negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Konvensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Merupakan kebiasaan
yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggarannya
2. Tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar dan berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh rakyat
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan
dasar yang tidak terdapat dalam Undang-undang Dasar.
3. Pengertian Terorisme
Kata terorisme atau pelaku dari terorisme atau aksi berasal dari kata “terrere” yang kurang berarti membuat gemetar atau menggetarkan, kata teror
juga bisa mengerikan atau kengerian dihati atau pikiran dari korban terorisme. Kata terorisme sudah sejak lama dikenal di dunia internasional sebagai
salah satu pidana yang khusus di masyarakat dunia sebagai salah satu upaya merusak keamanan dan kestabilan suatu bangsa bahkan dalam buku Romli
Atmasasmita, yang berjudul Pengantar Hukum Pidana Internasional, terorisme sudah dikenal sejak tahun 1996 dan berkembang dengan sangat pesatnya di Eropa
dan di Negara-negara Timur Tengah dan Asia. Berbagai peristiwa pengeboman dan korban massal sebagai akibat kegiatan terorisme sudah terjadi terutama
dibelahan utara daratan Asia dan di belahan selatan benua Afrika dan di beberapa
Negara Eropa Utara, pasca perang dingin kegiatan terorisme beralih ke benua Asia dan beberapa Negara ASEAN termasuk Indonesia.
25
Pengertian terorisme untuk pertama kali dibahas dalam European Convention on the Suppression of Terorism ECST di Eropa tahun 1977, dimana
terjadi perluasan paradigma arti dari Crimes Against State menjadi Crimes Against Humanity. Crimes Against Humanity meliputi tindak pidana untuk
menciptakan suatu keadaan yang mengakibatkan individu, golongan dan masyarakat umum ada dalam suasana teror, yang dari segi HAM dikategorikan
kedalam gross violation of human rights yang dilakukan sebagai bagian serangan meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan langsung
terhadap penduduk sipil, lebih- lebih diarahkan kepada jiwa- jiwa tidak bersalah public by innocent.
26
Untuk memahami makna terorisme lebih jauh dan mendalam kiranya perlu dikaji terlebih dahulu pengertian atau definisi terorisme yang dikemukakan baik
oleh lembaga maupun beberapa penulis pakar atau ahli, yaitu : 1. US Departements of state and defense
Terorisme adalah kekerasan bermotif politik dan dilakukan oleh negara atau kelompok subnasional terhadap sasaran kelompok nonkombatan.Biasanya
dengan maksud untuk mempengaruhi audien. Terorisme internasional adalah terorisme yang melibatkan warga negara atau wilayah lebih dari satu negara.
27
2. Black’s Law Dictionary
25
Romli Atmasasmita, Pegantar Hukum Pidana Internasional bagian II, Hecca Mitra Utama, Jakarta, 2004, hal 73.
26
Abdul Wahid, Op. Cit, hal. 23.
27
Ibid., hal 24.
Tindakan terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum
pidana Amerika, atau negara bagian Amerika, dan jelas dimaksudkan untuk ;i mengintimidasi penduduk sipil ;ii mempengaruhi kebijakan pemerintah;iii
mempengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara penculikan dan pembunuhan.
28
3. US Central Inteligence Agency CIA Terorisme internasional adalah terorisme yang dilakukan dengan
dukungan pemerintah atau organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan negara, lembaga, atau pemerintah asing.
29
4. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Terorisme adalah penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menurunkan
semangat, menakut-nakuti, terutama untuk tujuan politik.
30
5. Dalam Pasal 1 Perpu No. 01 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme. Terorisme adalah perbuatan melawan hukum secara sistematis dengan
maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan negara dengan membahayakan bagi badan, nyawa, moral, harta benda dan kemerdekaan orang
atau menimbulkan kerusakan umum atau suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas, sehingga terjadi kehancuran terhadap objek- objek vital yang
strategis, kebutuhan pokok rakyat, lingkungan hidup, moral, peradaban, rahasia
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Ibid. hal. 31.
negara, kebudayaan, pendidikan, perekonomian, teknologi, perindustrian, fasilitas umum, atau fasilitas internasional.
31
Menurut Abdul Wahid, kegiatan terorisme sendiri tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun, karena ciri-ciri utamanya yaitu
32
: 1. Aksi yang digunakan menggunakan cara kekerasan dan ancaman
untuk menciptakan ketakutan publik; 2. Ditujukan kepada negara, masyarakat atau individu atau kelompok
masyarakat tertentu; 3. Memerintah anggota-anggotanya dengan cara teror juga;
4. Melakukan kekerasan dengan maksud untuk mendapat dukungan dengan cara yang sistematis dan terorganisir.
Menurut pendapat James H. Wolfe menyebutkan beberapa karakteristik terorisme sebagai berikut:
1. Terorisme dapat didasarkan pada motivasi yang bersifat politis maupun nonpolitis;
2. Sasaran yang menjadi objek aksi terorisme bisa sasaran sipil supermarket, mall, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dan fasilitas
umum lainnya maupun sasaran non-sipil fasilitas militer, kamp militer;
3. Aksi terorisme dapat ditujukan untuk mengintimidasi atau mempengaruhi kebijakan pemerintah negara;
31
Ibid.
32
Ibid. hal. 32.
4. Aksi terorisme dilakukan melalui tindakan yang tidak menghormati hukum internasional atau etika internasional.
33
Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan terhadap peradaban yang menjadi ancaman bagi segenap bangsa serta musuh dari
semua agama di dunia ini. Terorisme dalam perkembangannya telah membangun organisasi dan mempunyai jaringan global dimana kelompok-kelompok terorisme
yang beroperasi diberbagai negara telah terkooptasi oleh suatu jaringan terorisme internasional serta mempunyai hubungan dan mekanisme kerja sama satu sama
lain baik dalam aspek operasional infrastruktur maupun infrastruktur pendukung support infrastructure.
34
F. Metode Penelitian