Secara sepintas terlihat bahwa baik Undang-undang Darurat Nomor 7Drt1955 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 melakukan
penyimpangan dari KUHP sebagai sumber utama hukum pidana Indonesia. Akan tetapi kita telaah lagi pada KUHP khususnya pada Pasal 103 yang
menyatakan:
65
Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai dengan Bab VIII buku ini juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan perundang-
undangan lainnya diancam dengan pidana, kecuali jika oleh undang- undang ditentukan lain.
Maka keberadaan Undang-undang Darurat Nomor 7Drt1955 dan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 dan peraturan lainnya yang juga mengatur masalah pidana dan pemidanaannya tidak menyimpang dari KUHP
dan tidak menyalahi prinsip-prinsip dasar peraturan perundang-undangan Indonesia, karena dengan adanya pasal tersebut pembuat undang-undang dapat
melakukan penyimpangan dan ketentuan Buku I KUHP dapat dikesampingkan.
F. Data Pelanggaran HKI di Kepolisian
Kepolisian RI POLRI menyatakan hingga saat ini pelanggaran hak cipta masih mendominasi kasus pelanggaran hak atas kekayaan intelektual
HKI di Indonesia. Kepala Unit I Industri Perdagangan Direktorat II Ekonomi
65
Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Buku I, Pasal 103.
Juli Agung Pramono : Pertanggungjawaban Direksi Perseroan Terbatas Dalam Pelanggaran Merek, 2009 USU Repository © 2008
Khusus Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Kanit I Indag Dit II Eksus Bareskrim Mabes Polri Komisaris Besar Polisi
KombesPol Drs. Rycko Amelza Dahniel di Lembang, Bandung, mengatakan, 80 persen dari kasus HKI adalah pelanggaran hak cipta.
Dan 90 sembilan puluh persen dari kasus pelanggaran hak cipta terkait dengan cakram optik, ungkap Rycko dalam peluncuran program
sertifikasi untuk legalisasi piranti lunak software komputer yang disebut Piagam HKI dari BSA Business Software Alliance dengan dukungan Polri.
Rycko juga mengungkapkan data penegakkan hukum terhadap pelanggaran HKI untuk pelanggaran hak cipta pada 2006 mencapai 1439 kasus,
menurun menjadi 589 kasus pada 2007 dan ada 76 kasus sampai Juli 2008. Untuk pelanggaran paten pada 2006 dan 2007 masing-masing ada 6
kasus, dan ada satu kasus sampai Juli 2008, sedangkan pelanggaran merek ada 48 kasus pada 2006, kemudian meningkat menjadi 83 kasus pada 2007 dan ada
8 kasus sampai Juli 2008. Sementara pelanggaran desain industri ada lima kasus pada 2006
meningkat menjadi 17 kasus pada 2007 dan ada satu kasus sampai Juli 2008. Rycko juga mengungkapkan data jumlah tersangka, barang bukti cakram
optik maupun alat duplikator--alat untuk menggandakan cakram optik dengan kapasitas besar-- yang berhasil disita oleh kepolisian dalam rangka penegakkan
hukum terhadap kasus pelanggaran HKI.
Juli Agung Pramono : Pertanggungjawaban Direksi Perseroan Terbatas Dalam Pelanggaran Merek, 2009 USU Repository © 2008
Pada tahun 2004 ada 322 tersangka dengan 45.9470 barang bukti BB cakram optik yang berhasil disita, dan pada 2005 meningkat menjadi 437
tersangka dengan 2.809.649 BB cakram optik. Jumlah pelanggaran pada tahun 2006 meningkat tajam dibanding 2005
yaitu 437 tersangka dengan 2.809.649 BB cakram optik dan mulai ditemukan BB duplikator sebanyak 178 buah. Pada tahun 2007 tertangkap 74 tersangka
dengan 2.140.933 BB cakram optik yang berhasil disita, serta BB 223 duplikator. Sampai Juli 2008, tertangkap 126 tersangka dengan 1.388.364 BB
cakram optik dan 135 BB duplikator. Dengan mulai ditemukannya BB duplikator mulai tahun 2006, Rycko
melihat mulai ada perubahan modus operandi pembajakan cakram optik dari pembajakan skala pabrik ke pembajakan skala industri rumah tangga home
industry karena alat duplikator bisa dioperasikan oleh satu orang stand alone.
Ada duplikator dengan kapasitas produksi 100 sampai 200 cakram optik per tiga menit. Alat duplikator menjadikan pembajakan cakram optik lebih
berbahaya dibandingkan pembajakan cakram optik skala pabrik. Timnas Penanggulaan Pelanggaran HKI sendiri diketuai Menkopolhukkam dengan
Ketua Harian Menkumham dan beranggotakan antara lain Kapolri, Kajagung, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian.
66
66
Budi Utama, “Pelanggaran Hak Cipta dominasi kasus HAKI”, Bandung: Koran Bisnis Bali
,
12 Agustus 2008.
Juli Agung Pramono : Pertanggungjawaban Direksi Perseroan Terbatas Dalam Pelanggaran Merek, 2009 USU Repository © 2008
BAB III PENGATURAN DALAM HAL PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI