Definisi Tabungan Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung : Alfabeta,

14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Tabungan

Menurut undang-undang perbankan syariah Nomor 21 Tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wad’iah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan dana tabungan merupakan produk penghimpunan yang lebih minimal biaya bagi pihak bank karena bagi hasil yang ditawarkannya pun kecil namun biasanya jumlah nasabah yang menggunakan tabungan lebih banyak daripada produk penghimpunan yang lain. 1 Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02.DSN-MUIIV2000, tabungan ada dua jenis, yaitu: Pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga. 1

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung : Alfabeta,

2010, h.34. 15 Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. 2 Tabungan dalam ekonomi Islam tidak begitu kuat dihubungkan dengan investasi. Karena ketika tabungan dimotivasi oleh alasan berjaga-jaga, hidup hemat dan sederhana, maka tidak relevan akumulasi tabungan ini kemudian digunakan untuk investasi yang mekanismenya dalam Islam menggunakan skema bagi hasil yang memiliki risiko rugi. Risiko yang dimiliki investasi bagi hasil tidak begitu sinkron dengan alasan para pemilik uang untuk menahan uangnya berupa tabungan. Selain itu, berdasarkan motif dan realita masyarakat Islam, bahwa masyarakat Islam terdiri dari masyarakat muzakki, mid-income, dan mustahiq, dapat disimpulkan bahwa mereka yang aktif dalam menabung adalah mereka yang masuk dalam golongan muzakki dan mid-income. Dan akumulasi tabungan secara teori akan relatif kecil jika dibandingkan dengan akumulasi investasi, yang berarti juga peran tabungan dalam perekonomian akan relatif kecil. Dengan demikian tabungan tergantung pada besarnya pendapatan yang porsinya ditentukan oleh kebutuhan berjaga-jaganya. 3 Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam fatwa Dewan 2 Abdul Ghofur Anshori, Payung Hukum Perbankan Syariah di Indonesia UU di Bidang Perbankan, Fatwa DSN-MUI, Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 2007, h. 78 3 Ali Sakti, Ekonomi Islam:Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Cet. 1, Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007, h. 153 16 Syariah Nasional ditetapkan tentang ketentuan berdasarkan tabungan mudharabah sebagai berikut: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai Shahibul Mal dan Bank Bertindak sebagai Mudharib 2. Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang 4. Pemberian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 4

B. Mudharabah