Nicco Erianto Hutapea : Diatesis Dalam Bahasa Batak Toba, 2008. USU Repository © 2008
keaktifannya kuat memiliki imbangan bentuk imperatif, sedangkan yang kadar keaktifannya lemah tidak memiliki imbangan bentuk imperatif. Yang kadar
keaktifannya kuat adalah kalimat diatesis yang argumennya pelaku yang berfungsi sebagai S, sedangkan yang kadar keaktifannya lemah adalah kalimat diatesis yang
argumennya penyebab.
2.3 Diatesis Pasif Bahasa Batak Toba
Sebagaimana dikenal secara umum, diatesis pasif biasanya dihubungkan dengan diatesis aktif. Pada diatesis aktif, objek, yang juga tempat jatuhnya
perbuatan dinaikkan fungsi gramatikalnya menjadi subjek dalam diatesis pasif. Sedangkan, subjek yang melakukan pekerjaan dalam diatesis aktif turun ke
relasi oblik relasi gramatikal bukan inti yang dimarkahi oleh preposisi ‘oleh’ dapat saja dihilangkan dalam diatesis pasif. Pemarkahan lain yang terjadi pada
pemasifan tersebut adalah pemarkahan pada verbanya. Dalam diatesis pasif, verbanya dilekati oleh prefiks di- ‘di-‘ dan tar- ‘ter-‘. Dengan demikian, ada dua
bentuk prefiks pasif dalam bahasa Batak Toba, yaitu prefiks di- ‘di-‘ dan tar- ‘ter- ‘. Bagaimana sifat-perilaku gramatikal dan semantis yang dimarkahi oleh dua
bentuk prefiks pasif dalam bahasa Batak Toba tersebut? Ternyata dua prefiks pemarkah pasif tersebut melahirkan konstruksi pasif yang berbeda secara
semantis. Pemasifan dengan di- ‘di-‘ melahirkan jenis pasif umum, pemasifan dengan prefiks tar- ‘ter-‘ memunculkan jenis pasif kebetulan tak sengaja.
Berikut ini adalah telaah ringkas dari masing-masing jenis pasif tersebut.
Nicco Erianto Hutapea : Diatesis Dalam Bahasa Batak Toba, 2008. USU Repository © 2008
Pasif Umum dengan Prefiks di-
Pemasifan dengan di- dalam bahasa Batak Toba melahirkan konstruksi klausa intransitif turunan berdiatesis pasif, yaitu pasif umum. Pemasifan dengan di- ini
mempunyai ciri-ciri pasif semesta, diantaranya: 1.
Subjek klausa asal turun fungsi gramatikalnya menjadi argumen berelasi oblik dimarkahi oleh preposisi ‘oleh’,
2. Argumen subjek klausa asal banyak kehilangan sifat perilaku pivot,
3. Objek asli pada konstruksi aktif menjadi argumen inti satu-satunya
pada klausa intransitif turunan konstruksi pasif. Secara semantis, pemasifan dengan prefiks di- mengungkapkan bahwa tingkat
kesengajaan atau kemauan volition dari agen tinggi. Meskipun agen yang dimarkahi oleh preposisi ‘oleh’ mungkin saja dilesapkan, namun kehadirannya
pada pasif jenis ini cenderung dipertahankan terutama apabila agennya adalah makhluk bernyawa atau disiratkan sebagai wujud yang dianggap bernyawa.
Berikut ini adalah contoh konstruksi pasif dengan pemarkah verba di-. Contoh:1. Pittu kamar dijaga na sada.
‘Pintu kamar dijaga oleh yang satu’ 2. Kaca ni motor dituktuk boru-borui.
’Kaca motor diketuk oleh perempuan itu’ 3. Bohina ditutupi obukna.
‘Wajahnya ditutupi oleh rambutnya’ 4. Lasiak digadis uma di pasar.
‘Cabe dijual oleh ibu di pasar’ 5. Hepeng na dilehon bapa nangkin.
Nicco Erianto Hutapea : Diatesis Dalam Bahasa Batak Toba, 2008. USU Repository © 2008
‘Uang yang diberi oleh ayah tadi’ 6. Indahan diloppa adek.
‘Nasi dimasak oleh adik’ Gambaran yang lebih utuh dapat dilihat pada tabel II yang menunjukkan
diatesis pasif umum dengan prefiks di- Tabel II
No .
Bentuk Kata Kerja
Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
6. di- + Jaga
di- + Tuk-tuk
di- + Tutup + -i
di- + Gadis
di- + Lehon
di- + Loppa Pittu kamar dijaga na sada.
‘Pintu kamar dijaga oleh yang satu’
Kaca ni motor dituktuk boru-borui.
