Jenis-jenis fraud TINJAUAN PUSTAKA

akuntansi di atas dibedakan oleh motif tujuannya, apakah tidak sengaja unintentional atau disengaja intentional. Karena kelalaian akuntansi sifatnya tidak disengaja dan standard akuntansi pun memberikan “ruang” untuk memperbaikinya, maka tipe kesalahan ini tidaklah terlalu patut untuk dirisaukan, yang menjadi masalah saat ini adalah kesalahan akuntansi yang disengaja fraud yang selanjutnya akan kita sebut sebagai kesalahan akuntansi. Berdasarkan tipe transaksinya, kecurangan akuntansi dapat dibagi menjadi: menjual lebih banyak selling more, pembebanan lebih sedikit costing less, memiliki lebih banyak owning more, memiliki lebih sedikit owning less, menyajikan lebih baik presenting it better dan tipe lain kecurangan akuntansi others.

H. Jenis-jenis fraud

Menurut Effendi 2006 jenis-jenis fraud yang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan atas 3 tiga macam : 1. Pemalsuan Falsification data dan tuntutan palsu illegal act. Hal ini terjadi manakala seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan, penyajian atau klaim yang mengakibatkan kerugian keuangan atau ekonomi dari para pihak yang menerima laporan atau data palsu tersebut. 2. Penggelapan kas embezzlement cash, pencurian persediaanaset Theft of inventory asset dan kesalahan false atau misleading catatan dan dokumen. Penggelapan kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu hubungan kepercayaan. Contoh khas adalah kitting atau lapping dalam skema pencurian uang. Lapping adalah seseorang mencuri uang kas yang digunakan oleh Customer A untuk membayar piutangnya Account Receivable, dana yang diterima dari Customer B digunakan untuk membayar saldo AR milik Customer A, gali lubang tutup lubang. Sedangkan Kitting adalah seseorang menutupi pencuriannya dengan menciptakan kas melalui transfer uang antar bank interbank transfer. Seseorang menciptakan kas dengan mendepositokan check dari bank A ke Bank B dan menarik uangnya. Karena di Bank A, dananya tidak cukup, maka yang bersangkutan mendepositokan check dari Bank C ke Bank A sebelum check ke Bank B dikliringkan. Demikian polanya berjalan terus dengan check dan deposit sebanyak diperlukan untuk menjaga agar check-nya tidak sampai ditolak. 3. Kecurangan Komputer Computer fraud meliputi tindakan ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi komputer adalah esensial untuk perpetration, investigation atau prosecution. Dengan menggunakan sebuah komputer seorang fraud perpetrator dapat mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil. Pelaku fraud telah menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer fraud . Pengkategorian Computer fraud melalui penggunaan data processing model, dapat dirinci sbb : a. Cara yang paling sederhana dan umum untuk melaksanakan fraud adalah mengubah computer input. b. Computer fraud dapat dilakukan melalui penggunaan sistem dalam hal ini Processor oleh yang tidak berhak, termasuk pencurian waktu dan jasa komputer serta penggunaan komputer untuk keperluan diluar job deskripsi pegawai. c. Computer fraud dapat dicapai dengan mengganggu software yang mengolah data perusahaan atau Computer istruction. Cara ini meliputi mengubah software, membuat copy ilegal atau menggunakannya tanpa otorisasi. d. Computer fraud dapat dilakukan dengan mengubah atau merusak data files perusahaan atau membuat copy, menggunakan atau melakukan pencarian terhadap data tanpa otorisasi. e. Computer fraud dapat dilaksanakan dengan mencuri atau menggunakan secara tidak benar system output. Hasil penelitian Wilopo, 2006 membuktikan serta mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan kefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Hasil penelitian Wilopo tersebut juga menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi, antara lain : 1. Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum. 2. Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian. 3. Pelaksanaan good governance. 4. Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.

I. Fraudulent Financial Reporting

Fraudulent financial reporting adalah perilaku yang disengaja atau ceroboh, baik dengan tindakan atau penghapusan, yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan bias. Fraudulent financial reporting yang terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari auditor independen. Beberapa atribut yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya risiko terdapat fraudulent financial reporting di perusahaan Effendi,2006, antara lain : 1. Terdapat kelemahan dalam pengendalian intern internal control. 2. Perusahaan tidak memiliki komite audit. 3. Terdapat hubungan kekeluargaan family relationship antara manajemen Director dengan karyawan perusahaan. Penyebab fraudulent financial reporting umumnya 3 tiga hal sbb : 1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan keuangan yang disajikan. 2. Salah penyajian misrepresentation atau kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan. 3. Salah penerapan misapplication dari prinsip akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian presentation dan pengungkapan disclosure. Fraudulent financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi antara manajemen dengan auditor independen. Salah satu upaya untuk mencegah adanya kolusi tersebut, maka perlu dilakukan rotasi auditor independen dalam melakukan audit suatu perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia IAI sebagai organisasi profesi perlu menyelenggarakan suatu lokakarya workshop tentang fraudulent financial reporting atau fraud in financial statement untuk para akuntan publik agar terdapat pemahaman yang sama, sehingga dapat dilakukan pencegahan serta pendeteksian secara dini kemungkinan terjadinya fraud di perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar akuntan publik dapat berhasil mendeteksi adanya fraud, sehingga dapat dihindarkan akuntan publik gagal mendeteksi terjadinya fraud yang sangat merugikan berbagai pihak. Dua tipe salah saji yang relevan menjadi pertimbangan auditor atas fraud adalah: 1. Salah saji yang timbul dari fraudulent pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan yang disengaja atas jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang ditujukan untuk memperdaya pengguna atas jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang ditujukan untuk memperdaya pengguna laporan keuangan dimana efek yang timbul adalah ketidaksesuaian laporan keuangan, dalam semua hal yang material, dengan prinsip akuntansi berlaku umum PABU fraudulent pelaporan keuangan dapat disebabkan. 2. Salah saji yang timbul dari penggelapan aset, termasuk di dalamnya pencurian atas aset perusahaan yang berpengaruh terhaap ketidaksesuaian laporan keuangan, dalam semua hal yang material, dengan PABU. Penggelapan aset dapat terjadi dalam banyak cara, antara lain: penggelapan penerimaan, pencurian aset, atau menyebabkan perusahaan harus membayar atas barang atau jasa yang tidak pernah diterima.

J. Pencegahan dan pendeteksian fraud

Dokumen yang terkait

PERANAN ETIKA PROFESI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung)

0 4 1

PENGARUH KESADARAN ETIS DAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA PENGARUH KESADARAN ETIS DAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (Survei pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta

0 0 11

Pengaruh Penerapan Aturan Etika Terhadap Profesionalisme Akuntan Publik.

0 0 25

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur).

0 0 89

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur).

0 0 88

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

Peran Profesi Akuntan Publik Dalam Perek

0 0 2

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 1 16

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 1 28

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur)

0 0 17