Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

data komponen biaya biaya investasi, biaya operasional, biaya yang diperhitungkan, produksi dan harga jual output keluaran. Data yang diperoleh berdasarkan pada 5 produk yang dihasilkan UD. Mitra Jamur. Kelima produk tersebut yaitu Bibit F0, Bibit F1, Bibit F2, Baglog, dan Jamur Tiram. Namun hanya 3 produk yang menghasilkan penerimaan yaitu Bibit F2, Baglog dan Jamur tiram. Adapun masa tanam dan jumlah panen untuk Bibit F2, Baglog dan Jamur tiram pada UD. Mitra Jamur Lampiran 1 dan 2. Berikut ini pola pertumbuhan jamur tiram pada UD. Mitra Jamur. Untuk data sekunder yang digunakan antara lain berupa data wilayah UD. Mitra Jamur bernaung, teori-teori terkait penelitian, dan hasil-hasil penelitian terkait dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis pertama yaitu tentang biaya dan pendapatan usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur di Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember diuji dengan menggunakan rumus Soekartawi, 1995 : Pd = TR – TC TR = Y x Py TC = FC + VC Keterangan: Pd : Pendapatan Rp TR : Total Penerimaan Rp TC : Total Biaya Rp Y : Jumlah produksi bibit F2 botol, baglog, jamur tiram Kg Py : Harga bibit Rpbotol, harga baglog Rpbaglog, harga jamur tiram RpKg FC : Biaya tetap total Rp VC : Biaya variabel total Rp Kriteria pengambilan keputusan: a. Pd 0, maka usaha budidaya jamur tiram menguntungkan b. Pd = 0, maka usaha budidaya jamur tiram pada titik impas c. Pd 0, maka usaha budidaya jamur tiram merugikan Menguji hipotesis kedua yaitu tentang kelayakan finansial usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur dengan menggunakan analisis kelayakan finansial yang terdiri dari beberapa kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net BC, Gross BC, PR dan PP. Kriteria investasi tersebut dituliskan dalam persamaan Ibrahim, 2003:

1. NPV Net Present Value

��� = ∑ − + � = Keterangan: t = jangka waktu suatu usaha Bt = benefit pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t n = umur ekonomis usaha i = tingkat bunga yang berlaku Kriteria Pengambilan Keputusan: a. NPV 0, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur layak untuk diusahakan dan menguntungkan. b. NPV = 0, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan impas. c. NPV 0, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak layak untuk diusahakan dan tidak menguntungkan.

2. IRR Internal Rate of Return

��� = � + ��� ��� + ��� � − � Keterangan: i 1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i 2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 NPV 1 = NPV yang bernilai positif NPV 2 = NPV yang bernilai negatif Kriteria Pengambilan Keputusan: a. IRR Bunga Bank, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur layak untuk diteruskan. b. IRR Bunga Bank, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak layak untuk diteruskan.

3. Net BC

�� = ∑ − + � − + � = Keterangan: BC = Benefit-Cost Ratio Bt = benefit pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t i = tingkat bunga yang berlaku t = jangka waktu usaha Kriteria Pengambilan Keputusan: a. Net BC 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur layak untuk diusahakan dan menguntungkan. b. Net BC = 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan impas. c. Net BC 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak layak untuk diusahakan dan tidak menguntungkan.

4. Gross BC

� = ∑ + � + � = Keterangan: Bt = benefit pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t i = tingkat bunga yang berlaku t = jangka waktu usaha Kriteria Pengambilan Keputusan: a. Gross BC 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur layak untuk diusahakan dan menguntungkan. b. Gross BC = 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan impas. c. Gross BC 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak layak untuk diusahakan dan tidak menguntungkan.

5. PR Profitability Ratio

�� = ∑ − ∑ � Keterangan: Bt = benefit pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t Kt = biaya modal biaya operasi biaya pemeliharaan jumlah investasi Kriteria Pengambilan Keputusan: a. PR 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur layak untuk diteruskan. b. PR = 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan impas. c. PR 1, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak layak untuk diteruskan.

