, sedangkan kadar nikotin saat menghisap tembakau sekitar 1,8 mg. Namun penggunaan tembakau dengan cara menghisap tembakau lebih berbahaya karena saat merokok terdapat banyak zat – beracun lainnya yang masuk kedalam tubuh selain nikotin yakni karbon monoksida, tar, timah hitam, dan lain – lain yang berbahaya bagi tubuh, sedangkan saat mengunyah tembakau hanya nikotin yang masuk kedalam tubuh. Penggunaan tembakau jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah, dan menyebabkan kanker. Namun menghisap tembakau


(19)

menghasilkan efek nikotin pada susunan saraf pusat (SSP) dalam waktu kurang lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3-5 menit (Ilham, 2008).

Kebiasaan masyarakat terutama dikalangan ibu-ibu di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru biasanya sebelum memulai aktifitasnya maupun saat beristirahat mengkonsumsi sirih yang diiringi dengan mengkonsumsi tembakau kunyah dalam jumlah yang banyak. Adapun alasan ibu-ibu mengkonsumsi tembakau kunyah dikarenakan mereka merasa setelah mengkonsumsinya menimbulkan perasaan senang, tenang dan rileks, tanpa mengetahui kadar nikotin dan bahaya nikotin yang terdapat dalam tembakau yang digunakan oleh ibu-ibu tersebut. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti kandungan nikotin pada tembakau kunyah yang digunakan oleh masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang serta kaitannya dengan karakteristik masyarakat penggunanya.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini yakni belum diketahuinya kadar nikotin tembakau (Nicotiana tabacum) yang digunakan sebagai tembakau kunyah pada berbagai jenis tembakau yang digunakan masyarakat khususnya ibu-ibu di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang serta karakteristik masyarakat penggunanya.


(20)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar nikotin tembakau kunyah pada berbagai jenis tembakau yang digunakan masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang dan karakteristik masyarakat penggunanya.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat pengguna tembakau kunyah serta keluhan kesehatan yang dialami masyarakat pengguna tembakau kunyah 2. Untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau kunyah yang biasa digunakan

masyarakat khususnya ibu-ibu yakni tembakau jawa, tembakau kuning, tembakau hijau dan tembakau gayo.

3. Untuk megetahui apakah kadar nikotin pada tembakau kunyah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan kadar yang ditetapkan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan masyarakat tentang tembakau kunyah khususnya mengenai kadar nikotin pada berbagai merek tembakau kunyah.

2. Referensi bacaan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan skripsi ini dengan variable yang berbeda.

3. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha tembakau kunyah agar memproduksi tembakau kunyah yang kadar nikotinnya rendah.

4. Untuk konsumen tembakau kunyah agar dapat mengetahui dampak bagi kesehatan yang ditimbulkan dari mengkonsumsi tembakau kunyah.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tembakau

2.1.1. Sejarah Tembakau

Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di mana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan. Tembakau digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa melalui Spanyol (Basyir 2006). Pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteraan serta medis saja. Setelah masuknya tembakau ke Eropa tembakau menjadi semakin populer sebagai barang dagangan, sehingga tanaman tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan Australia (Matnawi, 1997).

Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18, tembakau telah diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari kebudayaan sebagian besar bangsa di dunia. Lalu pada abad ke-19 orang – orang Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat Fhilipina dan kemudian ke Rusia dan Turki sehinga rokok mulai menggantikan penggunaan tembakau pada pipa, tembakau kunyah dan hirup. Dengan cara itulah, tembakau menyebar ke negara – negara lainnya (Basyir, 2006).

Pada tahun 2003, dalam menanggapi pertumbuhan penggunaan tembakau di negara berkembang, World Health Organization (WHO) berhasil mengumpulkan 168 negara untuk menandatangani Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau. Konvensi ini dirancang untuk mendorong penegakan hukum yang efektif di semua


(22)

negara untuk mengurangi efek berbahaya dari tembakau. Hal ini menyebabkan penghentian pengembangan produk tembakau (Wikipedia, 2008).

Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh bangsa Portugis atau Spanyol pada abad ke-16. Menurut Rhupius, tanaman tembakau pernah dijumpai di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum pernah di jelajahi oleh bangsa Portugis atau spanyol (Matnawi, 1997).

2.1.2. Klasifikasi Tembakau

Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau, tetapi tembakau umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika (Wikipedia, 2008).

Tembakau ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8 meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki) yang ditanam untuk mendapatkan daunnya. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk


(23)

tembakau melalui hidung. Selain untuk dikonsumsi, tembakau digunakan juga sebagai pestisida organik dan, dalam bentuk tartrat nikotin, digunakan dalam beberapa obat-obatan (Wikipedia, 2008).

2.1.3. Jenis Tembakau

Menurut Cahyono (1998), ada beberapa jenis tembakau yakni : 1. Tembakau Cerutu yang terdiri dari :

a. Tembakau Deli, digunakan sebagai pembungkus dalam industri rokok cerutu. b. Tembakau Vorstenlanden, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu. c. Tembakau Besuki, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu dan

daunnya dapat digunakan sebgai pembungkus rokok.

2. Tembakau Pipa. Tembakau ini khusus digunakan untuk rokok pipa dan bukan pembuatan rokok cerutu dan rokok kretek.

3. Tembakau Sigaret. Tembakau ini digunakan umtuk bahan baku pembuatan rokok sigaret, baik rokok putih maupun rokok kretek.

4. Tembakau Asli / Rejangan. Tembakau ini disebut juga tembakau rakyat, dimana tembakau ini diolah dengan direjang lalu dikeringkan dengan penjemuran matahari. Tembakau rakyat digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok kretek atau lainnya.

5. Tembakau Asepan yakni tembakau yang daunnya diolah dengan cara pengasapan, tembakau ini digunakan untuk rokok lintingan (tembakau dilinting dengan kertas rokok halus).


(24)

Menurut laporan dari Direktorat Jendral Perkebunan Republik Indonesia, secara garis besar tembakau di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:

1. Tembakau asli adalah tembakau yang masuk dan tersebar sejak ratusan tahun yang lalu dan telah beradaptasi dengan lingkungannya.

2. Tembakau introduksi adalah tembakau yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900-an, seperti jenis Virginia, Burley, dan Oriental. Tembakau yang digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah ada beberapa jenis merek berdasarkan asal tembakaunya yakni tembakau lokal, jenis ini terdiri dari merek tembakau jawa, merek tembakau kuning, merek tembakau hijau dan merek tembakau gaya.

