Pengertian Pembiayaan KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Pembiayaan

Pembahasan pembiayaan selalu terdapat keterkaitan dengan aktivitas bisnis, sehingga dalam mengambil sebuah pengertian pembiayaan dikemukakan pula pengertian mengenai bisnis. Kegiatan bisnis diartikan sebagai aktifitas yang mengarah terhadap peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang produksi. Sehingga bisa ditarik benang merah bahwa bisnis adalah pengembangan aktifitas ekonomi dalam bidang jasa, perdagangan dan industri sebagai cara mengoptimalkan nilai keuntungan. Maka pelaku bisnis dalam memutar bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal, jika pebisnis tidak memiliki modal yang cukup maka ia akan berhubungan dengan pihak lain seperti bank, tujuaannya mendapatkan suntikan dana dengan melakukan pembiayaan. Perputaran bisnis selalu membutuhkan pembiayaan financing, maka pengertian pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri ataupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dengan kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Financing dalam perbankan konvensional dikenal dengan istilah kredit, pengertian kredit sesuai dalam UU No. 10 tahun 1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga”. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. 2 Keuntungan atau bunga yang digunakan dalam bank konvensional menggunakan konsep biaya cost concept artinya, bunga yang dijanjikan di muka kepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus dibayar oleh bank. Oleh karena itu bank harus menjual kepada nasabah lain peminjam dengan biaya bunga yang lebih tinggi. Perbedaan antara keduanya disebut spread yang menandakan apakah perusahaan tersebut untung atau rugi. Bila spread-nya positif, di mana beban bunga yang dibebankan kepada peminjam lebih tinggi dari bunga yang diberikan kepada penabung, maka dapat dikatakan bahwa bank mendapatkan keuntungan. Berbeda dengan sistem bagi hasil yang diterapkan oleh Bank Syariah Dalam sistem ekonomi Islam prinsip bagi hasil biasanya diterapkan di 1 Muhammad., Manajemen Pembiayaan Bank Syariah., Yogyakarta; UPP AMP YKPN, 2005, h. 17 2 Kasmir., Dasar-dasar Perbankan., Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2008, h. 102 berbagai akad antara lain al-musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan al-musaqah. Prinsip bagi hasil profit-sharing dapat diartikan dimana keuntungan dan kerugiaan yang didapat dari hasil kerjasama di bagi berdasarkan kesepakatan bersama dalam akad, artinya pemodal berhak mendapatkan imbalan, tetapi imbalan ini harus sepadan dengan resiko dan usaha yang dibutuhkan, dan dengan demikian ditentukan oleh keuntungan dari proyek yang di modalinya. 3 Hal ini juga di tegaskan oleh Al Quran surat Al-Baqarah ayat 275 : ☺⌧ ☺ ☺ ☺ Artinya :“orang-orang yang Makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan 3 Latifah M.Algaoud dan Mervyn K.lewis, Perbankan Syariah Prinsip Praktik Prospek Jakarta;PT Serambi Ilmu Semesta, agustus 2005, Cet ke-II,h.63 mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

B. Prinsip-prinsip Pembiayaan