Kromatografi Eksklusi Ukuran atau Kromatografi kertas atau lapis tipis KLT SDS- PAGE

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta injeksi. Ada beberapa persyarat untuk larutan injeksi yang biasanya harus dipenuhi, seperti sterilitas, isotonisitas, dan bebas pirogen. Pemeriksaan kemurnian sediaan radiofarmaka terdiri dari : 1. Pemeriksaan fisika, pemeriksaan ini meliputi pengujian kemurnian radiokimia dan konsentrasi radioaktif. 2. Pemeriksaan kimia, pemeriksaan ini termasuk pengujian kemurnian radiokimia untuk mengetahui apakah zat aktif yang telah ditentukan berada pada bentuk kimianya, penentuan pH, dan penetapan kadar. 3. Pemeriksaan biologi, pemeriksaan biologi meliputi uji sterilitas, pirogenitas, dan toksisitas. Leswara, 2007.

2.11 Kromatografi Eksklusi Ukuran atau

Size Exclusion Chromatography SEC Gambar 2.7. Pemisahan 2 ukuran molekul dengan SEC. Keterangan :1 campuran sampel sebelum masuk ke kolom; 2 campuran kolom mulai masuk ke bagian atas koom; 3 pemisahan berdasarkan ukuran; dan 4 pemisahan sempurna Kromatografi eksklusi ukuran merupakan pemisahan kromatografi cair dengan sinonim diantaranya GFC gel-filtration chromatography, GPC gel permeation chromatography dan kromatografi gel Wu, 1995. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pemisahan campuran menggunakan GFC gel-filtration chromatography berprinsipkan memisahkan campuran berdasarkan ukuran molekul. Berat molekul yang kecil akan terjebak masuk kedalam pori-pori gel sedangkan berat molekul yang besar akan terbawa dengan pelarut menurunin kolom dan keluar terlebih dahulu Gambar 2.7. Dengan demikian pemisahan dapat dilakukan pada molekul-molekul yang mempunyai ukuran yang berbeda. Contoh GFC yaitu Sephadex G-25 berguna untuk memisahkkan molekul-molekul dengan berat molekul sekitar 1000 sampai 5000 Day Underwood, 2001.

2.12 Kromatografi kertas atau lapis tipis KLT

Kromatografi lapis tipis atau TLC thin layer chromatography dapat disebut juga kromatografi planar merupakan kromatografi berupa lempeng kaca, plastik, atau alumunium yang dilapisi dengan adsorben berupa alumina, gel silica, dan selulosa dengan ketebalan adsorben tersebut sekitar 0,1 mm sampai 0,3 mm. Lempeng yang paling umum digunakan berukuran 8 x 2 inci Day, 2001. Jarak yang ditempuh oleh senyawa dari garis awal tempat senyawa ditotolkan pada pelat dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut disebut ‘nilai Rf’ senyawa tersebut Watson, 2005.

2.13 SDS- PAGE

Sodium deodesil sulfat soduim lauril sulfat SDS –PAGE merupakan metode yang digunakan untuk analisis protein secara kuantitatif dengan memisahkan protein berdasarkan ukurannya. SDS-PAGE sering digunakan untuk menentukan berat molekul protein walaupun tidak akurat untuk beberapa kasus, memonitoring kemurnian protein, dan mengidentifikasi protein pada sampel yang komplek. Kekuatan dari sistem SDS-PAGE tidak hanya dari gel yang digunakan tapi juga denaturasi oleh SDS. SDS merupakan detergen yang memberikan muatan negatif sehingga terjadi unfolding membentuk konfigurasi linier. Banyaknya ikatan molekul SDS sebanding dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta banyaknya asam amino pada protein. Mobilitas protein yang terdenaturasi oleh SDS berbanding terbalik dengan log berat molekulnya dimana protein yang besar bermigrasi lebih lama dibanding protein yang kecil. Gambar 2.8. Pola pemisahan protein dengan SDS-PAGE. [Walker Rapley, 2008] Keterangan : Protein terdiri dari subunit 50 dan 30 kDa yang terikat oleh jembatan sulfida akan bermigrasi menjadi 80 kDa pada kondisi dibawah nonreducing - ME; tidak terdapat 2-mercaptoetanol dan terlihat dua pita 50 dan 30 kDa pada kondisi dibawah reducing. SDS-PAGE pada kondisi reduksi menggunakan agen pereduksi ikatan disulfida seperti 2-mekaptoetanol 2-ME. Dua kegunaan 2-ME yaitu: a Sebagai pereduksi ikatan kovalen yang mungkin ada antar protein multimerik komplek b Pereduksi ikatan kovalen yang ada dalam protein dimana meningkatkan resolusi dan memungkinkan keakuratan dari massa molekul. Perbandingan protein terisolasi pada reduksi dan non reduksi SDS-PAGE memudahkan penentuan apakah protein mungkin berikatan secara kovalen dengan protein lain dalam sel. Identifikasi protein pada gel menggunakan pewarna untuk memvisualisasikan pita atau spot pada gel. Pewarna yang sering dipakai salah satu contohnya yaitu Commassie Briliant Blue sebagai pewarna yang dapat berikatan dengan protein. Protein diwarnai pada gel PAGE dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pelarut metanol atau asam asetat. Pewarnaan Commassie Briliant Blue mempunyai batas deteksi 0,3 µg sampai 1 µg protein pada pita menunjukan tidak begitu sensitif sehingga penggunaan perwarna ini untuk protein yang komplek dan banyak pada gel Corley, 2005. 22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN