dilakukan dengan menimbun campuran tesebut kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan terpal. Campuran bahan-bahan jika terlalu banyak air akan
memacu pertumbuhan mikroba lain yang dapat merusak media tanam jamur tiram. e.
Pewadahan Setelah  dilakukan  pengomposan  maka  media  tanam  jamur  tiram  tersebut
dimasukkan ke dalam kantong plastik  polipropilen karena  plastik jenis ini relatif tahan  panas  dalam  proses  sterilisasi  pengukusan.  Pewadahan  dilakukan  dengan
cara  memasukkan  adonan  media  tanam  jamur  tiram  ke  dalam  kantong  plastik pengisian baglog. Kemudian adonan tersebut dipadatkan dengan alat yang bernama
Press  baglog.  Berat  media  tanam  jamur  tiram  sekitar  1,2  kg  per  baglog.  Setelah media tanam sudah padat, ujung media tanam ditutup dengan menggunakan cincin
plastik. f.
Sterilisasi pengukusan Sterilisasi  adalah  suatu  proses  yang  dilakukan  untuk  mensterilkan  baglog
dari berbagai mikroba yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Proses sterilisasi pengukusan dilakukan sekitar 10-12 jam. Pada UD. Mitra jamur proses
sterilisasi  menggunakan  alat  steamer  yang  mempunyai  kapasitas  1500-2000 baglog. Setelah itu, baglog didinginkan selama 8-10 jam.
4.2.5 Inokulasi Pemberian Bibit
Setelah baglog didinginkan, maka selanjutnya tahap inokulasi pemberian bibit. Pada saat melakukan proses inokulasi harus dilakukan dengan hati-hati dan
cermat. Karena apabila terjadi kesalahan maka akan berdampak pada hasil jamur tiram putih yang dihasilkan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
inokulasi seperti kebersihan tempat, alat dan sumber daya atau pelaksana, bibit yang digunakan jenis bibit F2, dan teknik inokulasi.
4.2.6 Inkubasi
UD.  Mitra  Jamur  melakukan  2  kegiatan  setelah  baglog  diinokulasi,  yaitu dengan  menjual  baglog  dan  menggunakan  sendiri  baglog  yang  telah  dihasilkan.
Untuk baglog yang digunakan sendiri, dimasukkan ke dalam kumbung dan disusun
rapi pada rak-rak kayu yang ada. Media tanam jamur tiram dalam tahap inkubasi akan  tampak  putih  merata  antara  30-40  hari  sejak  dilakukannya  teknik  inkubasi.
Untuk mengatur suhu dan kelembaban kumbung, dilakukan teknik pengembunan tidak langsung pada baglog dengan menyemprotkan air dengan alat semprot.
4.2.7 Penumbuhan
Baglog media tanam yang sudah berumur ± 30-40 hari dan telah putih oleh miselium jamur berarti sudah siap dilakukan penumbuhan tubuh buah jamur dengan
cara  membuka  media  tanam  baglog  jamur.  Pembukaan  dilakukan  dengan membuka cincin plastik dan penutup baglog. Adanya pembukaan media bertujuan
untuk  memberikan  oksigen  yang  cukup  untuk  proses  pertumbuhan  tubuh  buah jamur tiram putih. Ketika telah mencapai 7
– 10 hari setelah media tanam dibuka, maka  akan  muncul  bakal  buah.  Tubuh  buah  yang  sudah  tumbuh  tersebut  akan
tumbuh  optimal  selama  4 –  6  hari.  Setelah  itu,  pada  hari  ke  7  akan  muncul
promordiam  dan  akan  berkembang  pada  hai  ke  8.  Pada  hari  ke  9  terbentuk basidioma dewasa yang siap panen.
4.2.8 Panen dan Pasca Panen
Terdapat  beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  proses  pemanenan jamur tiram putih, antara lain :
a. Waktu panen jamur tiram
Pemanenan jamur tiram putih dilakukan setelah adanya pertumbuhan jamur tiram putih mencapai tingkat yang optimal, dimana jamur tiram putih yang cukup
besar  namun  belum  mekar  secara  penuh  yang  dapat  dipanen.  Untuk  pemanenan jamur  tiram  putih  dilakukan  pada  pagi  hari,  karena  untuk  mempertahankan
kesegaran jamur tiram putih setelah dipanen. b.
Teknik Pemanenan Teknik  pemanenan  jamur  tiram  putih  dapat  dilakukan  dengan  cara
mencabut atau memetik seluruh rumpun jamur tiram putih yang ada.  Pemanenan perlu dilakukan dengan teknik mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-akarnya
untuk  menhindari  adanya  akar  atau  batang  jamur  tiram  putih  yang  tertinggal  di
dalam  baglog.  Adanya  akar  atau  bantang  yang  tertinggal  di  dalam  baglog  dapat membusuk sehingga akan merusak media tanam, serta dapat menghambat proses
pertumbuhan jamur tiram putih. c.
Penanganan pascapanen Jamur tiram  putih  yang tergolong baik  dapat  dilihat dari keutuhan batang
dan tudungnya serta tidak adanya hama ulat yang menempel pada jamur tiram putih. Jamur  tiram  putih  yang  sudah  dipanen  tidak  di  potong-potong  hingga  menjadi
beberapa  bagian  tudung,  tapi  hanya  dibersihkan  dari  kotoran  yang  menempel. Memisahkan atau membuang batang tubuh yang rusak atau terkena penyakit serta
jamur  tiram  putih  yang  telah  dipanen  tidak  perlu  dicuci  dengan  air.  Jamur  tiram putih ditempatkan pada wadah yang bersih dan pada suhu kamar dengan temperatur
± 20 C.
4.3 Desa Slawu, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember