Pengertian Mudharabah Landasan Hukum Mudharabah

16 Syariah Nasional ditetapkan tentang ketentuan berdasarkan tabungan mudharabah sebagai berikut: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai Shahibul Mal dan Bank Bertindak sebagai Mudharib 2. Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang 4. Pemberian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 4

B. Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang populer dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal shahibul maal 4 Budi Rahmwardana, “Efektifitas Modal Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Studi Kasus Kartu Shar- E PT. Bank Muamalat Indonesia,” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h.27 17 mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. 5 Mudharabah dapat dilakukan secara terbuka maupun secara terbatas. Dalam mudhrabah terbuka, kerjasama tidak dibatasi oleh waktu, tempat, jenis usaha, jenis industri, pasar, customer, supplier, dsb. Apabila ada satu saja pembatas, maka mudharabah demikian disebut sebagai mudharabah terbatas. Dalam hal mudharabah dilakukan secara terbatas, maka mudharib harus mematuhi batasan-batasan yang disepakatinya dengan Shahibul Maal. Mudharib dapat membebankan biaya-biaya yang langsung terkait dengan usaha yang di-mudharabahkan sebagai beban account mudharabah. Persentase pembagian keuntungan di sepakati didepan antara Mudharib dan Shahibul Mal. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian ini terlebih dahulu akan mengurangi cadangan keuntungan sebelumnya kalau ada, setelah itu kerugian ini menjadi pengurang modal yang disetor oleh Shahibul Maal. Pada umumnya, Mudharib menanggung kerugian dari sisi waktu dan usaha tanpa memperoleh hasil. Tanggung jawab Shahibul Maal dalam akad Mudharabah terbatas pada modal yang disetornya dan tidak lebih dari ini. 6 5 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, Cet.1, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.35. 6 Muhammad Iqbal, Dinar Solution Dinar Sebagai Solusi, Cet. 1 Jakarta: Gema Insani, 2008, h. 84. 18

2. Landasan Hukum Mudharabah

Akad seperti ini dibolehkan dalam Islam, karena bertujuan untuk saling membantu antara pemilik modal dan seorang ahli dalam memutar uang. 7 a. Berikut dalil-dalil Al-Quran yang berkenaan dengan mudharabah : 1 Firman Allah QS. Al-Muzzammil [73]:20: ها ضف م غت ي رأا يف برضي رخأ ... مز ا : “Sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah. ” QS.73:20 Ayat tersebut menerangkan bahwasannya mereka bepergian meninggalkan tempat tinggalnya untuk mencari sebagian karunia Allah baik keuntungan perniagaan atau memperoleh ilmu. Aka tetapi yang kita bahas ini adalah mengenai konsep mudharabah dalam mencari keuntungan. 8 2 Firman Allah QS. Al-Jumuah [62]:10: ها ضف م ا غتبا رأا يف ا رشت اف ا ا تيضق ا إف ح فت م ع اريثك ها ا رك ا ع ا : “Apabila telah selesai solat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi untuk menjalankan urusan masing-masing dan carilah karunia Allah .” Qs.62:10 7 Abdul Aziz Dahlan, et.al., Ensiklopedi Islam, jilid 4, Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, h. 1196. 8 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Volume 14, Jakarta:Lentera Hati, 2002, h. 537 19 Ayat diatas menyatakan: hai orang-orang beriman, apabila diseru yakni dikumandangkan adzan oleh siapapun untuk sholat pada Zuhur hari Jumat, maka bersegeralah kuatkan tekad dan langkah, jangan bermalas-malasan apalagi mengabaikannya, untuk menuju dzikrullah menghadiri shalat dan khutbah Jumat, dan tinggalkanlah jual beli yakni segala macam interaksi dalam bentuk dan kepentingan apapun bahkan semua yang dapat mengurangi perhatian terhadap upacara Jumat. Demikian itulah yakni menghadiri acara Jumat, yang baik buat kamu, jika kamu mengetahui kebaikannya pastilah kamu mengindahkan perintah ini. Untuk mengindahkan kesan bahwa perintah ini adalah sehari penuh, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang-orang yahudi pada hari Sabtu, ayat diatas melanjutkan dengan menegaskan: Lalu apabila telah ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, maka bertebarlah di muka bumi untuk tujuan apapun yang dibenarkan Allah, karena karunia Allah sangat banyak dan tidak mungkin kamu dapat mengambil seluruhnya, dan ingatlah Allah banyak-banyak jangan sampai kesungguhan kamu mencari karunia-nya itu melengahkan kamu. Berdzikirlah dari saat ke saat dan disetiap tempat dengan hati atau 20 bersama lidah kamu supaya kamu beruntung memperoleh apa yang kamu dambakan. 9 3 Firman Allah QS. Al-Baqarah [2]: 198: م ِبر م اضف ا غت ت أ ا ج م ي ع سي ... رق ا : “Tidak ada dosa halangan bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu. ” QS. 2:198. Ayat ini menerangkan bahwasannya kita sebagai umat Islam Dianjurkan mencarikan anugerah keuntungan dari Allah berupa rizki dari perniagaan dan usaha halal lainnya. 10 b. Berikut hadits-hadits yang berkaitan dengan mudharabah : 1 Hadits Nabi Riwayat Abu Dawud اخ ا إف حاص ا حأ ي م ام ي يرَش ا ث اث ا ا قي ها ِ إ ا يب م تجرخ ا بأ ا ر “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, “Aku adalah pihak ketiga yang akan melindungi dua orang yang melakukan perseroan selama salah seorang di antara mereka tidak mengkhianati temannya. Apabila salah seorang di antara mereka telah mengkhianati temannya maka aku keluar dari keduanya .” HR. Abu Dawud. 9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Volume 14, Jakarta:Lentera Hati, 2002, h. 230 10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Volume 1, Jakarta:Lentera Hati, 2002, h. 436 21 Dari Hadits diatas dapat di ketahui bahwasannya adanya perintah untuk membangun kepercayaan antara rekan kerja. Kita bisa mengetahui bahwa Allah SWT akan memberkahi orang yang bekerjasama ketika keduanya saling percaya tidak ada kebohongan atau berkhianat atas kesepakatan yang telah disetujui oleh keduanya. Hal ini menunjukkan kecintaan Allah SWT kepada hamba-hambanya yang melakukan kerjasama selama saling menjunjung tinggi amanat kerjasama dan menjauhi pengkhiatan. Dalam kerjasama bagi hasil harus jujur sebagaimana kita ketahui bahwasannya kerjasama dalam bisnis Rasulullah SAW dilandasi oleh dua pokok yaitu kepribadian yang amanah dan terpercaya, serta keahlian yang memadai. 11

3. Rukun dan Syarat Mudharabah