Dari uraian di atas, bahwa aborsi merupakan perbuatan yang disengaja untuk mengakhiri kehamilan seorang perempuan sebelum
janin diberi kesempatan hidup di luar kandungan. Oleh karena itu, aborsi bisa disamakan dengan hukum membunuh.
C. Sebab Seseorang Melakukan Aborsi
Sementara itu, untuk faktor yang menjadi latar belakang dari dilakukanya aborsi dari paparan diatas penelitian di atas menyebutkan bahwa alasan mengapa
melakukan aborsi, sebagian besar 41,2 persen karena jumlah anak sudah cukup. 16,1 persen karena anak terlahir masih kecil, dan belum siap punya anak 10,2
persen. Tetapi, menurut Ninuk Widyantoro 58 persen karena alasan psikososial dan 36 persen karena gagal KB, 4 persen lainnya terindikasi kesehatan, 0,1
persen karena kekerasan dan 2 persen sebab lainnya.
29
Dari data di atas, dapat digambarkan bahwa aborsi dilakukan karena faktor kelahiran yang tidak dikehendaki yang terjadi pada perempuan yang
hamil dalam perkawinan yang sah, hamil di luar nikah atau kehamilan yang dialami oleh remaja. Dengan penyebab kehamilan yang bermacam-macam,
antara lain disebabkan ada yang normal suka sama suka, tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi, atau menggunakan alat kontrasepsi namun gagal,
namun ada yang karena terpaksa melakukan hubungan seksual di bawah ancaman, hamil kerena pemerkosaan baik karena orang dekat yang memiliki
29
Ninuk Widyantori, Pengakhiran Kehamilan Tak Diinginkan yang Aman Berbasis Konseling, Jakarta: Yayasan Kesehatan Perempuan, 2003, h. 3.
hubungan darah incest maupun orang lain yang sama sekali tidak mempunyai hubungan kekerabatan apapun.
Dari penjelasan di atas, dapat diidentifikasi beberapa faktor yang melatarbelakangi seorang perempuan untuk melakukan aborsi, antara lain :
1. Kehamilan akibat hubungan seks di luar perkawinan yang sah termasuk
pemerkosaan. 2.
Kehamilan yang tidak di kehendaki karena jarak kehamilan yang tidak teratur. 3.
Kehamilan yang dapat mengancam jiwa si ibu. 4.
Beban psikologis yang belum mampu menerima kehadiran seorang anak. 5.
Secara ekonomi tidak mampu menanggung bebab biaya kehidupan seorang bayi.
6. Alasan untuk menjaga dan mempertahankan kebugaran dan kecantikan.
30
Ketika pencegahan gagal dan berujung pada kehamilan, lagi-lagi remaja putri yang harus bertanggung jawab. Memilih untuk menjalani kehamilan dini
seperti dilakukan 9,5 remaja di bawah 20 tahun , dengan risiko kemungkinan kematian ibu pada saat melahirkan 28 lebih tinggi dibanding yang berusia 20
tahun ke atas, disertai kegamangan karena tak siap menghadapi peran baru
sebagai ibu atau menjalani pilihan lain yang tersedia: aborsi
Ketakutan akan hukuman dari masyarakat dan terlebih lagi tidak diperbolehkannya remaja putri belum menikah menerima layanan keluarga
30
Tim Penulis, Aborsi dalam Perspektif Fiqh Kontemporer, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002, h. 7.
berencana memaksa mereka untuk melakukan aborsi, yang sebagian besar dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa mempedulikan standar medis. Data
WHO menyebutkan bahwa 15-50 persen kematian ibu disebabkan karena pengguguran kandungan yang tidak aman. Bahkan Departemen Kesehatan RI
mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30 persen dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun.
Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2005 di sembilan kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27 persen dilakukan oleh klien yang
belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8 persen dilakukan oleh
klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya.
31
Dari penjelasan di atas, bahwa aborsi dilakukan oleh seorang perempuan dijadikan sebagai alternatif terakhir. Maka, aborsi banyak dilakukan oleh dukun
sebagai tindakan yang illegal.
D. Metode Aborsi