2.1.4. Cara Mengkonsumsi Tembakau

Tembakau dikonsumsi dalam berbagai bentuk dan melalui beberapa metode yang berbeda. Di bawah ini adalah cara-cara untuk mengkonsumsi tembakau yakni:

1.

dijamin dengan benang berwarna di salah satu ujungnya.

2.

tembakau. Hal ini dikonsumsi secara dalam dua bentuk: melalui alur manis, atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis, tembakau dibuat dalam bentuk helai panjang, tembakau dikunyah dan dipadatkan menjadi bola. Ketika mengkonsumsi tembakau robek, jumlah kecil ditempatkan di bibir bawah, antara gusi dan gigi, sehingga sering bisa disebut


(25)

pencelupan tembakau. Kedua metode merangsang kelenjar ludah, yang menyebabkan bertambahnya air ludah.

3.

dinyalakan sehingga asapnya dapat ditarik ke mulut perokok.

4.

dari potong halus daun tembakau, sering dikombinasikan dengan aditif lain, kemudian digulung atau diisi ke dalam silinder terbungkus kertas.

5.

minyak cengkeh, gliserin, spearmint, mentol, dan kapur barus, dan dijual dalam tabung pasta gigi. Hal ini dipasarkan terutama untuk perempuan di Denobac, beberapa bagian Maharashtra.

6.

sebagai "mengunyah", dan karena ini, biasanya bingung dengan bawah atau atas bibir dan gusi.

7.

rasanya manis atau gurih. Tembakau ini diproduksi di India dan diekspor ke beberapa negara lain.

8.

mendapatkan popularitas besar, terutama di Timur Tengah. Hal ini dapat digunakan untuk merokok buah-buahan herbal atau ganja.


(26)

9. pertama kali diperkenalkan di memberikan obat

10.

pembakaran tembakau yang akan merokok dan batang tipis (shank) yang dihisap dengan mulut (menggigit). potongan tembakau ditempatkan dalam ruangan kecil dan dinyalakan.

11.Bub

istilah ini disebut hanya untuk tembakau kering, debu halus yang populer terutama di abad kedelapan belas.

12.

menyebabkan keluar air liur. Dikonsumsi dengan menempatkannya di mulut terhadap gusi untuk jangka waktu. Ini adalah bent digunakan dengan cara yang mirip denga memerlukan air ludah. (Wikipedia, 2008).

Menurut Gondodiputro (2007), produk-produk tembakau ini digunakan secara luas oleh masyarakat dan produksi komersial mengacu kepada 3 tipe atau jenis sediaan tembakau sebagai berikut:

1. Gulungan tembakau (rolls of tobacco) yang dibakar dan dihisap (rokok), contohnyaadalah bidi, cigar, cigarette.

2. Pipa (pipes), termasuk pipa air.

3. Sediaan oral (oral preparations) untuk digunakan dengan cara mengunyah, didiamkan di dalam mulut, contohnya adalah snuff, snus, betel quid.


(27)

2.2. Tembakau Kunyah

Tembakau kunyah merupakan tembakau non hisap yang di bentuk helaian panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan di konsumsi dengan menaruh sebagian tembakau di mulut. Tidak seperti tembakau biasa tembakau kunyah bukan tembakau ampas dan harus di kunyah secara mekanis dengan gigi agar rasa dan nikotinya terasa. Mengunyah tembakau merupakan cara tertua untuk menikmati tembakau. Sejarah ini dapat dilacak ke suku Indian dan Benua Amerika.

Pengguna tembakau kunyah keberadaan mereka umumnya bemukim di pedesaan. Kebiasaan mereka dalam membeli bahan baku masih di pasar tradisional. Karena pasar - pasar tradisional masih menyediakan kebutuhan konsumen yang masih aktif dalam mencari bahan tembakau dan perlengkapan lain. Dalam melakukan aktifitas mereka untuk melakukan proses pengunyahan masih ada bahan campuran seperti gambir, jambe, injet atau apu dan daun sirih serta bahan utama tembakau. Keunikan tersebut sampai sekarang masih bisa dirasakan (Fuadi, 2009).

Mengunyah tembakau merupakan salah satu cara tertua mengkonsumsi daun tembakau. Tembakau kunyah dikonsumsi dalam dua bentuk yakni melalui alur manis, atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis helai panjang tembakau dipadatkan menjadi bola, biasanya cara ini digunakan bersamaan dengan mengkonsumsi sirih. Ketika mengkonsumsi dalam bentuk irisan, jumlah kecil tembakau yang di iris ditempatkan di bibir bawah, antara gusi dan gigi, di mana tembakau yang telah diiris tersebut dipadatkan pada bibir bawah tersebut, sehingga sering bisa disebut pencelupan tembakau. Kedua metode tembakau kunyah tersebut


(28)

merangsang kelenjar ludah, yang menyebabkan jumlah ludah menjadi bertambah (Wikipedia, 2010).

Namun, masih banyak yang belum memikirkan bahaya tembakau tanpa asap yang disebut tembakau kunyah. Orang tidak menyadari bahwa jenis tembakau kunyah memiliki efek yang sangat berbahaya karena kandungan nikotinnya yang sangat tinggi. Bahan berbahaya, juga dikenal sebagai karsinogen, yang ditemukan di tembakau menyebabkan penggunanya 400 persen peningkatan risiko terkena kanker kandung kemih dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan zat ini. Bahkan lebih mengganggu adalah berita bahwa faktor risiko yang terkait dengan tembakau kunyah akan tetap selama bertahun-tahun bahkan setelah pengguna benar-benar berhenti tembakau tanpa asap. Selain itu tembakau kunyah dapat menimbulkan penyakit merugikan yang mempengaruhi bibir, lidah, tenggorokan dan perut dalam bentuk kanker (Holly, 2010).

Efek yang berbahaya tersebut ditimbulkan karena kandungan yang ada dalam tembakau yang dikonsumsi oleh masyarakat, baik itu tembakau kunyah maupun tembakau yang terdapat dalam rokok. Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara menghisap, mengunyah atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan citarasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah, dan menyebabkan kanker. Perbedaan terletak pada efek yang ditimbulkan pada Menghisap tembakau menghasilkan efek nikotin pada susunan saraf pusat (SSP)


(29)

dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada susunan saraf pusat (SSP) dialami dalam waktu 3-5 menit(Ilham, 2008).

