b. Sistem Klasifikasi Schmidth-Fergusson
Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto et al, 2000 penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidth-Fergusson lebih banyak
digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidth-Fergusson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah
dan bulan kering klasifikasi iklim Mohr. Menurut As-Syakur 2008 pencarian rata- rata bulan kering atau bulan basah dalam klasifikasi iklim Schmidth-Fergusson
dilakukan dengan membandingkan jumlahfrekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan dengan banyaknya tahun pengamatan.
Klasifikasi Iklim menurut Schmidth-Fergusson 1951 didasarkan kepada perbandingan antara Bulan Kering BK dan Bulan Basah BB. Ketentuan
penetapan bulan basah dan bulan kering mengikuti aturan sebagai berikut: Bulan Kering
: bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm Bulan Basah
: bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm Bulan Lembab
: bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm. Bulan Lembab BL tidak dimasukkan dalam rumus penentuan tipe curah
hujan yang dinyatakan dalam nilai Q, yang dihitung dengan persamaan berikut:
Rata-rata jumlah BK Q = ----------------------------- x 100
Rata-rata jumlah BB
Rata-rata jumlah bulan basah adalah banyaknya bulan basah dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan, demikian pula rata-rata
Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010.
jumlah bulan kering adalah banyaknya bulan kering dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan.
Berdasarkan besarnya nilai Q ini selanjutnya ditentukan tipe curah hujan suatu tempat atau daerah dengan menggunakan Tabel Q atau diagram segitiga
kriteria klasifikasi tipe iklim menurut Schmidth-Fergusson, seperti terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 2, untuk zone agroklimatnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Kriteria Pembagian Tipe Iklim Schmidth-Fergusson Tabel Q
Tipe Iklim Kriteria
A Sangat Basah B Basah
C Agak Basah D Sedang
E Agak Kering F Kering
G Sangat Kering H Luar Biasa Kering
0 ≤ Q 0,143 0,143 ≤ Q 0,333
0,333 ≤ Q 0,600 0,600 ≤ Q 1,000
1,000 ≤ Q 1,670 1,670 ≤ Q 3,000
3,000 ≤ Q 7,000 7,000 ≤ Q
Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010.
Gambar 2. Diagram Segitiga Schmidth-Fergusson Tabel 4. Zona Agroklimat Schmidth-Fergusson
Tipe Iklim Schmidth-Fergusson Zona Agroklimat
A Hutan hujan tropis
B Hutan hujan tropis
C Hutan dengan jenis tanaman yang
mampu menggugurkan daunnya di musim kemarau
D Hutan musim
E Hutan savana
F Hutan savana
G Padang ilalang
H Padang ilalang
Ayi Sudrajat : Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Iklim Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Sumatera Utara, 2010.
2.3. Sistem Informasi Geografis SIG