3.8. Laporan Kerusakan
Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi kenyataannya dalam praktik. Oleh karena itu, setiap kerusakan perlu dianalisis
penyebabnya agar tidak terulang kembali dapat dihindari. Untuk dapat menganlisis penyebab kerusakan, diperlukan laporan
kerusakan yang memadai, laporan kerusakan harus berisi hal-hal sebagai berikut: 1.
Tanggal dan jam pukul terjadinya kerusakan. 2.
Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan tersebut. 3.
Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
4. Parameter-parameter, seperti: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan yang
berkaitan dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah terjadi kerusakan. Berdasarkan laporan kerusakan tersebut diatas, kemudian perlu dianalisis
penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab kerusakan itu sudah ditemukan, maka pihak manajemen harus melakukan langkah-langkah
pencegahan terulangnya kerusakan yang serupa.
3.9. Man Power 3.9.1. Pengertian Man Power
Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan
mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain. Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,
kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian
Univeritas Sumatera Utara
yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.
Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga
kerja man power merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa
adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk. Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur
hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk
membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang
menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada
gambar chart yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin, maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.
3.9.2. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian
Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti
ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada
bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.
Univeritas Sumatera Utara
Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah beban kerja diimbangi
dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.
3.10. Man Hour
Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung
dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal
tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yang dapat dipakai, yaitu:
a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.
b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnal-
jurnal pendukung yang relevan. Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan- pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan
jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada. Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja
pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir, seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.
Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk
Univeritas Sumatera Utara
pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan- laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.
Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan
dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.
3.11. Equipment, Tool, Material dan Consumable