6. PP Payback Period

�� = � � Keterangan : I = Modal Awal yang digunakan Ab = Manfaat bersih yang ada setiap tahunnya Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah usahaproyek, semakin baik usahaproyek tersebut karena semakin lancar perputaran modalnya. Pengujian hipotesis ketiga mengenai sensitivitas usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur dilakukan dalam upaya apabila terjadinya perubahan harga, jika harga bahan baku utama naik, dan harga output turun diketahui dengan menggunakan analisis sensitivitas. Kriteria Pengambilan Keputusan: a. Jika kondisi perubahan harga merubah nilai NPV, Net BC, Gross BC, IRR dan PR sampai kriteria tidak layak dalam analisis finansial, maka usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur peka terhadap kondisi perubahan harga bahan baku dan harga output. b. Jika kondisi perubahan harga merubah nilai NPV, Net BC, Gross BC, IRR dan PR masih sampai kriteria layak dalam analisis finansial, maka usaha usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur tidak peka terhadap kondisi perubahan harga bahan baku dan harga output. Pengujian hipotesis keempat mengenai strategi pengembangan usaha budidaya jamur tiram pada UD. Mitra Jamur digunakan analisis SWOT. Analisis ini menggunakan faktor internal Strength dan Opportunities dan faktor eksternal Weakness dan Threaths yang ada pada perusahaan. Menurut Rangkuti 2004, tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT melalui 3 tahap, yaitu sebagai berikut : Pertama, pengumpulan data mengenai faktor-faktor internal dan eksternal yang ada dan dikelompokkan dalam tabel IFAS dan EFAS. Tabel 3.1 Analisis Faktor Internal IFAS Faktor-Faktor Internal Bobot Rating Nilai Bobot x Rating Fenomena Kekuatan : a. Bibit F2 yang dihasilkan berkualitas b. Baglog lebih kuat dan padat c. Jamur tiram higienis sehingga berkualitas tinggi d. Sarana produksi bibit F2, baglog, dan jamur tiram tersedia e. Dasar kekayaan jamur tiram yang beragam sehingga memiliki nilai jual tinggi f. Daya saing produksi jamur tiram dipasaran tergolong tinggi ∑ Faktor Kekuatan Kelemahan : a. Ruang inkubasi untuk baglog kurang maksimal b. Tidak ada tindak lanjut dari limbah baglog c. Jamur tiram tidak tahan lama d. Jumlah tenaga kerja kurang ∑ Faktor Kelemahan ∑ Faktor Internal Tabel 3.2 Analisis Faktor Eksternal EFAS Faktor-Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai Bobot x Rating Fenomena Peluang : a. Banyaknya permintaan pasar akan jamur tiram b. Meningkatnya permintaan bibit F2 dan baglog c. Kepercayaan konsumen yang baik ∑ Faktor Peluang Ancaman : a. Meningkatnya daya saing dari pesaing yang memproduksi baglog dan jamur tiram b. Cuaca yang tidak menentu untuk penumbuhan jamur tiram c. Serangan hama penyakit : ulat, serangga, cendawan atau jamur lain d. Transportasi kurang memadai untuk pemesanan baglog ∑ Faktor Ancaman ∑ Faktor Eksternal Setelah data terkumpul, dilakukan analisis terhadap setiap faktor-faktor yang ada. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Memberi skala pada kolom rating dari skala 1 - 4. Variabel yang bersifat positif kekuatan dan peluang diberi nilai dari 1 sampai dengan 4 sangat baik. Variabel yang bersifat negatif kelemahan dan ancaman diberi nilai 1 sangat buruk sampai dengan 4. 2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting, berdasar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis UD. Mitra Jamur semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi 1,0. 3. Kolom dinilai diperoleh dari mengalikan nilai kolom bobot dengan rating. 