Paru dan Fungsi paru Umur Jenis Kelamin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Paru dan Fungsi paru

16 Paru-paru adalah salah satu alat tubuh yang vital untuk kehidupan manusia. Tanpa paru, manusia tidak akan mungkin bisa bertahan hidup. Fungsi utama paru adalah sebagai alat pernafasan. Proses pertukaran antara oksigen dan karbondioksida saat berlangsungnya proses pernafasan terjadi di paru-paru. Pada proses pernafasan, pertukaran gas bermula dari hidung atau mulut, berlanjut ke tenggorokan, trakea, paru, bronkus, bronkeolus dan berakhir di gelembung paru alveolus. Dinding bronkus dilapisi oleh sel-sel epitel yang disebut dengan epitel bronkus. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru kanan terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus atas, tengah, dan bawah. Paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus atas dan bawah. Masing-masing lobus pada paru kanan dan kiri dipisahkan oleh suatu sekat yang berfungsi untuk mencegah penyebaran penyakit dari satu lobus ke lobus lainnya, sehingga bila salah satu lobus terkena penyakit maka penyakit tersebut akan membesar terlebih dahulu di lobus tersebut sebelum menyebar ke lobus lainnya.

2.2. Definisi Kanker Paru

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran pernafasan epitel bronkus. 17 Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa prakanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia. 16 Perkembangan kanker paru dipengaruhi oleh pembelahan sel kanker dan metastasis kanker paru. Menurut Virchow dan Motram yang dikutip dari Tabrani 1996, dasar dari penyakit kanker paru sama dengan penyakit kanker pada umumnya, yakni pertumbuhan ganas yang terjadi pada satu atau beberapa sel kanker yang mengalami pembelahan. Semakin pendek masa pembelahan sel kanker, semakin cepat pertumbuhan sel kanker tersebut. 18 Metastasis adalah persebaran kanker ke organ-organ lainnya. Kecepatan pertumbuhan sel tumor metastasis sama seperti tumor induk primer. Menurut Garland yang dikutip dari Tabrani 1996, metastasis dapat terjadi pada stadium dimana tumor masih belum dapat dilihat secara radiologi akibatnya pada saat terdeteksi, tumor sudah bermetastasis ke organ-organ lain. 17,18

2.2.1. Klasifikasi Kanker Paru

Klasifikasi kanker paru berdasarkan jenis histopatologi menurut WHO tahun 1981 adalah sebagai berikut: a. Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma sel skuamosa umumnya terletak di sentral, dapat tumbuh sangat cepat, dan memiliki kecenderungan untuk menetap pada rongga dada. Karsinoma sel skuamosa umumnya memiliki diferensiasi yang buruk. Secara mikroskopis, karsinoma sel skuamosa ditandai oleh produksi keratin. Inti membesar, hiperkromatik, dan kadang-kadang menjadi sangat hitam dan padat. 19 Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. b. Adenokarsinoma Adenokarsinoma pada umumnya terletak pada perifer dan biasanya tidak berhubungan dengan bronkus, atau berhubungan dengan bronkus hanya karena invasi lokal atau adanya penyebaran melalui pembuluh limfa submukosa. Tanpa dipengaruhi ukuran tumor dan deferensiasi selnya, adenokarsinoma sering berpenetrasi ke pleura dan bermetastasis ke tempat lain sebelum tumor primernya dapat diidentifikasi. 19 c. Karsinoma Sel Besar Karsinoma sel besar umumnya terletak di perifer dan mempunyai deferensiasi yang buruk. 19 Jenis kanker paru ini merupakan tumor perifer besar dan menyebar di perifer sebelum bermetastasis. 20 d. Karsinoma Sel Kecil Karsinoma sel kecil adalah kanker paru yang bermetastasis cepat pada stadium dini. Penyebarannya melalui pembuluh darah dan pembuluh limfa. 19 Jenis karsinoma ini memiliki prognosa sangat buruk karena agresif dan mudah bermetastasis dan pada saat diagnosa ditegakkan sudah terjadi metastasis jauh. Karsinoma sel kecil umumnya berasal dari bronkus besar, menginfiltrasi dinding bronkus, bermetastasis ke hilus dan mediastinum. 21 Untuk kepentingan pengobatan, kanker paru diklasifikasikan sebagai berikut: 19 a. Non Small Cell Lung Carcinoma NSCLC, yang meliputi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar. b. Small Cell Lung Carcinoma SCLC Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010.

