24
4. Jenis-Jenis Al Mudharabah
Secara umum Mudharabah terbagi kepada dua jenis, yaitu: a.
Mudharabah Muthlaqah
Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salaf ash-shalih seringkali
dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta lakukanlah sesukamu dari
shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.
b. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabahspecified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah
muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat
usaha. Adanya
pembatasan seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia
usaha.
13
5. Keunggulan Sistem Mudharabah
Salah satu keistimewaan dari sistem mudharabah adalah pada peran ganda dari mudharib, yakni sebagai wakil agen sekaligus mitra. Mudharib adalah
wakil dari rabb al-mal dalam setiap transaksi yang ia lakukan pada harta mudharabah. Mudharib kemudian menjadi mitra dari rabb al-mal ketika ada
13
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institute, 1999, h. 137
25
keuntungan, karena mudharabah adalah sebuah kemitraan dalam keuntungan, dan seorang wakil tidak berhak mendapatkan keuntungan atas dasar kerja dia
setelah munculnya keuntungan. Tetapi ia menjadi seorang mitra dalam situasi ini disebabkan oleh perjanjian kemitraan.
Ada beberapa manfaat sekaligus menjadi keunggulan dari konsep mudharabah yang diterapkan dalam bank yang berdasarkan prinsip-prinsip
syariah: a.
Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan
secara tetap. Tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flowarus kas
usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah. d.
Bank akan lebih selektif dan prudent “hati-hati” mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan. Karena keuntungan yang
konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. e.
Prinsip bagi hasil dalam mudharabahmusyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan tetap menagih penerima
26
pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
14
6. Kerugian dan Berakhirnya Akad Mudharabah
Kerugian dalam mudharabah adalah ketidakmampuan mudharib dalam membayar cicilan pokok senilai pembiayaan yang telah diterimanya atau
jumlah seluruh cicilan lebih kecil dari pembiayaan yang telah diterimanya. Kerugian ditanggung oleh pemilik modal, kecuali akibat:
a. Nasabah melanggar syarat yang telah disepakati
b. Nasabah lalai dalam menjalankan modalnya;
15
Pemilik modal tidak boleh mensyaratkan kepada mudharib untuk menanggung kerugian yang akan terjadi, karena ia adalah orang yang
mendapatkan amanah amin sedangkan orang yang mendapatkan amanah tidak menanggung atas suatu kerugian. Dan apabila terjadi kesepakatan yang
demikian, maka akad mudharabah menjadi rusak fasid karena menyalahi aturan dalam qiradh.
16
Akad mudharabah dinyatakan berakhir atau batal dalam hal sebagai berikut:
14
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General: Konsep dan Sistem Operasional, Cet. 1 Jakarta: Gema Insani, 2004, h.337
15
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2004, h. 74.
16
Ash-Shadiq Abdurrahman Al-Gharyani, Penerjemah: A. Syakur, Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer, Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 2004, h. 98.
27
a. Masing-masing pihak menyatakan batal, atau pekerja dilarang untuk
bertindak hukum terhadap modal yang diberikan, atau pemilik modal menarik modalnya.
b. Salah seorang yang berakad meninggal dunia.
c. Salah seorang yang berakad gila, karena orang gila tidak cakap lagi
bertindak hukum. d.
Pemilik modal murtad keluar dari agama islam, menurut Imam Abu Hanifah, akad mudharabah batal.
17
e. Modal habis di tangan pemilik modal sebelum dikelola oleh mudharib.
C. Distribusi
1. Definisi Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau
jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah utility waktu, tempat, pengalihan hak milik. Dalam menciptakan
ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya, yaitu: lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi Channel of
17
AbdulAzis Dahlan, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 4, Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, h.1198.