37
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG
A. Sejarah Singkat BMT AL Fath IKMI
BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 13 Oktober 1996, sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal awal
Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI Ikatan
Masjid Indonesia yang tergabung dalam kegiatan ta ’lim. Gagasan untuk
mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak
dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan
tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil lisan, dicoba dibarengi dengan
dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.
Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL FATH
IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650BHkwk.10VI1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.
38
Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan
dengan Nomor: 518BHPADkoperasi2005 dengan nama Koperasi BMT AL FATH IKMI”.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah: 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. 3.
Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650KEPKWK.10VI1998
C. Dasar Hukum BMT
Legalitas keberadaan BMT dianggap sah karena tetap berasaskan Pancasila, UUD 1945 dan prinsip syariah Islam. Pada sudut pandang lembaga
sosial, BMT memiliki kesamaan fungsi dengan Lembaga Amil Zakat. BMT dituntut untuk daapat menjadi LAZ yang mapan dalam pengumpulan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf dari mustahiq kepada golongan yang
39
paling berhak sesuai ketentuan syariah dan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
Sebagai lembaga bisnis, legalitas BMT sebagai lembaga yang bergerak dalam penghimpunan dana masyarakat terbentur status hukum yang sulit. Sebagai
lembaga yang bukan bank, usaha yang dilakukan oleh BMT lebih dekat kepada koperasi simpan-pinjam. BMT sebagai lembaga keuangan mikro bergerak dalam
kegiatan usaha menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Betapapun kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana oleh BMT ini dalam skala kecil,
namun kegiatan usaha ini secara yuridis tampak berlawanan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan.
1
D. Visi, Misi dan Tujuan