2.2.2. Stadium Klinis

22 Pembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM menurut International Union Againts Cancer IUACThe American Joint on Cancer Comitee AJCC 1997 adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Paru berdasarkan TNM Stadium TNM Karsinoma In Situ IA T1N0M0 I IB T2N0M0 IIA T1NIM0 II IIB T2NIM0 T3N0M0 T3N1M0 T1N2M0 T2N2M0 IIIA T3N2M0 T4N0M0 T4N1M0 T4N2M0 T1N3M0 T2N3M0 T3N3M0 III IIIB T4N3M0 IV Setiap T, Setiap N dengan M1 Keterangan: Tumor Primer T Tis : Karsinoma in situ T1 : Tumor dengan ukuran ≤ 3 cm, dikelilingi oleh pleura paru atau viseral dan tidak ada invasi proksimal ke lobus bronkus pada bronskopkopi. T2 : Tumor ukuran 3 cm, melibatkan bronkus utama, perluasan ke pleura viseral, perluasan ke hilus akibat atelektasis atau pneumonitis obstruktif. Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang terletak 2 cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, atau adanya atelektasispneumonitis obstruktif seluruh paru. T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleuraperikardium yang disertai efusi pleuraperikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer. Kelenjar Getah Bening Regional N N0 : Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional N1 : Metastasis ke kelenjar getah bening hilus, dan atau peribronkial, serta kelenjar getah bening pada paru karena perluasan langsung tumor primer. N2 : Metastasis ke kelenjar getah bening mediastinum atau kelenjar getah bening di bawah karina. N3 : Metastasis ke kelenjar getah bening hilus kontra lateral, atau skelenus kontra lateralipsi lateral, atau kelenjar getah bening supraklavikuler. Metastasis Jauh M M0 : Tidak ada metastasis jauh. M1 : Metastasis ke hepar, anak ginjal, tengkorak.. Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010.

2.3. Epidemiologi

2.3.1. Distribusi Frekuensi Kanker Paru

Kanker paru merupakan salah satu penyakit kanker tertinggi di dunia. 23 Di Amerika Serikat pada tahun 1993, prevalens kanker paru 173 per 100.000 penduduk. 24 Di Denmark pada tahun 1994, prevalens kanker paru pada laki-laki 83 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan 46 per 100.000 penduduk. 25 Di Inggris pada tahun 2001, prevalens kanker paru 35 per 100.000 penduduk. 26 Di Indonesia, berdasarkan hasil survei kanker global tahun 2002, prevalens kanker paru 28 per 100.000 penduduk. 27 Pada tahun 1995 di Yogyakarta, prevalens kanker paru pada laki-laki 5,9 per 100.000 penduduk. Di Ujung Pandang pada tahun yang sama, prevalens kanker paru pada laki-laki 5,9 per 100.000 penduduk dan di Semarang sebesar 7,1 per 100.000 penduduk. Di Yogyakarta pada tahun 1996, prevalens kanker paru pada laki-laki 11,4 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan 7,1 per 100.000 panduduk. 28 Berdasarkan hasil penelitian Jusuf, dkk., di Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais tahun 1993-1997, dari 541 penderita kanker paru yang diteliti ditemukan sebesar 80 adalah laki-laki. Empat penderita berumur 25 tahun 1, 53 penderita berumur 26-40 tahun 10, 27 berumur 41-55 tahun, 46 berumur 56-70 tahun, 15 berumur 71-85 tahun, dan 1 berumur diatas 85 tahun. 22 Hasil penelitian Soeroso di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP H. Adam Malik Medan periode April-Juli 2002 ditemukan proporsi penderita kanker paru pada laki-laki 92,1 dan terbanyak pada kelompok umur 60-69 tahun 44,7. 25 Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010.

2.3.2. Faktor Risiko Kanker Paru

Fakror risiko terjadinya kanker paru adalah sebagai berikut:

a. Umur

Berdasarkan hasil survei kanker paru yang dikutip dari Alsagaf 1995, dilaporkan bahwa 90 kasus kanker paru terjadi pada usia ≥ 40 tahun. 19 Di negara Industri, kanker paru ditemukan pada kelompok umur di atas 40 tahun, terbanyak pada umur 55-75 tahun dengan rata-rata 65 tahun. 27 Di Amerika, penderita kanker paru terbanyak pada usia ≥ 40 tahun yaitu sebesar 90, dan di Indonesia Surabaya sebesar 84,4. 19 Berdasarkan hasil penelitian Etzel, et al., tahun 2003 di The University of Texas M. D. Anderson Cancer Center Houston, ditemukan 75 penderita kanker paru berusia di atas 55 tahun. 29

b. Jenis Kelamin

Insidens kanker paru pada laki-laki lebih tinggi di bandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih banyak terpapar dengan rokok dan bahan karsinogen di lingkungan kerja. Berdasarkan survei epidemiologi global tahun 1994, diperoleh kanker paru merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit ganas pada laki-laki dan perempuan . Perbandingan kanker paru pada laki- laki dan perempuan yaitu 5:1. 25 Berdasarkan hasil penelitian Etzel, et al., pada tahun 2003 di The University of Texas M. D. Anderson Cancer Center Houston, ditemukan 53,6 penderita kanker paru adalah laki-laki. Hasil penelitian Rosfita di Rumah Sakit Dharmais pada tahun 1999-2001, ditemukan kasus kanker paru pada laki-laki sebesar 68. 29 Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010.

c. Kebiasaan Merokok