Transportasi Analisa Model Regresi Berganda Interprestasi Model

pertemuan yang bersifat sosial seperti perkumpulan semarga, dalam masyarakat pedesaan kelompok sosial ditunjukkan oleh rukun tetangga. Untuk menunjang peribadatan di Kecamatan Berastagi di bangun rumah peribadatan berupa 11 Mesjid, 18 LanggarMushola, 29 Gereja, dan 3 Wihara. Selain itu terdapat juga sarana kesehatan berupa 32 Rumah SakitBersalinKlinik, 2 Puskesmas, 10 Pustu, 13 BKIA, dan 25 Posyandu.

4.1.2 Potensi Fisik

Potensi fisik pada Kecamatan Berastagi adalah sebagai berikut :

a. Transportasi

Prasarana yang menghubungkan daerah ini dengan daerah lain relatif kurang baik, jalan menuju kecamatan ini juga masih sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah. Masyarakat Kecamatan Berastagi dalam melakukan kegiatan sehari-hari adalah dengan MPU sebanyak 218 buah, Truk sebanyak 97 buah, Pickup sebanyak 132 buah dan Sepeda motor sebanyak 353 dengan jumlah total keseluruhan kendaraan motor menurut jenisnya sebanyak 800 buah. Sumber: Kepala DesaLurah se Kecamatan Berastagi .

b. Penerangan penduduk

Masyarakat Berastagi ini telah mempergunakan listrik sebagai alat penerangan. Sumber penerangan berasal dari jaringan distribusi pusat listrik negara PLN. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Program Pemerintah Untuk Petani

Dalam pengembangan usahatani, pemerintah memberikan bantuan pada petani jeruk di Kabupaten Karo khususnya. Beberapa bantuan tersebut anatara lain seperti PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan, Subsidi pupuk, dan bantuan lainnya yang belum terealisasi. Sehubungan dengan itu juga, dorongan pemerintah agar Indonesia mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan akan buah dari produksinya sendiri, maka pemerintah menerapkan pola Kemitraan Terpadu. Pola kerjasama kemitraan antara petanikelompok tanikoperasi dengan perusahaan mitra, yaitu : a. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani mengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada Perusahaan PerkebunanPengolahan Eksportir. b. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melalui koperasinya mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi mewakili anggotanya dengan perusahaan perkebunanpengolahaneksportir. Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Mitra Perusahaan Inti dan petaniusaha kecil plasma antara lain sebagai berikut : 1. Kewajiban Perusahaan PerkebunanPengolahanEksportir sebagai mitra inti. adalah : Memberikan bantuan pembinaan budidayaproduksi dan penaganan Hasil, Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan saranaproduksi bibit, pupuk dan obat-obatan, penanaman serta pemeliharaan kebunusaha, Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen untuk mencapai mutu yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 2. Kewajiban petani peserta sebagai plasma adalah : Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya, Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami, Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pascapanen untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan.

