Riwayat Merokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan Umur Berdasarkan Stadium Klinis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis

6.10. Analisis Statistik

6.10.2. Riwayat Merokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Proporsi riwayat merokok berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 69.9 75.6 78.8 30.1 24.4 21.2 10 20 30 40 50 60 70 80 90 SDSLTP SLTA Akadem iPT Tingkat Pendidikan P rop or s i Merokok Tidak Merokok Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Riwayat Merokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008 Berdasarkan gambar 6.17 dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker paru yang berpendidikan SDSLTP, SLTA dan AkademiPT paling tinggi memilki riwayat merokok. Dari hasil uji Chi-square diperoleh p0,05 yang artinya tidak ada perbadaan yang signifikan antara riwayat merokok dengan tingkat pendidikan. Pada gambar dapat dilihat bahwa dari seluruh tingkat pendidikan penderita, proporsi penderita yang memiliki riwayat merikok justru lebih tinggi pada penderita yang berpendidikan tinggi AkademiPT. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap perilaku merokok penderita. Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010.

6.10.3. Umur Berdasarkan Stadium Klinis

Proporsi umur berdasarkan stadium klinis dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 17.1 11.5 40 49.1 42.9 39.4 10 20 30 40 50 60 Stadium Dini Stadium Lanjut Umur P ropo rs i 40 tahun 40-60 tahun 60 tahun Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008 Berdasarkan gambar 6.18 dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker stadium dini paling tinggi berumur 60 tahun 42,9, dan pada stadium lanjut paling tinggi berumur 40-60 tahun. Dari hasil uji Chi-square diperoleh p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur dengan stadium klinis.

6.10.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis

Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinis dapat dilihat pada gambar berikut ini. Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. 28.5 3 8.6 37.6 60 55.8 2.9 3.6 10 20 30 40 50 60 70 Stadium Dini Stadium Lanjut Stadium klinis P rop or s i Pembedahan Kemoterapi Terapi Simptomatik Bedah + kemo Gambar 6.19 Diagram Bar Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008 Berdasarkan gambar 6.19 dapat diketahui proporsi penderita kanker paru stadium dini paling tinggi mendapatkan terapi simptomatik 60,0. Penderita kanker paru stadium lanjut paling tinggi juga mendapatkan terapi simptomatik 55,8. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh p 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinis. Pada stadium dini, proporsi pembedahan secara signifikan lebih tinggi daripada kemoterapi, dan pada stadium lanjut proporsi pembedahan secara signifikan lebih rendah daripada kemoterapi. Dengan kata lain, pada stadium dini lebih banyak yang melakukan pembedahan daripada kemoterapi, dan pada stadium lanjut lebih banyak yang melakukan kemoterapi daripada pembedahan. Pada stadium dini sel kanker masih terbatas pada paru dan belum menyebar ke organ lain sehingga tindakan pembedahan dapat dilakukan sedangkan pada stadium lanjut sel kanker sudah menyebar ke organ lain sehingga tidak Melindawati Br. G : Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. memungkinkan untuk dilakukan pembedahan saja. Kalaupun dilakukan pembedahan, maka pembedahan hanya dilakukan untuk mereduksi sel kanker bukan untuk meghilangkan sel kanker secara keseluruhan. Walaupun pada stadium dini pembedahan dapat dilakukan, maka untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih maksimal, maka pada stadium dini dapat dilakukan penatalaksanaan medis berupa kemoterapi terlebih pada sel kanker yang letaknya sulit untuk dilakukan pembedahan. 23 Pada penelitian ini proporsi penderita stadium dini paling tinggi mendapatkan terapi simptomatik 60. Hal ini dapat diduga karena penderitakeluarga menganggap bahwa pealatakasaan kanker berupa pembedahan maupun kemoterapi dapat menimbulakan risiko karena kemoterapi mamang memberikan efek samping terhadap panderita. Pada gambar dapat juga dilihat bahwa penderita stadium lanjut juga paling banyak mendapatkan terapi simptomatik 55,8. Hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi penderita. Biasanya pada stadium lanjut kondisi penderita sudah semakin buruk, sehingga kemungkinan untuk berhasilnya penatalaksanaan medis semakin kecil, oleh sebab itu penderita hanya datang berobat untuk menghilangkan gejala-gejala sakit yang dialami saja bukan untuk menyembuhkan penyakitnya.

6.10.5. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Stadium Klinis