2.3. Kandungan Zat Kimia Tembakau

Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan adiksi karena mengandung nikotin dan juga zat-zat karsinogen serta zat-zat beracun lainnya. Setelah diolah menjadi suatu produk apakah rokok atau produk lain , zat-zat kimia yang ditambahkan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan tubuh serta kanker. Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan – bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (Gondodiputro, 2007). Zat – zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain:

2.3.1. Nikotin

Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil penguraian dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosaminelah yang bersifat karsinogenik. Pada paru – paru, nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Sehingga akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sekali merokok atau pun mengunyah tembakau susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormone kathelokamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin tinggi, yang mengakibatkan timbulnya hipertensi. Efek lain adalah merangsang berkelompoknya trombosit.


(30)

Trombosit akan menggumpal dan akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat CO (Gondodiputro, 2007).

Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang tidak dibakar. Mengukur kuantum dalam asap rokok dengan menggunakan smoking

machine, sedangkan di dalam tembakau tanpa menggunakan smoking mechine.

Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok (Sitepu, 2000).

2.3.2. Tar

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru – paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru (Gondodiputro, 2007).

Apabila satu –satunya sumber nikotin adalah tembakau maka sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok, dan bahan organik lainnya yang terbakar. Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga di klasifikasikan sebagai tar (Sitepu, 2000).


(31)

2.3.3. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. gas ini juga sangat beracun terhadap semua organisme hidup. Oleh sebab itu tembakau juga dapat dimaanfaatkan menjadi insektisida penggerek batang padi (Susilowati, 2006).

2.3.4. Kadmium

Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal (Gondodiputro, 2007).

2.3.5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Gondodiputro, 2007).

2.3.6. HCN/ Asam Sianida

HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan (Gondodiputro, 2007).

2.3.7. Nitrogen Oksida

Nitrogen Oksida adalah unsur kimia yang dapat menganggu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh. Bahan yang paling berbahaya dari beberapa bahan kimia diatas yakni tar, nikotin, dan CO bersama – sama mempengaruhi kerja jantung, CO mengurangi kadar dalam darah,


(32)

sedangkan nikotin menstimulasi aksi jantung sehingga butuh lebih banyak (Sitepu, 2000).

2.3.8. Piridin

Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama (Gondodiputro, 2007).

2.3.9. Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian (Gondodiputro, 2007).

2.3.10. Eugenol

Eugenol dapat ditemukan di dalam cengkeh atau di dalam minyak cengkeh yang dapat memberikan bintik minyak pada rokok kretek sehingga memberikan pandangan yang kurang menyenangkan. Eugenol dapat dijumpai baik di dalam rokok yang sedang diisap, di dalam asap rokok yang diisap, maupun di dalam rokok yang tidak dihisap/tidak dirokok. Eugenol serupa halnya dengan nikotin, yakni juga dapat dijumpai di dalam rokok yang dihisap (asap rokok) dan juga di dalam rokok yang tidak dihisap (tembakau kunyah) (Sitepu, 2000).

2.4. Kadar-Kadar Nikotin

Seseorang dewasa menjadi ketagihan apabila mengkonsumsi 4-6 mg nikotin setiap hari. Gangguan kesehatan akibat merokok maupun mengkonsumsi tembakau kunyah pangkal utamanya adalah mengkonsumsi nikotin diatas ambang batas sehingga seseorang menjadi ketagihan. Satu-satunya sumber nikotin adalah


(33)

tembakau, keseluruhan penggunaan tembakau merupakan suatu akibat adanya nikotin sehingga seseorang ingin selalu mengkonsumsinya.(Sitepu, 1997).

Kadar nikotin dalam tiap – tiap jenis tembakau berbeda – beda, selain ditentukan oleh tingkat kemasakannya juga ditentukan oleh letak daun pada batang. Hal ini berbeda karena setiap lembar daun tembakau dari bawah sampai atas memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda, oleh karena itu maka daun tembakau dikelompokkan menjadi beberapa kelas menurut letaknya pada batang. Selain itu zat kimia dalam tembakau juga dipengaruhi oleh waktu panen (pagi, siang, dan sore), secara umum waktu yang sangat baik memetik daun tembakau adalah pada waktu pagi atau sore hari dalam keadaan cuaca cerah(Cahyono, 1998).

Kadar nikotin juga dipengaruhi oleh pengolahan daun tembakau menjadi tembakau yang siap d komsumsi, yang meliputi penjemuran matahari (sun-curing), mengangin-anginkan (air-curing), pengasapan (fire-curing), pemanasan buatan (flue-curing), dan perajangan. Selain hal di atas keadaan tanah juga berpengaruh besar terhadap kualitas tembakau yang dihasilkan, yang meliputi jenis tanah, sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, sifat biologis tanah, ketinggian tanah, dan derajat kemiringan tanah (topografi tanah) (Cahyono, 1998).

Kadar nikotin pada tembakau kunyah yang masuk ke dalam tubuh perharinya menurut WHO berada pada kisaran 2 mg – 4 mg per harinya. Kadar nikotin dibatasi karena makin lama seseorang mengkonsumsi tembakau maka sel-sel otak makin menikmati nikotin dalam ambang rangsang. Suatu saat kadar nikotin dalam darah menurun dan dibawah nilai ambang rangsang maka, maka pengkonsumsi tembakau


(34)

akan merasa tersiksa sehingga berusaha mencari tembakau kembali yang menyebabkan ketagihan terhadap nikotin (Dharmasemaya, 2004).

2.5. Efek Tembakau Kunyah

Dampak yang ditimbulkan oleh tembaakau kunyah. Menghisap tembakau menghasilkan efek nikotin pada SSP dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3-5 menit (Ilham, 2008). 2.5.1. Susunan Saraf Pusat

Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan berbagai hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. berdasarkan rangsangannya terhadap “chemoreceptors trigger zone” dari sumsum tulang belakang dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan muntah. Di lain pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi.Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor (Gondodiputro, 2007). 2.5.2. Terhadap Lambung dan Usus 12 Jari

Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau


(35)

meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari (Gondodiputro,2007).

2.5.3. Kanker

Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin bersifat karsinogen karena mudah diabsorpsi kedalam darah yang dapat menyebabkan kanker. Menurut Sharon tipe kanker yang umumnya terjadi pada petembakau :

1. Kanker mulut dan tenggorokan 2. Kanker perut

3. Kanker kandung kemih 4. Kanker esophagus

5. Kanker pada ginjal dan kandung kemih 6. Kanker pada pancreas

7. Kanker serviks 8. Kanker payudara

Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara menghisap, mengunyah atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan citarasa dan penciuman serta memerihkan paru. Nikotin, terdapat di tembakau, adalah salah satu zat yang paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar. Ketergantungan fisik pada nikotin dan yang lebih penting, ketergantungan psikologis pada rokok, berkembang dengan cepat (Ilham, 2008).


