Pengertian kudangan Pelaksanaan pemberian kudangan

43 Perkawinan merupakan suatu hal yang penting, karena dengan perkawinanlah seseorang baru akan dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat dimana ia berada. Perkawinan yang dilakukan biasanya dilakaukan dengan suatu upacara. Karena melalui upacara itu akan nampak kesakralan suatu perkawinan. Pada dasarnya upacara dalam suatu perkawinan juga menunjukkan maksud dan tujuan dari kedua individu yang akan menjadi suami istri dalam kehidupan sehari-harinya. Orang Betawi beranggapan bahwa proses perkawinan harus dilakukan sebaik mungkin menurut ketentuan-ketentuan adat perkawinan yang sudah menjadikan kewajiban adat, karena ketentuan tersebut menjadikan kesakralan dalam perkawinan adat Betawi, sehingga harus dipenuhi dengan sepenuh hati oleh masyarakat yang akan melakukan perkawinan.

B. Tradisi kudangan Perkawinan Adat Betawi

1. Pengertian kudangan

Kudangan merupakan tradisi yang tidak pernah terlupakan dalam pelaksanaan perkawinan. Kudangan adalah suatu ucapan atau janji orang tua mempelai wanita kepada anaknya ketika wanita tersebut masih kecil, untuk memberikan sesuatu biasanya berbentuk benda atau makanan kepadanya apabila ia untung jodohnya nikah nanti, suatu barang atau makanan yang 44 disenangi oleh pihak mempelai wanita. semuanya itu harus dipenuhi kepada pihak laki-laki yang akan meminangnya atau menikahinya. 4 Maka hal itu merupakan kewajiban adat yang wajib dan harus dipenuhi oleh mempelai laki-laki. Latar belakang terjadinya pelaksanaan kudangan tersebut biasanya orang tua mempelai wanita tidak dapat memenuhi permintaan mempelai wanita ketika ia masih kecil dan menjadikan janji orang tua tersebut ketika ia mendapatkan jodoh atau akan dilangsungkannya suatu akad pernikahan. Adapun tujuan kudangan tersebut sebagai penghormatan kepada pihak mempelai wanita yang akan dinikahinya

