Tata Cara, Izin Pendirian dan Kewajiban Freight Forwarder

Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Freight Forwarder Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan, 2008. USU Repository © 2009 g. pengelolaan kapal ship management. h. perantaraan jual beli danatau sewa kapal ship broker. i. keagenan awak kapal ship manning agency. j. keagenan kapal, dan k. perawatan dan perbaikan kapal ship repairing and maintenance. Selanjutnya Pasal 32 UU Pelayaran 2008 ada mengatur mengenai : Ayat 1 : Usaha jasa terkait sebagaimana dimaksud Pasal 31 ayat 2 dilakukan oleh Badan Usaha yang didirikan khusus untuk itu. Ayat 2 : Selain Badan Usaha yang didirikan khusus untuk itu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kegiatan bongkar muat dapat dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional hanya untuk kegiatan bongkar muat barang tertentu untuk kapal yang dioperasikannya. Ayat 3 : Selain Badan Usaha yang didirikan khusus untuk itu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kegiatan angkutan perairan pelabuhan dapat dilakukan oleh perusahaan angkutan nasional. Jadi, dalam hal ini UU Pelayaran Tahun 2008 merupakan usaha dibentuk terkait dalam upaya memperlancar angkutan perairan, yang berarti juga bukan merupakan bagian dari sistem angkutan atau perhubungan nasional.

D. Tata Cara, Izin Pendirian dan Kewajiban Freight Forwarder

Di dalam PP No. 82 tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan dinyatakan Syarat-Syarat Pendirian Freight Forwarder, adalah : 55 55 Pasal 46 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan. 1. Kegiatan Freight Forwarder dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah atau Koperasi, yang didirikan khusus untuk usaha itu. Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Freight Forwarder Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan, 2008. USU Repository © 2009 2. Untuk dapat melakukan kegiatan Freight Forwarder sebagaimana pada ayat 1, wajib memiliki izin usaha. 3. Izin usaha Freight Forwarder diberikan selama perusahaan yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan usahanya. 4. Saham-saham perusahaan seluruhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau berbadan hukum Indonesia. Di dalam PP No. 82 tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan Pasal 47 dinyatakan syarat-syarat untuk mendapatkan pendirian Freight Forwarder, adalah : a. memiliki modal dan peralatan yang cukup sesuai dengan perkembangan teknologi modal minimal disetor sebesar Rp. 200.000.000 dua ratus juta rupiah. b. memiliki tenaga ahli yang sesuai; c. memiliki Akte Pendirian Perusahaan; d. memiliki surat keterangan domisili perusahaan; dan e. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Berdasarkan Pasal 4 Keputusan Menteri Perhubungan No. 10 tahun 1988 mengenai Freight Forwarder dinyatakan bahwa : “Freight Forwarder dapat melakukan usahanya di dalam maupun di luar negeri dan Freight Forwarder ini dapat mendirikan cabang baik di dalam maupun di luar negeri”. Izin usaha merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh Freight Forwarder sebagai perusahaan penunjang angkutan laut, apabila akan memulai usahanya. Izin usaha diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 56 56 Pasal 58 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan. Selanjutnya untuk melaksanakan kegiatan usahanya di pelabuhan, Freight Forwarder juga harus memiliki Izin Operasional dari Administrator Pelabuhan dimana perusahaan tersebut melaksanakan kegiatannya, maka : Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Freight Forwarder Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan, 2008. USU Repository © 2009 a. Secara keperdataan kewajiban Ekpeditur dalam hal ini adalah Freight Forwarder diatur pasal 86 s.d. Pasal 89 KUHD, yaitu : b. Ekspeditur dalam hal ini adalah Jasa Pengurusan Transportasi diwajibkan membuat catatan-catatan dalam sebuah register harian berturut-turut tentang macam dan jumlah barang dagangan dan lainnya yang harus diangkut, seperti tetang harganya dan sebagainya. c. Ia harus menanggung, bahwa pengiriman barng dagangan dan lainnya yang untuk itu diterimanya akan mendapatkan penyelenggaraannya dengan rapi dan dengan selekas-lekasnya pula dengan mengindahkan segala upaya yang sanggup menjamin keselamatan barang-barang yang diangkutnya. d. Iapun setelah mengirim barang-barang dagangan dan lainnya itu dikirimkannya harus menanggung segala kerusakan atau hilangnya barang- barang itu, yang mana dapt disebabkan karena kesalahan atau kurang hati- hatinya. e. Ia harus menanggung pula segala “ekspeditur – antara” yang dipakainya. Di dalam Pasal 21 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 diatur bahwa permohonan izin usaha angkutan laut diajukan kepada Menteri yang akan diberikan setelah memenuhi semua persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20. Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin diberikan dalam jangka waktu 14 empat belas hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Apabila terjadi penolakan permohonan izin, maka penolakan akan diberikan Dewi Meivisa Harahap : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Freight Forwarder Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan, 2008. USU Repository © 2009 secara tertulis disertai alasan penolakan. Permohonan yang ditolak dapat diajukan kembali setelah Pemohon memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. 57

E. Kewajiban Freight Forwarder

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Perusahaan PT. Samudera Indonesia Dalam Pelaksanaan Bongkar Muat Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pada PT. Samudera Indonesia Cab. Belawan Medan)

26 180 94

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

6 200 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

4 56 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 8

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 1

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 12

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 31

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 3