(36)

Selain itu nikotin juga dapat menyebabkan leukoplakia yakni luka putih di dalam mulut yang dapat menyebabkan kanker, resi gusi yakni mengupasnya lapisan kulit pada bagian belakang gusi, keropos di sekitar gigi, dan buruk/bau nafas pada penggunanya, mual dan pusing. Selain kerugian kesehatan, yang juga harus diperhitungkan adalah kerugian financial. Semua penyakit dan efek dari tembakau kunyah tersebut harus ditanggung dengan uang yang tidak sedikit/banyak, sehingga jika dihitung secara keseluruhan jumlahnya sungguh luar biasa dan akan lebih baik jika digunakan untuk kepentingan yang lain yang lebih berguna dan bermanfaat.

2.6. Nikotin Dalam Tubuh Manusia

Nikotin merupakan senyawa organik alkaloid, yang umumnya terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan terkadang juga Oksigen. Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant terhadap tubuh manusia. Contoh lain dari senyawa alkaloid ini misalnya, Kafein. Bagi pencinta kopi, tentu bisa merasakan effek stimulant dari kafein ini ketika meminum secangkir kopi di pagi hari. Konsentrasi Nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau.

Layaknya zat additive lainnya, ada beberapa cara bagi Nikotin untuk terserap dalam tubuh manusia, yaitu melalui:

1. Kulit 2. Paru-paru

3. Mucous membranes ( mucous membrane misalnya pada bagian dalam mulut, atau lapisan dalam hidung kita)


(37)

Setelah terserap melalui salah satu cara diatas, Nikotin akan masuk ke dalam system peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh system tubuh. Merokok, atau proses inhalasi, adalah cara yang paling umum dan tercepat bagi Nikotin untuk terserap dalam darah. Paru-paru kita mengandung banyak alveolus. Alveolus adalah semacam kantung kecil, tempat terjadinya pertukaran antara udara kotor dan bersih yang kita hisap. Setelah berada dalam system peredaran darah, Nikotin dengan cepat akan sampai ke otak, dan bereaksi dengan sel-sel otak sehingga terciptalah perasaan nyaman tersebut dan menyebabkan ketagihan. Dibutuhkan 5-15 detik setelah setelah hisapan pertama bagi Nikotin untuk bereaksi dalam tubuh (otak) kita.

2.7. Mekanisme Kerja Nikotin Dalam Tubuh

Saat kita mengkonsumsi tembakau, saat itu juga zat nikotin yang terkandung di dalamnya meresap ke dalam paru-paru yang kemudian langsung masuk ke dalam aliran darah untuk seterusnya disirkulasikan menuju otak. Semua ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Bukan hanya lewat paru-paru saja nikotin bisa masuk ke dalam aliran darah. Nikotin juga bisa mencapai aliran darah melalui membran sel yang terdapat di mulut, di hidung atau bahkan lewat sel kulit.

Molekul nikotin juga berbentuk serupa dengan bentuk neurotransmiter dalam tubuh manusia yang bernama asetilkholin. Asetilkholin dengan reseptornya bereaksi dalam berbagai fungsi, diantaranya dalam molekul yang mengatur pergerakan tubuh, pernapasan, denyut jantung, dan memori. Pasangan ini juga berperan dalam pelepasan neurotransmiter lainnya dan sel hormon yang berefek pada perasaan hati, selera makan, memori dan banyak lagi yang lainnya. Pada waktu berada di otak,


(38)

molekul nikotin ini langsung menyatu dengan reseptor dan bertindak seperti layaknya sebuah asetilkholin.

Nikotin juga bereaksi di bagian otak yang mengatur pembentukan perasaan nyaman dan dihargai. Hal ini disebabkan karena perjalanannya di otak, ternyata nikotin akan bereaksi di bagian otak menempel pada reseptor otak yang bernama α 4 β 2, sehingga merangsang pelepasan neurotransmiter dan melepaskan dopamin yang memberikan efek fisiologis seperti rasa nikmat, tenang, dan menciptakan perasaan nyaman dan dihargai pada manusia (Farmakotrapi-Info, 2008).

2.8. Metabolisme dan Ekskresi Nikotin

Nikotin sebagai zat yang paling banyak dikaitkan dengan ketagihan pada pengkonsumsi tembakau diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian ke jalur adrenergik sehingga membuat perasaan akan merasa lebih tenang, nikmat, memacu sistem dopaminergik, dan merasa daya pikir lebih cemerlang . Sementara di jalur adrenergik, zat iniakan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian yang mengeluarkan neurotransmiter serotonin. Meningkatnya serotonin inilah yang menyebabkan timbulnya rangsangan rasa senang untuk mencari tembakau lagi.

a. Metabolisme nikotin

Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar 80% nikotin akan menjadi Kotinin.Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam paru-paru. Disini, Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida. Kotinin dapat dikeluarkan melalui urin. Itulah mengapa, urin seorang perokok akan menimbulkan bau yang sangat tajam. Kotinin memiliki waktu paruh 24 jam. Artinya, 24 jam setelah mengkonsumsi tembakau, zat kotinin dalam tubuh akan tersisa


(39)

setengahnya.Nikotin yang tersisa dalam darah, juga akan disaring di dalam ginjal dan akan dikeluarkan melalui urin.

Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh tiap individu dapat berbeda satu sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan membuat organ hati menjadi kurang efektif dalam mencerna Nikotin. Akibatnya, kadar Nikotin dalam darah masih berada pada level yang tinggi. Pengkonsumsi tembakau dengan kelainan fungsi enzyme ini, biasanya menggunakan tembakau lebih sedikit namun merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari pada pengguna tembakau lain pada umumnya.

b. Ekskresi nikotin

Proporsi terbesar sejauh ini dari nikotin dan metabolismenya dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Walaupun nikotin juga terdapat pada keringat, saliva, kelenjer susu pada wanita. Pada kejadian absorbsi, ekskresi nikotin yang stabil adalah pH yang tetap, ketika pH rendah (5,5 atau kurang) maka nikotin hampir secara total terionisasi dan tidak dapat diabsorbsi melalui tubulus ginjal (Mangan, 1984).

2.9. Karakteristik Masyarakat

Dalam pengetahuan tentang kependuduk an dikenal istilah karakteristik penduduk atau karakteristik masyarakat, yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik adalah hal – hal yang melekat pada diri individu dan yang dapat membedakan individu satu dengan yang lainnya. Pengidentifikasian dan pemilihan karakteristik-karakteristik yang relevan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak mudah. Rangkaian lengkap


(40)

karakteristik yang disajikan mencerminkan suatu kondisi keadaaan dari suatu masyarakat. Karakteristik masyarakat dikelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan dari suatu masyarakat (Anonimous, 2009).

a. Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga disebut struktur umur dan jenis kelamin. Dari hasil survai pendahuluan diketahui bahwa yang menggunakan tembakau kunyah berjenis kelamin perempuan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir.

Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk (Anonimous, 2009).

Dari hasil survai pendahuluan diketahui bahwa pengguna tembakau kunyah di Desa Rumah Gerat Kecamaatan BiruBiru berumur diatas 17 tahun dan kebanyakan dari kalangan ibu rumah tangga

b. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diperoleh ditandai dengan adanya ijazah. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dilalui (Notoadmodjo, 2003).


(41)

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden. d. Penghasilan

Penghasilan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dalam keluarga. Penghasilan dapat berarti juga jumlah uang yang didapat oleh sesorang dari hasil kerjanya setiap bulan (Notoadmodjo, 2003).Selain penggunaan tembakau sebagai rokok, di pedesaan juga didominasi pengguna tembakau dalam bentuk suntil sehingga konsumsi tembakau bagi masyarakat pedesaan seharusnya lebih tinggi dari di perkotaan (Sitepoe, 2000).


(42)

2.10. Kerangka Konsep

TEMBAKAU KUNYAH

WHO

Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Kadar Nikotin

Pemeriksaan Laboratorium

Karakteristik Masyarakat Pengguna Tembakau Kunyah Umur

Umur mulai menggunakan Tembakau Kunyah

Lama menggunakan Tembakau Kunyah Tingkat Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Jenis Tembakau Kunyah Banyaknya tembakau yang

dikunyah per hari Keluhan kesehatan


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat gambaran kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi pemeriksaan kadar nikotin dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan dan lokasi pengambilan sampel untuk mengetahui karakteristik masyarakat pengguna tembakau kunyah dilakukan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2010. 3.3. Objek Penelitian, Populasi dan Sampel

Objek penelitian ini adalah tembakau kunyah yang dikonsumsi masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. Semua merek tembakau kunyah yang dijual di Pasar Tradisional Sibirubiru yakni sebanyak 4 merek tembakau kunyah. Tembakau yang digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah yakni terdiri dari merek tembakau jawa, merek tembakau kuning, merek tembakau hijau dan merek tembakau gayo.


(44)

Populasi yang diteliti adalah masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah. Sampel penelitian adalah masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah dengan prediksi bahwa masyarakat yang menggunakan tembakau kunyah adalah penduduk yang berjenis kelamin perempuan.

Besar sampel ditentukan dengan rumus penentuan jumlah sampel menurut Lemeshow (1994), sebagai berikut :

n =

d2 . ( N – 1 ) + Z2 . P ( 1 – P) Z2 . P ( 1 – P ) . N .

Keterangan : N = Besar Populasi n = Besar Sampel

d = Galat Pendungaan (0,1)

Z = Tingkat Kepercayaan (95% = 1,960) P = Proporsi Populasi (0,5)

Berdasarkan data pada survei pendahuluan diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah sebanyak 232 orang. Maka besar sampel yang akan diteliti adalah

n =

d2 . ( N – 1 ) + Z2 . P ( 1 – P) Z2 . P ( 1 – P ) . N .


(45)

n =

0,01 ( 381 – 1 ) + 1,9602 . 0,5 ( 1- 0,5 ) 1,9602 . 0,5 ( 1- 0,5 ) . 232 .

n =

3,8 + 0,9604 3,842 . 0,25 . 232.

n = 4,76

222,836

n = 46, 814 ≈ 47

Maka jumlah sampel yang akan diteliti yakni sebanyak 47 orang.

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling pada masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah, berjenis kelamin perempuan.

3.4. Cara Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan yakni data mengenai kadar nikotin pada tembakau kunyah serta menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat penggunanya. 3.4.1. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, pengumpulan informasi dari internet, dan peraturan pemerintah.

3.5. Defenisi Operasional


(46)

1. Tembakau kunyah adalah tembakau non hisap yang di bentuk helaian panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan dikonsumsi dengan menaruh tembakau di mulut.

2. Pemeriksaan laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan alat dan cara kerja tertentu didalam suatu ruangan khusus dengan metode titrasi (ditetes perlahan-lahan).

3. Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat pada tembakau rokok yang bersifat adiktif atau dapat mengakibatkan ketergantungan.

4. Kadar nikotin adalah kandungan nikotin yang terdapat dalam tembakau. 5. Memenuhi syarat kesehatan ialah kadar nikotin dalam tembakau kunyah

tidak melebihi kadar nikotin yang diizinkan yakni 2 mg – 4 mg per hari. 6. Tidak memenuhi syarat ialah kadar nikotin dalam tembakau kunyah

melebihi kadar nikotin yang diizinkan yakni 2 mg – 4 mg per hari.

b. Karakteristik adalah hal – hal yang melekat pada diri responden dan yang dapat membedakan responden satu dengan yang lainnya.

1. Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak ia lahir sampai pada saat pelaksanaan wawancara, yang dinyatakan dalam satuan tahun berdasarkan KTP yang dimiliki maupun pernyataan sacara lisan dari responden. Dikategorikan dalam 5 tahun.

2. Umur mulai menggunakan tembakau kunyah adalah usia responden ketika pertama kali mengkonsumsi tembakau kunyah.


(47)

3. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan oleh responden, dikategorikan atas:

a. Rendah : tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar (SD) dan belum tamat Sekolah Dasar (SD).

b. Sedang : tamat Sekolah Dasar (SD) dan tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

c. Tinggi : tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA); tamat Akademi/Perguruan Tinggi.

4. Pekerjaan adalah sumber mata pencarian responden yang selama ini untuk menghasilkan uang.

5. Penghasilan adalah besarnya pendapatan atau masukan responden secara rutin tiap bulannya dari hasil bekerja, dikategorikan atas tidak mempunyai penghasilan dan sesuai Upah Minimum Propinsi (UMP) Sumatera Utara tahun 2010 yaitu Rp. 965.000.

6. Jenis tembakau tembakau kunyah adalah merek/nama tembakau kunyah yang dikonsumsi oleh responden (merek tembakau jawa, merek tembakau kuning, merek tembakau hijau dan merek tembakau gayo)

7. Gram tembakau yang dikunyah per hari adalah rata – rata banyaknya jumlah tembakau kunyah dalam gram yang dikonsumsi responden setiap hari.

