tidak akan tercapai. Penampilan makanan dapat merangsang indera terata penglihatan, sehingga membuat konsumern tertarik untuk mencicipinya.
3. Rasa dan Aroma Makanan
Rasa pada makanan merupakan faktor selanjutnya yang menentukan cita rasa makanan. Apabila penampilan makanan yang disajikan merangsang saraf
melalui indera penglihatan, maka akan merangsang indera penciuman dan perasa menentukan rasa makanan tersebut.
Aroma yang disebabkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga membangkitkan selera.
Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa yang mudah menguap yang didapat karena adanya reaksi enzim maupun tanpa reaksi enzim.
2.4 Uji Organoleptik
Uji organoleptik disebut juga penilaian indera atau penilaian sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang primitif yang sudah lama dikenal. Penilaian
organoleptik sangat banyak digunakan dalam menilai mutu dalam industri pangan dan industri hasil pangan lainnya. Dalam suatu waktu, penilaian ini dapat
memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Karena dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian dengan alat yang sensitif
Susiwi, 2009. Sistem penilaian organoleptik telah dibakukan dan dijadikan alat penilaian
di dalam Laboratorium. Penilaian organoleptik juga telah digunakan sebagai metode dalam penilaian dan pengembangan produk. Dalam hal ini prosedur
penilaian memerlukan pembakuan yang baik dalam cara penginderaan maupun dalam melakukan analisa data Rahayu, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Indera yang berperan dalam uji organoleptik adalah indera penglihatan, penciuman, pengecap, peraba, dan pendengaran. Panel diperlukan untuk
melaksanakan penilaian organoleptik dalam penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik sutu komoditi, panel bertindak sebagai instrument atau alat. Panel ini
terdiri atas orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat. Orang yang menjadi panel disebut panelis. Tidak ada keharusan menggunakan panelis terlatih untuk
mengevaluasi daya terima suatu sampel, sebab masalahi daya terima bersifat subjektif.
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, disamping itu mereka juga mengemukakan tingkat kesukaan ketidakkesukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini
disebut orang skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan amat tidak suka
Rahayu, 1998. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan sesuatu yang diinginkan peneliti.
2.5 Panelis