Analisis p-SCN-Bz-DOTA- Penandaan p-SCN-Bz-DOTA- Pemurnian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan penambahan 0,1 M NaOH. Campuran kemudian diinkubasi pada 4 C seharian. Immunokonjugat p-SCN-Bz-DOTA- Fab’ 2 -nimotuzumab yang terbentuk kemudian dimurnikan dari hasil samping reaksi dengan cara dialisis menggunakan kaset dialisa 20 KD MWCO Vera, Eigner, Henke, Lebeda, Melichar, Beran, 2012.

3.7 Analisis p-SCN-Bz-DOTA-

Fab’ 2 -Nimotuzumab dengan KCKT Analisis p-SCN-Bz-DOTA- Fab’ 2 -nimotuzumab menggunakan perangkat KCKT Shimadzu yang dilengkapi dengan size exclusion column SEC, Bio-SEC S250,7,7 x 300 mm dan detektor UV-vis 280 nm. Kolom kemudian dielusi secara isokratik dengan PBS 0,01M pH 7,4 laju alir 0,8 mLmenit Hermanto, Haryuni, Ramli, Mutalib, Hudiyono, 2012.

3.8 Penandaan p-SCN-Bz-DOTA-

Fab’ 2 -Nimotuzumab dengan 177 Lu Kedalam sejumlah p-SCN-Bz-DOTA- Fab’ 2 -nimotuzumab ditambahkan sejumlah 177 LuCl 3 1 3 , v v ammonium asetat 0,25 M pH 7,0. Campuran reaksi kemudian diatur pH nya sampai menjadi 6,5 dengan penambahan larutan HCl 0,01 M atau 0,01 M NaOH yang dilanjutkan dengan proses inkubasi pada suhu 37 C selama 1 jam. Pada akhir reaksi sejumlah larutan EDTA 0,01 M pH 6,0 ditambahkan secara berlebih perbandingan mol EDTA : 177 Lu = 20 : 1 yang dilanjutkan dengan proses inkubasi pada 37 C selama 5 menit. Sejumlah cuplikan 5µL kemudian diambil dan dianalisis untuk menentukan persentase penandaan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT dengan fase diam strip ITLC-SG 1 x 10 cm dan fase gerak berupa larutan salin NaCl 0,9. Persentase penandaan dihitung berdasarkan total cacah yang berada dibawah puncak radioimmunokonjugat dibandingkan terhadap cacah total yang diaplikasikan pada strip KLT Humani, Ramli, Rustendi, Subur, 2010. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.9 Pemurnian

177 Lu-SCN-Bz-DOTA- Fab’ 2 -Nimotuzumab Pemurnian 177 Lu-SCN-Bz-DOTA- Fab’ 2 -nimotuzumab dilakukan dengan menggunakan kolom Sephadex G-25 Medium 1,2 x 10 cm yang sudah dijenuhkan dengan 2 mL larutan BSA 10. Campuran hasil penandaan 4.7 dimasukan pada bagian atas kolom dan kolom kemudian dielusi dengan dapar pospat 0,01 M, pH 7,4 dengan kecepatan alir 1 mL menit. Eluat kemudian ditampung dalam tabung mikro 50 tabung, 0,5 mL tabung. Setiap fraksi eluat kemudian diukur radioaktifitasnya dengan Dose Calibrator. Fraksi yang menunjukan adanya radioaktifitas kemudian dianalisis dengan sistim KLT [fase diam strip ITLC-SG,1 x 10 cm dan fase gerak berupa fase gerak berupa larutan salin NaCl 0,9]. Fraksi- fraksi yang mengandung 177 Lu- p-SCN-Bz- Fab’ 2 -nimotuzumab dengan kemurnian ~ 99,9 dikumpulkan dan siap digunakan untuk uji lebih lanjut Humani, Ramli, Rustendi, Subur, 2010.

3.10 Uji Stabilitas