8. Keluhan kesehatan adalah keluhan responden terhadap kesehatan yang di timbulkan oleh efek dari mengkonsumsi tembakau kunyah (Mual dan pusing) ,gigi keropos, bibir dan lidah melepuh, Resi gusi (mengupas lapisan kulit pada


(48)

belakang gusi), Leukoplakia(luka putih pad mulut yang dapat menyebabkan kanker) dan kanker mulut dan pharynx.

3.6. Instrumen Penelitian

3.6.1. Bahan

1. Tembakau kunyah 2. Alkohol

3. NaOH 20% 4. Aquades 5. Metil Jingga 6. Eter

7. Larutan HCl 0,01 N 8. Larutan Na2CO3 0,01 N 3.6.2. Alat

1. Corong Pisah 2. Erlemeyer

3. Water Bath/Penangas Air 4. Buret

5. Mesin Penghalus 6. Timbangan 3.7. Prosedur Penelitian

3.7.1. Standarisasi HCl dengan Larutan Na2CO3 0,01 N


(49)

2. Masukan larutan indikator metil jingga sebanyak 2 tetes.

3. Larutan HCl yang akan ditentukan normalitasnya dimasukan ke dalam buret.

4. Titrasi larutan Na2CO3 yang berada dalam erlemeyer dengan larutan naku HCl yang berada dalam buret.

5. Lakukan titrasi dengan perlahan-lahan sambil dikocok sampai warna larutan yang berada dalam erlemeyer berubah dari warna orange menjadi merah muda (rose).

6. Catatlah volume titrasi. 3.7.2. Cara Kerja

a. Sampel ditimbang sebanyak 1 gr dan dihaluskan sampai seperti tepung, lalu dmasukkan kedalam corong pisah.

b. Tambahkan larutan NaOH 20% sebanyak 10 ml, lalu didiamkan selama 5 menit.

c. Kemudian ditambah eter 20 ml dan dikocok hingga merata selama ±15 menit lalu didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan, kemudian lapisan eternya diambil. d. Filtrat/lapisan eter tersebut dikumpulkan dan dimasukan kedalam erlemeyer. e. Lalu uapkan lapisan eter tadi diatas penangas air/water bath sampai kering. f. Setelah kering tambah 25 ml aquades dan 2 tetes indikator metil jingga.

g. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N secara perlahan-lahan sampai terjadi perubahan dari warna orange menjadi warna merah jambu (rose).

h. Catatlah volume titrasi. 3.8. Perhitungan


(50)

Kadar Nikotin = B

VxN / 0,01x1,6223

Keterangan : V = Volume Titrasi

N = Normalitas dari larutan baku HCl setelah distandarisasi dengan larutan Na2CO3 0,01 N

B = Berat sampel yang dipakai (gr) Catatan : 1 ml HCl 0,01 ~ 1,6223 mgr Nikotin 3.9. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel, lalu dilakukan analisa data dan dibandingkan dengan konsumsi kadar nikotin perharinya melalui oral yang yang di izinkan oleh WHO.Sedangkan data yang telah diperoleh dari kuisioner mengenai karakteristik masyarakat pengguna rokok lintingan yang telah diperoleh diolah dengan perangkat komputer menggunakan program SPSS. Data dianalisa secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(51)

BAB IV

HASILPENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Rumah Gerat yang memiliki luas 1.350 Ha terdiri dari 6 dusun, yakni Dusun I Rumah Gerat, Dusun II Kerapat, Dusun III Tanjung Berampu, Dusun IV Ujung Teran, Dusun V Rumah Galuh Julu, dan Dusun VI Cililis.

4.1.1 Kondisi Geografis

Secara geografis Desa Rumah Gerat merupakan salah satu desa pertanian karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tanah Desa Rumah Gerat tergolong subur dengan hasil pertanian yang melimpah, dimana hasil pertani unggulan Desa Rumah Gerat diantaranya adalah padi dan buah - buahan. Batas – batas wilayah Desa Rumah Gerat sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Desa Kutomulyo - Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Sibolangit - Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Namo Rambe - Sebelah Timur berbatas dengan Desa Sari Laba Jahe 4.1.2 Kondisi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Rumah Gerat tahun 2010 berdasarkan data dari Kantor Kepala Desa Rumah Gerat adalah: 1.350 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga (KK): 349 KK. Penyebaran penduduk tidak merata seperti terlihat pada tabel 4.1.2. Daerah dengan penduduk terbanyak adalah Dusun I Rumah Gerat yaitu: 669 jiwa,


(52)

sedangkan daerah yang jumlah penduduknya sedikit adalah Dusun VI Cililis yaitu 123 jiwa.

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Dusun Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk

1 Rumah Gerat 356,0 669

2 Kerapat 222,0 113

3 Tanjung Berampu 231,0 127

4 Ujung Teran 170,0 169

5 Rumah Galuh Julu 211,0 146

6 Cililis 160,0 123

Jumlah 1.350,0 1350

Sumber: Profil Desa Rumah Gerat Tahun 2010 4.2 Karakteristik Umum Responden

4.2.1 Umur

Umur responden dalam penelitian ini dikelompokan dalam 5 tahun, dengan umur terendah 20 tahun dan umur tertinggi > 60 tahun, maka dari 47 responden yang diteliti diperoleh data hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Umur (Tahun) Jumlah Persentase

1 20-24 7 14,9

2 25-29 18 38,3

3 30-34 6 12,8

4 35-39 3 6,4

5 40-44 3 6,4

6 45-49 2 4,3

7 50-54 4 8,5

8 55-59 1 2,1

9 >60 3 6,4


(53)

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa kelompok umur responden terbanyak di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru adalah kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 18 responden (38,3%).

4.2.2 Pendidikan

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Rendah (tidak sekolah, tidak tamat

SD,belum tamat SD) 12 25,5

2 Sedang (tamat SD,tamat SMP) 25 53,2

3 Tinggi (tamat SMA, tamat

Akademi/perguruan tinggi) 10 21,3

Total 47 100,0

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa pendidikan responden terbanyak di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru adalah sedang (tamat SD,tamat SMP) yaitu sebanyak 25 responden (53,2%).

4.2.3 Pekerjaan

Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Tidak Bekerja 6 12,8

2 Petani 32 68,1

3 Pegawai Swasta 3 6,4

4 Pedagang 5 10,6

5 PNS 1 2,1


(54)

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa pekerjaan responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru terbanyak adalah petani, yaitu sebanyak 32 responden (68,1%).