4.2 Perkembangan Perekonomian Petani Jeruk di Berastagi

4.2.1 Sejarah Singkat Tanaman Jeruk

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali. 4.2.2 Pemasaran Komoditas Jeruk Pemasaran jeruk dilakukan petani secara sendiri-sendiri dengan mekanisme dan sistem pembayaran yang beragam. Belum muncul suatu lembaga yang mampu memperkuat posisi tawar petani. Apalagi pada saat panen, peran pedagang lebih dominan dalam menentukan klasifikasi buah, penetapan warna dan biaya transportasi yang berakibat tingkat harga jual petani jadi lebih rendah. Dalam rangka mengatasi kondisi tersebut, telah terbentuk lembaga Masyarakat Jeruk Indonesia MJI komisariat Sumatera Utara. Salah satu misi yang diembannya adalah memperkuat kemampuan dan daya saing petani jeruk dalam usahatani maupun pemasarannya. Universitas Sumatera Utara Setidaknya ada dua cara petani sekarang dalam memasarkan produksi yaitu menjual sendiri ke pasar atau menjual kepada pedagang yang datang ke rumahkebun. Cara pertama ini, tenaga untuk memetik, packing dan angkut dicari dan dibayar oleh petani sendiri. Jeruk yang dipanen, disusun ke dalam keranjang tanpa digrading terlebih dahulu kualitas campuran. Beragam teknik penyusunan yang dilakukan petani untuk menunjukkan kualitas jeruk cukup baik menjadi perhatian pembeli dalam menyepakati tingkat harga. Kapasitas tiap keranjang bisa mencapai berat 80-120 kg. Penjualan jeruk di pasar buah bisa langsung ke pedagang yang akan membawa dan menjual jeruk ke kota lain pedagang antar kabupatenprovinsi. Bisa juga menjualnya kepada pedagang perantara atau perkoper yaitu pedagang yang mempunyai lapak tenda di pasar. Jeruk ini kemudian dijual kembali kepada penggalas atau pedagang besar. Cara kedua, petani menjual produksi jeruk kepada pedagang yang mendatangi petani ke rumah atau ke kebun. Pembeli memberi penawaran harga setelah memeriksa dan memperkirakan produksi jeruk di kebun yang bisa dipanen. Setelah terjadi kesepakatan sistem dan harga antara petani sebagai penjual dengan pedagang, maka dilakukan pemanenan. Mengamati jalur pemasaran jeruk tidaklah rumit. Untuk pemasaran keluar provinsi atau ke Jawa, pelaku pasar memiliki jejaring yang membentuk rantai pemasaran tertutup. Memperhatikan kelembagaan pemasaran jeruk Tanah Karo maka secara sederhana rantai pemasaran digambarkan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Pasar modern Pedagang antar kab.prov. Petani Perkoper 2 Pengirim atau Grosir 3 Pedagang Pengumpul 1 GrosirBandar di pasar Induk Pedagang pengecer Pedagang pengecer Konsumen Gambar 4.1 Rantai pemasaran jeruk di lokasi Kabupaten Karo Keterangan: Ada Hubungan Rantai pemasaran dapat dibagi dalam tiga jalur: 1 Jalur pertama, petani menjual jeruk kepada pedagang pengumpul. 2 Jalur kedua, petani melakukan panen dan pasca panen sendiri lalu mengangkutnya kepasar buah untuk dijual kepada perkoper. 3 Jalur ketiga, petani menjual jeruk kepada pengirim dengan kualitas campuran dimana biaya panen dan pasca panen merupakan tanggungan pembeli. Universitas Sumatera Utara

4.3 Analisis dan Pembahasan

4.3.1 Tingkat Jumlah Pendapatan

Jumlah pendapatan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah pendapatan kotor petani jeruk dari hasil kali antara jumlah panen dengan harga jualnya. Jumlah pendapatan yang diterima para petani jeruk di Kecamatan Berastagi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Tingkat Jumlah Pendapatan Petani Jeruk Rptahun PendapatanRupiahTahun Jumlahorang Persentase 50.000.000 - 149.000.000 12 24 150.000.000 - 249.000.000 19 38 250.000.000 - 349.000.000 15 30 350.000.000 - 449.000.000 3 6 450.000.000 1 2 Jumlah 50 100,00 Sumber : Hasil wawancara Responden data olahan di Kecamatan berastagi 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan petani jeruk di Kecamatan Berastagi hampir merata pada kisaran Rp.150.000.000 – Rp.249.000.000 walaupun ada yang hanya mendapat di bawah Rp.150.000.000. Dikarenakan sedikitnya hasil panen jeruk atau harga jual hasil panennya rendah, namun tetap di dominasi oleh pendapatan diatas Rp249.000.000.

4.3.2 Harga Jual Jeruk

Harga jeruk yang dimaksud dalam skripsi ini adalah harga jeruk yang diterima oleh petani dari hasil penjualan produksinya kepada pengumpul jeruk. Adapun harga jeruk dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Harga Jual Jeruk RpKg Harga jeruk RpKg Jumlah Respondenorang Parsentase 4000 – 4500 29 58 5000 – 5500 17 34 6000 4 8 Jumlah 50 100,00 Sumber : Hasil wawancara Responden data olahan di Kecamatan berastagi 2010 Harga jeruk pada tabel diatas terjadi berdasarkan kesepakatan antara petani jeruk dengan pedagang pengumpul. Dari kesepakatan tersebut biasanya harga jeruk rata – rata berkisaran Rp.4500 – Rp.5500 Kg. Adapun tanaman jeruk dibawah harga Rp.4000Kg terjadi karena kualitas tanaman jeruk yang kurang baik atau permintaan pasar yang rendah. Sedangkan harga jeruk di atas Rp.6000 Kg di karenakan kualitas tanaman jeruk yang lebih baik atau permintaan pasar yang tinggi terhadap tanaman jeruk tersebut.

4.3.3 Biaya Pupuk

Sarana produksi yang sangat mempengaruhi produksi suatu tanaman adalah pupuk yang fungsinya mempercepat pertumbuhan tanaman dan merangsang pembentukan buah. Biaya pupuk yang di keluarkan petani cukup mempengaruhi pendapatan petani jeruk. Biaya yang dikeluarkan petani cukup beraneka ragam, dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Tingkat Biaya Pupuk Petani Jeruk Di Kecamatan Berastagi RpThn Biaya Pupuk Jumlah Responden Orang Persentase 5.000.000 - 15.000.000 14 28 16.000.000 - 26.000.000 32 64 27.000.000 - 37.000.000 3 6 38.000.000 1 2 Jumlah 50 100,00 Sumber : Hasil wawancara Responden data olahan di Kecamatan berastagi 2010 Dari tabel diatas dapat diketahui persentase biaya pupuk yang dikeluarkan petani jeruktahunnya pada kisaran Rp. 16.000.000 - 26.000.000 cukup banyak, dari tabel ini jelas terlihat biaya pupuk yang digunakan petani jeruk cukup besar dikarenakan harga pupuk yang sangat mahal.

4.3.4 Hasil Panen

Hasil panen yang dimaksud dalam skripsi ini adalah jumlah panen jeruk yang dihasilkan oleh petani selama satu kali musim panen. Hasil panen yang diterima para petani jeruk di Kecamatan Berastagi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.13 Tingkat Hasil Panen Petani Jeruk KgThn Hasil Panen Jumlah Responden Orang Persentase 10.000 – 30.000 11 22 31.000 – 50.000 18 36 50.000 21 42 Jumlah 50 100,00 Sumber : Hasil wawancara Responden data olahan di Kecamatan berastagi 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah hasil panen petani jeruk di Kecamatan Berastagi hampir merata pada kisaran 50.000 walaupun ada Universitas Sumatera Utara yang hanya mendapat di bawah 30.000 . Adapun hasil panen dibawah 30.000kg terjadi karena kualitas bibit jeruk yang kurang baik dan penggunaan factor-faktor produksi yang tidak optimal. Sedangkan hasil panen di atas 50000 kg terjadi karena kualitas bibit jeruk yang baik dan penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal.

4.4. Analisa Model Regresi Berganda

Model yang dibentuk telah diestiminasi dengan menggunakan data primer. Kaidah yang digunakan oleh ordinary least square OLS. Untuk itu dilakukan analisa pengaruh parsial dari masing-masing faktor yang berpengaruh. Pengaruh persial dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut dengan menggunakan model linear : Y = α + β 1 X1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + μ Dimana : Y = Pendapatan RpTahun X 1 = Harga jeruk RpKg X 2 = Pupuk RpTahun X 3 = Hasil Panen KgTahun α = Intercept konstanta β 1, β 2, β 3 = Koefisien regresi µ = Term of Error kesalahan pengganggu Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dalam persamaan maka hasilnya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Y = -2.25E+08 + 46058.04 X 1 + 1.802261 X 2 + 4087.743 X 3 Std error = 3988.130 0.712974 282.3416 t-stat = 11.67967 2.527808 14.47800 R 2 = 0.978691 F-stat = 704.2235 Adjusted R 2 = 0.977301 Prob. F-stat = 0.000000 Sumber: Penelitian 2010.

4.5. Interprestasi Model

Berdasarkan hasil regresi diatas, diperoleh persamaan linear berganda sebagai berikut: Y = -2.25E+08 + 46058.04 X 1 + 1.802261 X 2 + 4087.743 X 3 Dari persamaan regresi linier diatas, dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu Harga jeruk X 1 , Pupuk X 2 dan Hasil Panen X 3 terhadap Pendapatan petani jeruk :  Harga jeruk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani jeruk. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi harga jeruk yaitu sebesar 46058.04 . Artinya setiap kenaikan 1 rupiah harga jeruk maka pendapatan petani jeruk akan meningkat sebesar 46058.04 rupiah dengan tingkat kepercayaan 99 Ceteris paribus.  Biaya pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani jeruk. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi biaya pupuk yaitu sebesar 1.802261 . Artinya setiap kenaikan 1 rupiah biaya pupuk maka pendapatan petani jeruk akan meningkat sebesar 1.802261 rupiah dengan tingkat kepercayaan 99 Ceteris paribus.  Hasil panen berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani jeruk. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi hasil panen yaitu sebesar Universitas Sumatera Utara 4087.743 . Artinya setiap kenaikan 1 kg hasil panen jeruk maka pendapatan petani jeruk akan meningkat sebesar 4087.743 rupiah dengan tingkat kepercayaan 99 Ceteris paribus. 4.6. Test Of Goodness Of Fit Uji Kesesuaian 4.6.1. Analisis Koefisien Determinasi