Tujuan Perkawinan Hikmah Perkawinan

23 4. Calon pengantin laki-laki harus hadir sendiri dalam melaksanakan akad nikah; 5. 2 dua orang saksi.

C. Tujuan dan Hikmah Perkawinan

1. Tujuan Perkawinan

Sebagaiman hukum-hukum yang lain ditetapkan dengan tujuan tertentu sesuai dengan tujuan terbentuknya, demikian pula halnya dengan syari`at Islam, mensyari`atkan perkawinan dengan tujuan – tujuan tertentu pula, diantaranya tujuan–tujuan itu ialah: 12 a. Melanjutkan keturunan yang merupakan sambungan hidup dan menyambung cita-cita, membentuk keluarga dan dari keluarga-keluarga dibentuk umat, ialah umat nabi Muhammad SAW umat Islam; ☯ ⌧ ☺ ﻟا : 72 Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu- cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah Q.S : An-Nahl:72 12 Kamal Mukhtar, Asas-asas hukum Islam tentang perkawinan, hal 12-15 24 b. Untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT mengerjakannya; c. Untuk menimbulkan rasa cinta antar suami istri, menimbulkan rasa kasih sayang antar orang tua dengan anaknya dan antara seluruh anggota keluarga. Rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarga ini akan dirasakan pula dalam masyarakat atau umat, sehingga terbentuklah umat yang diliputi cinta dan kasih sayang; d. Untuk menghormati atau mengikuti sunah Rasulullah SAW, beliau mencela orang-orang yang berjanji akan puasa setiap hari, akan bangun beribadah setiap malam dan tidak akan kawin – kawin sebagaimana sabda beliau: ﻰ ْ ﻓ ﻰﺘ ْ ﻏر ْ ﻓ و يرﺎﺨ ﻟا اور Artinya : “Maka barang siapa yang benci kepada sunah-Ku bukanlah ia termasuk umatku” H.R. Bukhari dan Muslim e. untuk membersihkan keturunan. Keturunan yang bersih, yang jelas ayah, kakek, dan sebagainya. Semua itu hanya dapat diperoleh dengan perkawinan. Dengan demikian akan jelas pula orang–orang yang bertanggung jawab terhadap anak–anak, yang akan memelihara dan mendidik sehingga menjadilah ia seorang muslim yang dicita-citakan.

2. Hikmah Perkawinan

25 Adapun hikmah perkawinan menurut Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnahnya yaitu 13 : a. Perkawinan sebagai sarana yang legal untuk pemenuhan kebutuhsan biologis manusia. Dengan demikian manusia berbeda dengan binatang dalam dalam menyalurkan seksnya. Perkawinan secara tidak langsung menciptakan manusia yang memiliki moralitas yang tinggi dan bisa menjaga mata serta kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan agama. b. Perkawinan adalah cara terbaik untuk melestarikan keturunan, memiliki keturunan merupakan keinginan fitrah manusia; c. Perkawinan akan membantu proses pendewasaan, memupuk tabiat keibuan dan kebapakan dengan cara mengurus anak. Dengan menikah akan tumbuh rasa kasih sayang dan kelembutan yang berguna untuk berinteraksi sosial dalam komunitas sosial; d. Perkawinan dapat memotifasi gairah hidup dan semangat kerja suami istri akan berkobar demi membesarkan anak sebagi titipan Allah SWT dan khususnya bagi suami untuk menafkahi istri dan anaknya; e. Perkawinan dapat melahirkan pembagian kerja antara suami dan istri; f. Perkawinan merupakan sarana untuk menciptakan ikatan-ikatan kekeluargaan dan persaudaraan yang sangat dianjurkan oleh Islam; 13 Sayid Sabiq, Fiqh Sunah, terjemah M. Galib, Bandung: Al ma`arif, 1994, Cet, ke 5,hal 64 26 g. Perkawinan merupakan sarana untuk membentuk sebuah bangsa, karena dengan perkawinan akan terbentuk sebuah keluarga yang merupakan bagian terkecil dari sebuah bangsa.

D. Segi-segi Ta’abudi dalam Pemberian Mahar dan Harta Bawaan