berencana memaksa mereka untuk melakukan aborsi, yang sebagian besar dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa mempedulikan standar medis. Data
WHO menyebutkan bahwa 15-50 persen kematian ibu disebabkan karena pengguguran kandungan yang tidak aman. Bahkan Departemen Kesehatan RI
mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30 persen dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun.
Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2005 di sembilan kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27 persen dilakukan oleh klien yang
belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8 persen dilakukan oleh
klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya.
31
Dari penjelasan di atas, bahwa aborsi dilakukan oleh seorang perempuan dijadikan sebagai alternatif terakhir. Maka, aborsi banyak dilakukan oleh dukun
sebagai tindakan yang illegal.
D. Metode Aborsi
Untuk melakukan aborsi banyak cara yang dapat ditempuh, di antaranya dengan cara menggunakan jasa ahli medis di rumah-rumah sakit. Cara seperti ini
pada umumnya dilakukan oleh perempuan-perempuan yang hidup negara-negara tempat pengguguran diizinkan atau tidak dikenakan ancaman hukuman tuntutan
kejahatan. Tetapi di beberapa negara yang melarang aborsi atau tidak dapat
31
www. http:dunia wanita. comindex.php?
memperbolehkan bantuan ahli medis untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan perempuan yang harus menyerahkan diri ke tangan para dukun, atau
karena putus asa mereka menggugurkan sendiri kandungannya dengan memakai alat-alat kasar.
32
Sedangkan pengguguran yang dilakukan secara medis di beberapa rumah sakit, biasanya menggunakan metode berikut:
1. Curattage Dilatage C D
2. Mempergunakan alat khusus untuk memperlebar mulut rahim kemudian janin
di-kiret di-curet dengan alat seperti sendok. 3.
Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil. 4.
Hyteronomi Operasi.
33
Banyak cara yang dilakukan orang di dalam melakukan aborsi. Eckholm melihat ada 4 cara yang sering dilakukan dalam melakukan aborsi, yaitu:
1. Menggunakan jasa medis di rumah sakit atau tempat-tempat praktek,
2. Menggunakan jasa dukun pijat,
3. Menggugurkan sendiri kandungannya dengan alat-alat kasar, dan
4. Menggunakan obat-obat tertentu.
34
32
Laporan akhir penelitian tentang aspek hukum pelaksanaan aborsi akibat perkosaan, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, di bawah pimpinan Dr.
Mien Rukmini, S.H.,M.S., h. 24.
33
Majfuk Zuhdi, Islam dan Keluarga di Indonesia Surabaya: Bina Ilmu, 1986, h. 74.
34
Tim Penulis, Aborsi dalam Perspektif Fiqh Kontempore, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002, h. 76.
Cara-cara aborsi sangat beragam seiring banyaknya sebab-sebab aborsi. Cara aborsi dapat dikelompokkan pada tiga jenis: Pertama, cara-cara
aktif, maksudnya adalah aborsi yang terjadi selepas dari satu aksi, baik itu berasal dari ibu, atau dari orang lain. Contoh aborsi ini adalah tindak kejahatan
terhadap ibu seperti pikulan dan sejenisnya, yang berdampak pada ibu dan janinnya secara bersamaan, atau pada janin saja tanpa pada ibu.
Kedua, cara-cara pasif, maksudnya adalah ibu tidak mau melakukan
sesuatu yang penting bagi keberlangsungan kehamilan, sehingga mengakibatkan bahaya pada kehamilan. Ketiga, cara-cara medis, yaitu cara-cara yang dilakukan
dokter untuk mengaborsi janian. Cara ini sangat beragam, antara lain: a.
Menginjeksi anti zat Progesteron yang berfungsi mengutkan rahim. b.
Menggunakan zat Prostagelamizin yang membunuh janin dengan cara menyuntik pada pembuluh darah atau urat atau rahim atau kapsul vagina.
c. Melakukan operasi currette, melebarkan dan membersihkan rahim.
d. Melakukan operasi pelebaran leher rahim dengan melakukan beberapa fiber
kering di leher rahim yang akan mengembangang kerena menyedot air, sehingga leher rahim melebar dan janin jatuh.
e. Melakukan operasi medis menyerupai caesar untuk mengeluarkan janin
dalam rahim.
35
E. Berbagai Dampak Aborsi