4. Menjumlah skor nilai pada faktor internal untuk memperoleh nilai IFAS, dan pada faktor eksternal untuk memperoleh nilai EFAS. 5. Memasukkan nilai IFAS dan EFAS pada matrik posisi dan matrik internal eksternal untuk mengetahui kondisi perusahaan serta menentukan strategi yang akan diambil oleh perusahaan dengan menggunkan matrik strategi pengembangan. Berdasarkan hasil perhitungan nilai IFAS dan EFAS maka dapat dikompilasikan ke dalam matrik posisi kompetitif relatif seperti gambar dibawah ini : WHITE AREA GREY AREA GREY AREA BLACK AREA Kriteria pengambilan keputusan sebagi berikut :  Apabila usaha budidaya jamur tiram UD. Mitra Jamur berada pada White Area bidang kuat-berpeluang, maka usaha tersebut memiliki peluang pasar yang prospektif dan memiliki kompetensi untuk mengerjakannya.  Apabila usaha budidaya jamur tiram UD. Mitra Jamur berada pada Grey Area bidang lemah-berpeluang, maka usaha tersebut memiliki peluang pasar yang prospektif, namun tidak memiliki kompetensi untuk mengerjakannya. Gambar 3.1 Matrik Posisi Kompetitif Relatif EFAS IFAS 4 2 2 High High Low Low  Apabila usaha budidaya jamur tiram UD. Mitra Jamur berada pada Grey Area bidang kuat-terancam, maka usaha tersebut cukup kuat dan memiliki kompetensi untuk mengerjakannya, namun peluang pasar sangat mengancam.  Apabila usaha budidaya jamur tiram UD. Mitra Jamur berada pada Black Area bidang lemah-terancam, maka usaha tersebut tidak memiliki peluang pasar yang prospektif dan kompetensi untuk diusahakan. Usaha tersebut posisinya lemah. Langkah selanjutnya yaitu menentukan posisi perusahaan yang didasarkan pada analisis total skor faktor eksternal dan faktor internal menggunakan matrik eksternal dan internal seperti gambar berikut : Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi 3 strategi utama, yaitu : I GROWTH konsentrasi melalui integrasi vertikal II GROWTH konsentrasi melalui integrasi vertikal III RETRENCHMENT turnaround IV STABILITY Hati-hati V GROWTH konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY tidak ada perubahan profit strategi VI RETRENCHMENT divestment VII GROWTH Difersifikasi konsentrik VIII GROWTH Difersifikasi konglomerat IX RETRENCHMENT Likuidasibangkrut Tinggi Tinggi Sedang Rata-Rata Rendah Lemah 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 4.0 E F A S I F A S Gambar 3.2 Matrik Internal dan Eksternal a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri sel 1, 2, dan 5 atau upaya diversifikasi sel 7 dan 8. b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. c. Retrenchment strategy sel 3, 6 dan 9 adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan. Dilanjutkan pada tahap analisis SWOT untuk menentukan strategi yang baik pada usaha yang tersusun 4 strategi utama, yaitu SO, WO, ST, dan WT seperti gambar berikut : STRENGHT S Faktor-faktor tentang kekuatan yang dimiliki perusahaan WEAKNESS W Faktor-faktor tentang kelemahan yang dimiliki perusahaan OPPORTUNITIES O Faktor-faktor tentang peluang yang dimiliki perusahaan STRATEGI S-O Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI W-O Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. TREATS T Faktor-faktor tentang ancaman yang dimiliki perusahaan STRATEGI S-T Menciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. STRATEGI W-T Menciptakan straegi yang meminimlakan kelemahan dan menghindari ancaman. Tahap akhir yaitu penjelasan atau penjabaran dari hasil analisis yang telah dilakukan sehingga dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan kondisi usaha tersebut.

3.5 Definisi Operasional