Pengolahan Data. Defenisi Operasional

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

yang akan diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung ke Berastagi kabupaten Karo dengan melihat faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jeruk.

2. Wawancara, yaitu salah satu tekhnik pengumpulan data dan informasi

dengan mewawancarai petani jeruk di Berastagi kabupaten Karo.

3. Kuesioner daftar pertanyaan, yaitu salah satu tekhnik pengumpulan

data dan informasi dengan cara menyebarkan angket daftar pertanyaan kepada responden di perkebunan jeruk di Berastagi Kabupaten Karo yang dijadikan sampel penelitian.

4. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui

telaah berbagai literature yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku buku, Departemen Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan departemen terkait, internet dan lain lain.

3.5. Pengolahan Data.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer yaitu E-views 5.1. 3.6. Model Analisis Data. Permasalahan yang akan di bahas adalah sampai sejauh mana pengaruh Harga jeruk, Biaya pupuk, dan Hasil panen terhadap besarnya pendapatan petani Universitas Sumatera Utara jeruk di Berastagi dengan mengunakan analisis Regresi Berganda karena variabel Dependent di pengaruhi empat variabel independent. Fungsi matematika adalah : Y = fX 1, X 2, X 3 ……………………………………. 1 Kemudian fungsi di atas di transformasikan ke dalam model ekonometrika dengan bersamaan regresi linier berganda dalam spesifikasi model sebagai berikut : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + µ......... 2 Keterangan: Y = Pendapatan petani jeruk RpTahun X 1 = Harga jeruk RpKg X 2 = Biaya pupuk RpTahun X 3 = Hasil panen KgTahun α = Interceptkonstanta. β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = Koefisien regresi. μ = Term of error kesalahan pengganggu. Sehingga bentuk matematis hipotesis tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1 X Y ∂ ∂ 0, artinya apabila X 1 Harga jeruk bertambah, maka Y pendapatan petani jeruk akan meningkat, ceteris paribus. 2 X Y ∂ ∂ 0, artinya apabila X 2 Biaya Pupuk bertambah, maka jumlah pendapatan petani jeruk akan menurun, ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara 3 X Y ∂ ∂ 0, artinya apabila X 3 Hasil panen bertambah, maka jumlah pendapatan petani jeruk akan meningkat, ceteris paribus.

3.7 . Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian

3.7.1. Koefisien Determinasi R – Square

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama sama mampu memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 0R²1, dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya.

3.7.2 Uji t-Statistik.

Uji t-Statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho:bi = b Ha:bi ≠ b Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter hipotesis biasanya b dianggap = 0 artinya,tidak ada pengaruh variabel X 1 terhadap Y. Bila t-hitung t-tabel, maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel indevenden yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel dependen. Dan bila t-hitung t-tabel maka Universitas Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan tertentu H diterima artinya, bahwa variabel independen yang diuji tidak berpengaruh nyata tidak signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: t = Sbi b bi − dimana: bi = kofisien variabel ke-i. b = nilai hipotesis nol. Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan : H : = β H diterima t t-tabel artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H a : ≠ β H a diterima t t-tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.7.3 Uji F- Statistik.

Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara keseluruhan atau bersama sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Ho:b 1 =b 2 =bk…………………………….b k = 0 tidak ada pengaruh Ha:b 2 =0………………………..………….i = 1ada pengaruh Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F- hitung dengan nilai F- tabel. Jika F-hitung F-Tabel maka Ho ditolak, yanga artinya variabel independen secara bersama sama mempengaruhi variabel dependen. Jika F- hitung F-tabel maka Ho diterima, artinya variabel independen secara bersama sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus: F-hitung= k n R k R − − − 2 2 1 1 Dimana: R 2 = koefisien determinasi. k = Jumlah variabel independent + intrcef. n = Jumlah sampel. Kriteria pengambilan keputusan : : 2 1 = = β β H H diterima F F-tabel artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. : 2 1 ≠ ≠ β β a H H a diterima F F-tabel artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

3.8. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .

Uji penyimpangan asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dan heterokedastisitas dalam hal estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji f yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

3.8.1. Multikolineritas Multikolinearity

Multikolinearitas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikoleanerity dapat dilihat dari nilai R- Square, F- hitung, t- hitung, serta standard error. Adanya multikoleanerity ditandai dengan: 1. Standard error tak terhingga. 2. Tidak ada satupun t-statistik yang signifik an pada α=5,α=10, α= 1. 3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori 4. R- Square sangat tinggi.

3.8.2. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS jika varian residualnya tidak sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual Universitas Sumatera Utara kuadrat terhadap semua variabel penjelas. Pada white test terhadap beberapa tahap, antara lain: - Membuat regresi persamaan dan mendapatkan residualnya. - Uji dengan chi- Square tabel χ 2 χ 2 =n. R 2 Dimana : n = jumlah observasi. :R 2 = koefisien determinasi Keputusan ada tidaknya heterokesdastisitas ditemukan jika: • χ 2 hitung χ 2 tabel, maka ada heterokedastisitas. • χ 2 hitung χ 2 tabel,tidak ada heterokedastisitas.

3.8.3. Uji Normalitas

Asumsi dalam OLS adalah nilai rata rata dari faktor pengganggu μi adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji Normalitas dengan menggunakan Jarque – Bera Test J-B test. Cara lain untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan J-B test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability 0.05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya apabila angka probability 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

3.8.4. Uji Linearitas

. Uji ini digunakan untuk dapat melihat apakah spesifikasi model yang akan digunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini akan dapat Universitas Sumatera Utara diketahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan kedalam model empiris. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linearitas adalah uji Ramsey Ramsey Reset Test. Pedomannya apabila F F- tabel, maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalm bentuk fungsi linear adalah benar ditolak. Sedangkan apabila nilai F F- tabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linear adalah benar tidak dapat ditolak. Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 93

3.9. Defenisi Operasional

1. Pendapatan petani jeruk adalah pendapatan kotor dalam Rp per panen yang diterima petani jeruk. Satuan RpThn 2. Harga jeruk adalah harga jeruk yang diterima oleh petani dari hasil penjualan produksinya. Satuan RpKg. 3. Biaya pupuk adalah biaya pembelian pupuk yang dikeluarkan oleh petani jeruk. Satuan Rp 4. Hasil panen adalah jumlah panen jeruk yang dihasilkan oleh petani selama satu kali musim panen. Satuan Kg. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

a. Kondisi geografis

Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini secara geografis berada diantara 2º50’ - 3º19’ Universitas Sumatera Utara