Benth yang diambil dari salah satu pedagang jengkol di wilayah pasar Petisah Medan.
3.5.2 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Medan.
3.5.3 Pengolahan Sampel
Kulit buah jengkol yang telah dikumpulkan dibersihkan dari pengotoran dengan menggunakan air bersih yang mengalir, kemudian ditiriskan. Selanjutnya
dibuang bagian yang tidak diperlukan sortasi basah, kemudian ditimbang berat basahnya. Kulit buah jengkol selanjutnya diiris tipis-tipis dan dikeringkan di dalam
lemari pengering sampai kering, lalu ditimbang berat kering simplisia. Selanjutnya simplisia diserbuk hingga halus menggunakan blender dan diayak. Disimpan dalam
wadah plastik yang tertutup rapat.
3.6 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
Dilakukan pemeriksaan karakterisasi simplisia yang meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut
dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1989.
3.6.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap tumbuhan segar dan simplisia meliputi bentuk, bau, warna dan rasa.
3.6.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan ini dilakukan terhadap irisan melintang dari kulit buah jengkol segar dan serbuk simplisia. Pemeriksaan mikroskopik untuk irisan melintang
Universitas Sumatera Utara
tumbuhan segar dilakukan sebagai berikut: dibuat irisan melintang kulit buah jengkol. Hasil irisan tipis diletakkan di atas objek gelas lalu ditetesi larutan
kloralhidrat, dipanaskan dengan lampu spiritus, ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop pada berbagai perbesaran.
Pemeriksaan mikroskopik untuk serbuk simplisia dilakukan sebagai berikut: sejumlah serbuk simplisia diletakkan merata di atas objek gelas lalu ditetesi larutan
kloralhidrat, ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop pada berbagai perbesaran.
3.6.3 Penetapan Kadar Air
Ke dalam labu alas bulat di masukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, destilasi selama 2 jam, biarkan menjadi dingin selama 30 menit dan volume air
dalam tabung penampung dibaca. Selanjutnya ke dalam labu dimasukkan 5 gram serbuk simplisia lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena
mendidih, kecepatan tetesan diatur yaitu 2 tetesan per detik sampai sebagian air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes per detik. Setelah
semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penampung dibiarkan dingin sampai
sama dengan suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, dibaca volume air dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan
kandungan air di dalam bahan yang diperiksa WHO, 1992.
3.6.4 Penetapan Kadar Sari yang larut dalam air
Sebanyak 5 gram serbuk simplisia yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml campuran air dan kloroform 2,5 ml kloroform dalam
air sampai 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam
Universitas Sumatera Utara
pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Disaring, sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata dan telah ditara, sisanya
dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1989.
3.6.5 Penetapan Kadar Sari yang larut dalam etanol