BAB III METODE PENELITIAN
Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  penelitian kuantitatif  yang  bersifat  korelasional.  Tujuan  metode  penelitian  korelasional
adalah  untuk  mendeteksi  sejauh mana  variasi-variasi  pada  suatu  faktor  berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui  pengaruh Gaya  Kepemimpinan Transformasional terhadap Stres Kerja Karyawan.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Untuk  dapat  menguji  hipotesa  penelitian  terlebih  dahulu  diidentifikasi variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang
digunakan terdiri dari : Variabel tergantung DV
: Stres Kerja Variabel bebas IV
: Gaya Kepemimpinan Transformasional
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Stres Kerja
Stres  kerja  adalah  kondisi  karyawan  dimana  lingkungan  kerja  menuntut adanya  respon  adaptif  baik  fisik  maupun  psikologis  dari  karyawan.  Stres  kerja
diukur menggunakan skala stres kerja  dengan mengembangkan aspek-aspek stres kerja  yang  dikemukakan  oleh  Michael  2009  yaitu:  beban  kerja,  konflik  peran,
dan ambiguitas peran. Skala ini menggunakan metode likert. Semakin tinggi skor
Universitas Sumatera Utara
yang  dicapai  seseorang  artinya  semakin  tinggi  stres  kerja  yang  dialami individu. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai artinya semakin rendah stres kerja
yang dialami individu.
2. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Gaya  kepemimpinan  transformasional  adalah  gaya  yang  diterapkan  oleh pemimpin  dengan  memberikan  inspirasi  atau  menjadi  sumber  inspirasi  bagi
pengikutnya, yang akan membuat pengikutnya merasa percaya, kagum, loyal, dan hormat  kepada  pemimpin,  serta  memiliki  komitmen  dan  motivasi  yang  tinggi
untuk berprestasi dan berkinerja yang lebih tinggi lagi. Gaya
kepemimpinan transformasional
diukur dengan
skala gaya
kepemimpinan  transformasional  dengan  mengembangkan  aspek-aspek  yang dikemukakan oleh Bass 1990 yaitu memiliki karisma, menjadi sumber inspirasi,
memberikan  perhatian  bersifat  individual,  dan  mampu  menstimulasi  pemikiran atau ide-ide dari bawahan. Skala ini menggunakan metode  likert. Semakin tinggi
skor  yang  dicapai  seseorang  artinya  semakin  kuat  gaya  kepemimpinan transformasional yang diterapkan individu. Sebaliknya, semakin rendah skor yang
dicapai  artinya  semakin  lemah  gaya  kepemimpinan  transformasional  yang diterapkan individu.
B. POPULASI DAN SAMPEL