Financing of Terrorism Pendanaan atau pembiayaan terorisme.

12. Financing of Terrorism Pendanaan atau pembiayaan terorisme.

Berdasarkan jenis pembagian Kejahatan Internasional, dari 28 Hirarki di atas terbagi menjadi 3 bagian, yakni berdasarkan jenis pelanggaran hak azasi kemanusiaan. Kemudian ada Jenis Kepentingan Negara-negara yang terlibat di dalamnya negara-negara yang menjadi korban, dan menurut Jenis pelanggaran Normatif misal No.28 di atas. Lihatlah, pada urutan ke 12 persoalan yang sedang marak dan terjadi di Negara ini. Kondisi ini berkaitan dengan adanya penangkapanpenangkapan teroris atau orang-orang yang dituduh Teroris kahir- akhir ini. Jadi memang tidak tertutup kemungkinan adanya pesanan khusus oleh intenasional untuk menjaring seseorang atau pentolan organisasi teroris, karena masalah ini masuk dalam dalam katagori ke 12 Pendanaan Terorisme UU Kejahatan Internasional. Walaupun demikian, ada satu hal yang musti diperhatikan oleh Pemerintah khususnya POLRI adalah, apapun dalil dan landasan hukumnya, tetap saja orang-oang yang tertangkap karena terlibat atau dituduh terlibat makar nasional atau Intensional harus tetap menjunjung tinggi azas praduga tak bersalah. Seperti halnya mengacu kepada dalil hukum yang menyeret tersangka pelaku kejahatan internasional untuk di adili oleh negara Negaranya atau Intensional ekstradisi yang mengacu kepada Hukum Pidana Internasional, kepada tersangka ini pun dalam proses penahanan harus juga mengacu kepada dalil hukum pidana internasional. Dalam pasal 20 Statuta Roma seperti tertuang dalam salah satu azas Hukum Kejahatan Internasional Azas Ne bis In Idem menyebutkan dalam ayat 1, bahwa Tidak seorang pun diadili di depan mahkamah berkenan dengan perbuatan yang merupakan kejahatan dimana orang tersebut telah dinyatakan bersalah atau dibebaskan oleh Mahkamah. Kemudian dalam ayat 2 bahwa Seseorang tidak boleh dituntut satu kali di pengadilan atas Perkara yang sama Principle of Double Joepardy. Jika mengacu kepada Pasal 11 deklarasi HAM PBB, ayat 1 berbunyi :Setiap oang yang dituntut karena diduga melakukan suatu tindak pidana, harus dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dan pengadilan yang terbuka, dimana ia memperoleh semua jaminan ynag diperlukan untuk pembelaannya. Ayat ini sering kita sebut dengan menganut azas praduga tak bersalah. Terlepas dari persoalan keyakinan masing-masing serta konsekwensi yang harus diterima atas pilihan tersebut, semoga pengkajian ini dapat membantu kita menerawang masalah ini : Ternyata masalah bantuan pendanaan tanpa sengaja pun misalnya bisa dianggap sebagai jaringan kejahatan intenasional..

B. Hukum Positif Indonesia Hasil Konversi Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Terorisme