’Kaca motor diketuk oleh perempuan itu’
Bohina ditutupi obukna.
‘Wajahnya ditutupi oleh rambutnya’
Lasiak digadis uma di pasar.
‘Cabe dijual oleh ibu di pasar’
Hepeng na dilehon bapa nangkin.
‘Uang yang diberi oleh ayah tadi’
Indahan diloppa adek.
‘Nasi dimasak oleh adik’
Nicco Erianto Hutapea : Diatesis Dalam Bahasa Batak Toba, 2008. USU Repository © 2008
Pasif Kebetulan Tak Sengaja dengan Prefiks tar-
Berbeda dari prefiks di-, pemasifan dengan prefiks tar- dalam bahasa Batak Toba mewujudkan konstruksi intransitif turunan berdiatesis pasif yang
mempunyai makna ‘kebetulan’ atau ‘tak sengaja’. Oleh karena itu, pemasifan dengan tar- dapat terjadi pada verba transitif yang menghendaki pelaku ‘umum’
atau ‘alamiah’. Pemasifan dengan tar- dalam bahasa Batak Toba menyiratkan bahwa tingkat kemauan atau kesengajaan agennya sangat rendah. Berikut ini
adalah contoh konstruksi pasif kebetulan tak sengaja. Contoh: Suga ni dekke tarbondut ibana.
‘Duri ikan tertelan oleh dia’ Lasiak targadis uma di pasar.
‘Cabe terjual tak sengaja dijual oleh ibu di pasar’ Indahan tarloppa adek.
‘Nasi termasak tak sengaja dimasak oleh adik’ Bukku ni si Sari tarboan au mulak tu jabu.
‘Buku Sari terbawa oleh saya pulang ke rumah’ Panangkoi tartakkup massa.
‘Pencuri itu tertangkap oleh massa’ Apabila agen adalah makhluk bernyawa mempunyai kemauan,
kehendak, maka pelaku yang telah berelasi oblik cenderung dipertahankan kehadirannya meskipun boleh dilesapkan. Jika agen adalah wujud tak bernyawa
atau bersifat ‘alamiah’, kehadirannya cenderung tidak menjadi penting. Berikut ini adalah contoh konstruksi pasif tak sengaja yang agennya adalah nomina umum
atau ‘alamiah’.
Nicco Erianto Hutapea : Diatesis Dalam Bahasa Batak Toba, 2008. USU Repository © 2008
Contoh: Jabu tartutung api. ‘Rumah terbakar oleh api’
Jabu i tartipa batang ni kalapa. ‘Rumah itu tertimpa oleh pohon kelapa’
Pat na ponggol tartipa hau na balga. ‘Kakinya patah tertimpa kayu besar’
Gambaran yang lebih utuh mengenai diatesis pasif dengan prefiks tar- dapat dilihat pada tabel III berikut ini.
Tabel III No.
Bentuk Kata Kerja Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. tar- + Bondut
tar- + Gadis
tar- + Loppa
tar- + Boan
tar- + Takkup
tar- + Tutung
tar- + Tipa
Suga ni dekke tarbondut ibana.
‘Duri ikan tertelan oleh dia’
Lasiak targadis uma di pasar.
‘Cabe terjual tak sengaja dijual oleh ibu di pasar’
Indahan tarloppa adek.
‘Nasi termasak tak sengaja dimasak oleh adik’
Bukku ni si Sari tarboan au mulak tu jabu.
‘Buku Sari terbawa oleh saya pulang ke rumah’
Panangkoi tartakkup massa.
‘Pencuri itu tertangkap oleh massa’
Jabu tartutung api.
‘Rumah terbakar oleh api’
Nicco Erianto Hutapea : Diatesis Dalam Bahasa Batak Toba, 2008. USU Repository © 2008
8. tar- + Tipa
Jabu i tartipa batang ni kalapa.
‘Rumah itu tertimpa oleh pohon kelapa’
Pat na ponggol tartipa hau na balga.
‘Kakinya patah tertimpa kayu besar’
Berdasarkan kemauan dari agen maka dalam diatesis pasif bahasa Batak Toba juga dapat disubjeniskan sebagai diatesis pasif yang kadar kepasifannya kuat
dan diatesis pasif yang kadar kepasifannya lemah, seperti halnya diatesis aktif. Jenis diatesis pasif dengan prefiks tar- tak sengaja yang agennya adalah nomina
umum atau ‘alamiah’ adalah diatesis pasif yang kadar kepasifannya lemah. Sedangkan, diatesis pasif dengan prefiks di- pasif umum adalah diatesis pasif
yang kadar kepasifannya kuat.
2.4 Diatesis medial Bahasa Batak Toba