4.2.4 Penghasilan Per Bulan

Berdasarkan data penelitian, sebagian besar responden memiliki penghasilan setiap bulannya, tetapi ada beberapa responden yang tidak mempunyai penghasilan setiap bulannya.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Penghasilan Per Bulan Jumlah Persentase

1 Tidak Mempunyai Penghasilan 3 6,4

2 < Rp. 965.000 24 51,1

3 ≥ Rp. 965.000 20 42,6

Total 47 100,0

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa penghasilan responden setiap bulannya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru terbanyak adalah <Rp.965.000 yaitu 24 responden (51,1%), yakni masih dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Utara yaitu ≥Rp.965.000,- setiap bulannya.

4.2.5 Umur Mulai Mengunyah Tembakau

Responden dalam penelitian ini mengkonsumsi tembakau kunyah mulai dari umur 10 tahun, maka dari 46 responden yang diteliti diperoleh data hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mulai Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010


(55)

1 10-14 3 6,4

2 15-19 21 44,7

3 20-24 18 38,3

4 >25 5 10,6

Total 47 100,0

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa umur responden mulai mengunyah tembakau terbanyak di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru adalah 15-19 tahun yaitu sebanyak 21 responden (44,7%).

4.2.6 Lama Mengunyah Tembakau

Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mengunyah tembakau lebih dari 1 tahun. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Lama Mengunyah

Tembakau (Tahun)

Jumlah Persentase

1 1-9 23 48,9

2 10-19 9 19,1

3 20-29 5 10,6

4 >30 10 21,3

Total 47 100,0

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa lama responden mengunyah tembakau terbanyak di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru adalah 1-9 tahun yaitu sebanyak 23 responden (48,9%).

4.2.7 Merek Tembakau Kunyah yang Dikonsumsi

Tembakau kunyah yang dijual di Pasar Tradisional Biru Biru ada 4 merek tembakau kunyah, berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa dari 47 responden dalam penelitian ini memilih tembakau kunyah berdasarkan


(56)

kesenangannya dalam mengkonsumsinya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Merek Tembakau kunyah yang Dikonsumsi di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010 No Merek Rokok yang Dikonsumsi Jumlah Persentase

1 Tembakau Kuning 22 46,8

2 Tembakau Gayo 13 27,7

3 Tembakau Hijau 7 14,9

4 Tembakau Jawa 5 10,6

Total 47 100,0

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa merek tembakau kunyah yang dikonsumsi responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru ada 4 jenis merek tembakau kunyah dan yang paling banyak dikonsumsi adalah tembakau kuning yaitu sebanyak 22 responden (46,8%).

4.2.8 Jumlah Tembakau yang Dikunyah Per hari (Gram)

Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengunyah tembakau lebih dari 10 gram setiap harinya. Lebih jelasnya distribusi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tembakau yang Dikunyah Per Hari (Gram) di Desa Rumah Gerat kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Jumlah Tembakau Yang Dikunyah Per Hari (Gram)

Jumlah Persentase

1 10-19 2 4,3

2 20-29 27 57,4

3 30-39 12 25,5

4 40-49 5 10,6

5 >50 1 2,1


(57)

Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa perkiraan banyaknya tembakau yang dikunyah per hari oleh responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru terbanyak adalah 20-29 gram tembakau yaitu sebanyak 27 responden (57,4%).

4.2.9 Keluhan Kesehatan

Keluhan kesehatan responden antara lain mual dan pusing,gigi keropos,resi gusi. Lebih jelasnya keluhan kesehatan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Keluhan Kesehatan Jumlah Persentase

1 Mual dan pusing 27 57,4

2 Gigi keropos 3 6,4

3 Bibir dan lidah melepuh 14 3,5

4 Resi gusi (mengupas belakang gusi)

2 4,3

5 Leukoplakia (luka di dalam mulut yang dapat menyebabkan kanker)

1 1,4

6 Kanker mulut dan pharynx - -

Total 47 100,0

Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa keluhan kesehatan responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru terbanyak adalah mual dan pusing yaitu 27 responden (57,4%).

4.2.10 Merek Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan

Salah satu faktor penyebab munculnya keluhan keehatan yang diakibatkan oleh merek tembakau kunyah yang dikonsumsi oleh masyarakat memiliki kadar nikotin yang tinggi, kaitan antara pemilihan merek tembakau dengan keluhan kesehatan yang dialamai responden dapat dilihat pada table berikut.


(58)

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Merek Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Merek Tembakau Keluhan Kesehatan Mual dan Pusing Gigi Keropos Bibir dan Lidah Melepuh

Resi gusi Total

1 Tembakau Kuning

13 1 8 0 2

2 2 Tembakau

Gayo

9 1 3 0 1

3 3 Tembakau

Hijau

3 0 3 1 7

4 Tembakau Jawa

2 1 1 1 5

Total 27 3 14 2 47

Tabel 4.11. Memperlihatkan bahwa responden yang memeliki keluhan kesehatan terbanyak adalah responden yang menggunakan tembakau kunyah yang bermerek tembakau kuning yakni sebanyak 22 responden.

4.2.11 Lama mengunyah Responden Dengan Keluhan Kesehatan

Responden yang menggunakan tembakau kunyah sebagian besar adalah umur usia produktif, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Lama Mengunyah Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Lama

Mengunyah Keluhan Kesehatan Mual dan Pusing Gigi Keropos Bibir dan Lidah Melepuh

Resi gusi Total


(59)

2 10 – 19 6 1 1 1 9

3 20 – 29 1 1 3 0 5

4 >30 3 0 6 1 10

Total 27 3 15 2 47

Tabel 4.12. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak mengalami keluhan kesehatan adalah responden yang lama mengunyahnya 1 sampai 9 tahun yakni sebanyak 23 responden.

4.2.12 Jumlah Tembakau yang Dikunyah Per Hari (gram) dengan Keluhan Kesehatan

Salah satu Faktor yang mempengaruhi munculnya keluhan kesehatan akibat mengkonsumsi tembakau kunyah adalah jumlah tembakau kunyah yang dikonsumsi oleh responden, berikut adalah tabel jumlah tembakau kunyah yang dikonsumsi dengan keluhan kesehatan yang di alami oleh responden.

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tembakau Yang Dikunyah Per Hari (gram) Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Gram Tembaku

Keluhan Kesehatan Mual dan

Pusing

Gigi Keropos

Bibir dan Lidah Melepuh

Resi gusi Total

1 10 – 19 1 0 1 0 2

2 20 – 29 17 2 8 0 27

3 30 – 39 7 1 3 1 12

4 40 – 40 2 0 2 1 5

5 >50 0 0 1 0 1

Total 27 3 15 2 47

Tabel 4. 13 memperlihatkan bahwa keluhan kesehatan yang terbanyak dialami oleh responden adalah mual dan pusing serta lama mengunyah adalah 20 sampai 29 tahun yakni sebanyak 27 responden.


