Pemanfaatan Informasi Iklim dalam Upaya Peringatan Dini Wilayah-

Gambar 25. Peta Wilayah Iklim Curah Hujan yang Sesuai untuk Kelapa Sawit Elaeis guineensis

b. Pemanfaatan Informasi Iklim dalam Upaya Peringatan Dini Wilayah-

Wilayah yang Rawan Terkena Bencana Akibat Terjadinya Iklim Ekstrim Kondisi iklim yang menyimpang dari normal seringkali menimbulkan dampak yang negatif. Salah satu faktor utama penyebab terjadinya penyimpangan iklim di Indonesia ialah fenomena ENSO El-Nino and Southern Oscillation. Kejadian El-Nino biasanya berasosiasi dengan kejadian kemarau panjang atau kekeringan sedangkan La-Nina berasosiasi dengan kejadian banjir. Kondisi ini dapat memicu terjadinya berbagai kejadian yang tidak diinginkan. Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010. Upaya untuk mengantisipasi atau menekan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena ini sudah banyak dilakukan. Namun demikian, upaya yang dilakukan umumnya tidak bersifat mencegah atau mengurangi dampak negatif yang akan ditimbulkan preventif tetapi lebih bersifat memperbaiki dampak yang sudah terjadi kuratif. Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi fenomena terjadinya iklim ekstrim, langkah-langkah umum yang dapat dilakukan diantaranya ialah melakukan pemetaan daerah-daerah yang sensitif terhadap fenomena ini, meningkatkan kemampuan peramalan sehingga langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan lebih awal, khususnya pada daerah- daerah yang rawan dan menerapkan teknologi budidaya yang dapat menekan risiko terkena dampak kejadian Boer, 2003. Salah satu upaya dalam menekan resiko terjadinya bencana akibat terjadinya iklim ekstrim banjir dan kekeringan adalah dengan memetakan wilayah-wilayah yang rawan. Dengan adanya informasi ini instansi pemerintah khususnya yang terkait langsung dengan hal ini dapat melakukan perencanaan pengelolaan wilayah di daerah tersebut yang berwawasan kebencanaan sehingga dapat menekan resiko terjadinya kerugian yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Salah satu data yang penting dalam pembuatan peta rawan banjir dan kekeringan adalah data curah hujan bulanan. Karena salah satu penentuan tingkat rawan banjir dan kekeringan didasarkan pada besarnya curah hujan yang jatuh dalam satu bulan di daerah tersebut. Kriteria untuk menentukan tingkat rawan Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010. banjir seperti terlihat pada Tabel 10 dan tingkat rawan kekeringan terlihat pada Tabel 11. Tabel 10. Kriteria Rawan Banjir Berdasarkan Rata-rata Curah Hujan Bulanan Curah Hujan Bulanan NIlai Bobot Kriteria banjir 150 mm 150 mm – 250 mm 250 mm – 350 mm 350 mm 1 2 3 Aman Rendah Menengah Tinggi BMKG, 2007 Tabel 11. Kriteria Rawan Kekeringan Berdasarkan Klasifikasi Iklim Oldeman Tipe Oldeman Utama Nilai Bobot Kriteria Kekeringan A 5 Sangat Aman B 4 Aman C 3 Sedang D 2 Agak Rawan E 1 Rawan BMKG, 2007 Berdasarkan tabel kriteria rawan banjir dan kekeringan di atas, maka dengan adanya peta klasifikasi iklim berdasarkan Oldeman dapat dipetakan wilayah-wilayah yang rawan banjir dan kekeringan seperti terlihat pada Gambar 26 dan 27. Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010. Gambar 26. Peta Tingkat Kerawanan Terjadi Banjir Berdasarkan Rata-rata Jumlah Curah Hujan Bulanan Gambar 27. Peta Tingkat Kerawanan Terjadi Kekeringan Berdasarkan Rata-Rata Jumlah Curah Hujan Bulanan Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010. Berdasarkan hasil dari pemetaan-pemetaan tadi, maka diharapkan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan semua instansi terkait memperhatikan sumberdaya iklim ini. Misalnya dalam pembuatan Rencana Tata Ruang Wilayah baik Provinsi maupun Kabupaten Kota hendaknya melibatkan peta potensi sumberdaya iklim ini dalam menentukan peruntukan wilayah baik pemukiman, industri, pertanian dan lain-lain agar terhindar atau meminimalisir resiko bencana yang diakibatkan oleh iklim. Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010.

V. KESIMPULAN DAN SARAN