2. Pelaksanaan pemberian kudangan

Kelangsungan perkawinan adat Betawi biasanya dilakukan dalam beberapa proses, yakni: upacara yang berlangsung sebelum acara perkawinan, uapacara yang berlangsung dalam pelaksanaan perkawinan dan uapacara sesedah perkawinan. Proses yang dilakukan sebelum perkawinan pada dasarnya merupakan langkah- langkah untuk memasuki acara perkawinan, di mana dalam proses acara sebelum dan perkawinan dilaksanakan hal-hal seperti: ngelancong, ngelamar, pernikahan dan lain-lain sebagainya. 4 Wawancara Pribadi, Tokoh Masyarakat Bpk. Adja Wijaya di Pamulang. 15 sep 2009. 45 Langkah-langkah pertama yang dilakukan seorang laki-laki adalah ngelancong sifatnya melihat-lihat saja, apabila ada kecocokan maka dilanjutkan dengan melamar yang merupakan penyelidikan apakah siwanita sudah ada yang punya atau belum. Apabila hasil penyelidikan menyatakan bahwa si wanita belum ada yang punya, maka si laki-laki tersebut dapat meminangnya. Proses ini merupakan inti atau puncak upacara yang dilakukan pada upacara sebelum pernikahan. Acara perminangan ini merupakan masa menunggu dan menentukan kapan pernikahan itu dilangsungkan dan apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi serta berbentuk apakah syarat-syarat tersebut. Syarat-syarat yang berkaitan dengan permintaan dari pihak wanita biasanya hanya meliputi dua bentuk, syarat yang pertama adalah uang pelangkah, syarat pelangkah ini biasanya ditentukan oleh kakak perempuan yang mau menikah dan syarat tersebut harus dipenuhi oleh pihak laki-laki ketika akan dilangsungkan akad pernikahan. Adapun jenisnya biasanya berbentuk uang ataupun barang, hal ini tergantung permintaan kakak si wanita yang akan melangsungkan pernikahan. Kedua syarat yang berkaitan dengan kudangan yaitu suatu yang timbul dari ungkapan orang tua mempelai wanita pada masa yang lalu, biasanya mempelai wanita tersebut masih kecil. Uangkapan itu timbul dari peristiwa-peristiwa yang dianggap janggal atau kurang berkenan didalam hati orang tua atas tindakan mempelai wanita waktu masih kecil. Ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki, 46 mengingat hal itu diminta oleh pihak wanita, sehingga melaksanakannya merupakan kewajiban adat yang harus dilakukan menjelang dilangsungkannya pernikahan. 5 Adapun upacara pelaksanaan perkawinan dalam masyarakat Betawi meliputi beberapa hal antara lain: a. Seserahan Upacara seserahan ini telah ditentukan waktunya ketika dilangsungkannya upacara peminangan ngelamar pada waktu sebelumnya. Upacara seserahan ini dilakukan dirumah kediaman pihak wanita, dimana tempat tersebut laki-laki datang membawa barang-barang tertentu dan sejumlah uang. Barang-barang tersebut terdiri dari tempat tidur lengkap, lemari, perabot rumah tangga, kue-kue dan lain-lain. Adapun uang yaitu untuk belanja keperluan mempelai wanita seperti untuk membeli pakaian, alat kosmetik, dan lain sebagainya. Selain daripada yang disebutkan diatas, pada waktu seserahan ini diserahkan juga uang belanja kawin, uang sembah dan terkadang juga uang pelangkah. Sebelum berangkat kerumah pengantin perempuan, terlebih dahulu mengadakan selametan atau jamuan makan dirumah pengantin laki- lakinya. Setelah selesai selametan maka kerabat dan undangan yang terdiri dari orang-orang tua dan anak-anak muda mulai bersiap-siap berangkat ke 5 Wawancara pribadi, tokoh masyarakat Bpk. A.Arifin di Pamulang, 25 Sep 2009. 47 rumah pengantin perempuan. Ketika rombongan akan mulai berangkat ditandakan dengan berbunyinya sebuah petasan, pertanda bahwa rombongan siap berangkat. Dalam iringan rombongan ini, orang tua berjalan didepan sedangkan anak-anak muda berjalan di belakang. Semua barang-barang seserahan yang berat-berat dibawa oleh anak- anak muda, sedangkan uang belanja, mas kawin dibawa oleh seseorang yang mewakili laki-laki dalam urusan ini. 6 b. Pesta Perkawinan Waktu pelaksanaan pesta perkawinan keriaan mungkin dilaksanakan setelah upacara akad nikah, tetapi juga jauh sesudah itu, misalnya dua atau tiga bulan kemudian, hal ini tergantung kepada perjanjian kedua belah pihak. Dalam rangka pesta ini biasanya diundang semua kerabat, baik dekat atau yang jauh tempat tinggalnya. Pertama-tama pesta ini dilaksanakan di rumah pengantin perempuan yang berlangsung selama sehari semalam. Pengantin laki-laki yang memakai pakaian adat Betawi biasanya jas, peci hitam dan yang bersorban sarung. Pengantin perempuan memakai kembang gede, kerudung menutup kepala dan muka, tusuk konde sanggul, kebaya dan lain sebagainya. 6 Rifa’i Abu, Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Jakarta: Depdikbud, 1978, h. 78 48 c. Malam negor Malam berikutnya sesudah malam pernikahan sesudah malam pesta seperti yang dilogiskan di atas, pengantin laki-laki diantar lagi ke rumah istrinya. Di rumah istrinya pengantin laki-laki dengan pengiringnya atau teman-temannya dipersilahkan duduk di ruang tamu, tidak lama kemudian pengantin perempuan datang menghampiri laki-laki, kemudian mengajak pengantin laki-laki masuk ke ruang dalam untuk dipertemukan dengan orang tuanya dan kerabat-kerabatnya pengantin perempuan. Di sini pengantin laki-laki mencium tangan semua orang yang diperkenalkanya, sementara itu pengiring pengantin laki-laki masih tetap di ruang tamu sambil menikmati kueh-kueh yang dihidangkan. Sampai waktunya karena hari sudah larut malam maka teman-teman pengiring pengantin laki-laki meminta untuk pulang, adapun mempelai laki-laki tersebut menginap di rumah mempelai wanita. d. Ngambil Tiga Hari Beberapa hari setelah malam pesta di rumah pihak perempuan selesai, maka ada upacara ngambil tiga hari. Adapun yang dimaksud disini adalah bahwa pengantin perempuan di bawa nginap beberapa hari di lingkungan kerabat pengantin laki-laki, dalam proses sebenarnya hanya satu malam saja, keesokan harinya pengantin ini diantar pulang kembali ke orang tuanya. 49 Setelah pengantin perempuan diantarkan kepada orang tuanya, maka kira-kira seminggu kemudian dijemput lagi untuk mengadakan pesta dirumah pengantin laki-laki. Upacara semacam itu pada zaman dahulu masih tetap dipegang teguh dan dilaksanakan tapi untuk saat ini sudah jarang sekali yang melangsungkannya. e. Upacara Di rumah Pengantin Laki-Laki Pesta di rumah pengantin laki-laki ini merupakan pesta penutup dari keseluruhan upacara perkawinan. Pada waktu pelaksanaan tersebut pengantin perempuan akan dibawa kerumah pengantin laki-laki, sebelum berangkan pengantin perempuan dihiasi dengan pakaian pengantinnya. Waktu berangkat menuju rumah pengantin laki-laki, pengantin perempuan diiringi oleh kerabat-kerabatnya yang sebagian besar terdiri dari orang perempuan. Ketika sampai, rombongan ini disambut oleh mertua laki-laki. Kemudian pengantin perempuan langsung sujud dihadapan mertuanya dan mencium tangan kerabat pengantin laki-laki. Akhirnya pengantin perempuan ini didudukan di atas sebuah bangku tinggi yang dihiasi dengan kembang-kembang taman pengantin. Setiap tamu perempuan yang datang disalaminya, jika pesta ini sudah selesai maka pengantin perempuan beserta pengiringnya diantar kembali kerumah orang tuanya. 50

C. Dampak Positif dan Negatif Dari Pemberian Kudangan