(60)

4.3 Perbandingan Kadar Nikotin Pada Sampel Dengan Kadar Yang Diizinkan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa ada 4 jenis merek tembakau kunyah yang dijual di Pasar Tradisional Biru Biru yang dikonsumsi masyarakat. Kemudian dilakukan penelitian kadar nikotin pada 4 jenis merek tembakau kunyah yang dikonsumsi masyarakat tersebut.

Berdasarkan hasil pengukuran kadar nikotin pada tembakau kunyah yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan diperoleh hasil dengan kadar nikotin antara 112 - 135 kali dari kadar yang diizinkan, hal ini jauh melebihi dari batas yang diizinkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14. Perbandingan Kadar Sampel Tembakau Kunyah Dengan Kadar Yang Diizinkan Tahun 2010

No Sampel (Merek)

Kadar Nikotin

(mg/g)

Kadar Nikotin (mg/hari

Kadar Yang Diizinkan {mg/hari)}

Perbandingan Kadar Sampel Dengan Kadar Yang Diizinkan

1 Tembakau Kuning 25,644 512,88 ≤ 4 128

2 Tembakau Gayo 23,282 465,64 ≤ 4 116

3 Tembakau Hijau 22,375 447,50 ≤ 4 112

4 Tembakau Jawa 26,998 539,96 ≤ 4 135

Tabel 4.14 memperlihatkan merek tembakau yang mempunyai kadar tertinggi sampai dengan terendah yakni merek Tembakau jawa, tembakau kuning, tembakau gayo dan tembakau hijau. Kadar nikotin tertinggi terdapat pada tembakau jawa yakni


(1)

37

2

4

1

2

5

2

3

1

2

1

38

5

2

3

2

4

5

2

2

2

3

39

2

4

1

2

5

5

2

1

2

1

40

2

3

1

2

5

5

2

3

1

1

41

2

3

1

2

5

1

3

1

2

1

42

7

3

4

2

1

3

2

1

2

3

43

3

2

2

2

3

3

2

1

2

1

44

9

2

4

2

1

5

1

1

5

3

45

2

3

1

2

4

3

2

1

3

1

46

4

2

3

2

3

3

3

2

3

2


(2)

Hasil Analisa data

Frequencies

Frequency Table

umur responden (tahun)

7 14.9 14.9 14.9

18 38.3 38.3 53.2

6 12.8 12.8 66.0

3 6.4 6.4 72.3

3 6.4 6.4 78.7

2 4.3 4.3 83.0

4 8.5 8.5 91.5

1 2.1 2.1 93.6

3 6.4 6.4 100.0

47 100.0 100.0

20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 >60 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

umur mulai mengunyah tembakau (tahun)

3 6.4 6.4 6.4

21 44.7 44.7 51.1

18 38.3 38.3 89.4

5 10.6 10.6 100.0

47 100.0 100.0

10-14 15-19 20-24 >25 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

lama mengunyah (tahun)

23 48.9 48.9 48.9

9 19.1 19.1 68.1

5 10.6 10.6 78.7

10 21.3 21.3 100.0

47 100.0 100.0

1-9 10-19 20-29 >30 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

jenis kelamin

47 100.0 100.0 100.0

perempuan Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

pendidikan

8 17.0 17.0 17.0

4 8.5 8.5 25.5

6 12.8 12.8 38.3

19 40.4 40.4 78.7

10 21.3 21.3 100.0

47 100.0 100.0

tidak sekolah tidak tamat SD SD

SMP SMA Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pekerjaan

1 2.1 2.1 2.1

3 6.4 6.4 8.5

32 68.1 68.1 76.6

5 10.6 10.6 87.2

6 12.8 12.8 100.0

47 100.0 100.0

PNS

pegawai swasta petani

pedagang tidak bekerja Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

penghasilan

3 6.4 6.4 6.4

24 51.1 51.1 57.4

20 42.6 42.6 100.0

47 100.0 100.0

tidak mempunyai penghasilan <965,000 >=965.000 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

merek tembakau yang dikonsumsi

22 46.8 46.8 46.8

13 27.7 27.7 74.5

7 14.9 14.9 89.4

5 10.6 10.6 100.0

47 100.0 100.0

tembakau kuning tembakau gayo tembakau hijau tembakau jawa Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Crosstabs

gram tembakau yang dikunyah per hari

2 4.3 4.3 4.3

27 57.4 57.4 61.7

12 25.5 25.5 87.2

5 10.6 10.6 97.9

1 2.1 2.1 100.0

47 100.0 100.0

10-19 20-29 30-39 40-49 >50 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

keluhan kesehatan

27 57.4 57.4 57.4

3 6.4 6.4 63.8

15 31.9 31.9 95.7

2 4.3 4.3 100.0

47 100.0 100.0

mual dan pusing gigi keropos

bibir dan lidah melepuh resi gusi

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Case Processing Summary

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

merek tembakau yang dikonsumsi * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

merek tembakau yang dikonsumsi * keluhan kesehatan Crosstabulation Count

13 1 8 0 22

9 1 3 0 13

3 0 3 1 7

2 1 1 1 5

27 3 15 2 47

tembakau kuning tembakau gayo tembakau hijau tembakau jawa merek tembakau

yang dikonsumsi

Total

mual dan

pusing gigi keropos

bibir dan lidah

melepuh resi gusi keluhan kesehatan


(5)

Crosstabs

Chi-Square Tests

9.896a 9 .359

9.359 9 .405

1.296 1 .255

47 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21.

a.

Case Processing Summary

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

gram tembakau yang dikunyah per hari * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

gram tembakau yang dikunyah per hari * keluhan kesehatan Crosstabulation

Count

1 0 1 0 2

17 2 8 0 27

7 1 3 1 12

2 0 2 1 5

0 0 1 0 1

27 3 15 2 47

10-19 20-29 30-39 40-49 >50 gram tembakau yang dikunyah per hari

Total

mual dan

pusing gigi keropos

bibir dan lidah

melepuh resi gusi

keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

8.272a 12 .764

8.605 12 .736

2.368 1 .124

47 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)


(6)

Case Processing Summary

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%

lama mengunyah (tahun) * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

lama mengunyah (tahun) * keluhan kesehatan Crosstabulation Count

17 1 5 0 23

6 1 1 1 9

1 1 3 0 5

3 0 6 1 10

27 3 15 2 47

1-9 10-19 20-29 >30 lama mengunyah (tahun)

Total

mual dan

pusing gigi keropos

bibir dan lidah

melepuh resi gusi keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

14.941a 9 .093

16.013 9 .067

8.250 1 .004

47 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21.