Efisiensi Usahatani Usahatani 1 Pengertian Usahatani

Y = produk Py = harga produk per satuan Menurut Soekartawi et al, 1993:99, pendapatan kotor usahatani secara operasional dapat dihitung. Pendapatan kotor untuk tanaman meliputi 1 nilai hasil yang dijual, 2 nilai hasil yang dikonsumsi dalam rumah tangga petani, 3 nilai hasil yang digunakan untuk bibit, 4 nilai hasil yang digunakan untuk pembayaran, dan 5 nilai hasil yang masih disimpan. Pengeluaran usahatani meliputi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi. Biaya dapat berwujud biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya faktor-faktor produksi variabel yaitu faktor produksi yang terpakai proses produksi atau habis terpakai dalam jangka waktu analisis usahatani. Biaya variabel sangat mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap adalah biaya faktor- faktor produksi tetap yaitu faktor produksi yang tidak habis terpakai dalam proses produksi atau tidak habis terpakai selama jangka waktu analisis usahatani. Dalam analisis jangka panjang hampir tidak terdapat biaya tetap karena semua faktor produksi bersifat variabel. Biaya tetap merupakan biaya penyusutan alat-alat, sedangkan yang temasuk biaya variabel antara lain biaya pupuk, pestisida, biaya tenaga kerja harian, dan biaya bibit.

2.2.3. Efisiensi Usahatani

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebut usahatani yang baik adalah usahatani yang produktif dan efisien. Usahatani yang produktif berarti bahwa usahatani tersebut mempunyai produktivitas yang tinggi. Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi Universitas Sumatera Utara usaha fisik dan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi output yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Dalam kaitannya dengan efisiensi usahatani ada beberapa cara pengukuran tingkat efisiensi yaitu: 1. efisiensi teknis, berkenaan dengan jumlah hasil fisik yang dihasilkan . 2. efisiensi alokatif harga, berkenaan dengan harga dan nilai marginal. 3. efisiensi ekonomi, merupakan gabungan antara efisiensi teknis dan efisiensi harga. Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usahatani yang pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi usahatani tersebut. Sering dijumpai bahwa ketidakefisienan yang terjadi justru pada lahan yang luas, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya untuk melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang karena: 1. rendahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. 2. terbatasnya persediaan tenaga kerja daerah setempat pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi usahatani tersebut. 3. terbatasnya persediaan modulasi untuk membiayai usaha pertanian dalam skala yang luas. Sebaliknya pada lahan yang sempit, upaya pegawasan terhadap produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja terpenuhi, dan ketersediaan modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar sehingga usaha pertanian yang seperti ini lebih efisien. Tetapi walaupun demikian lahan yang sempit kadangkala menghasilkan usaha yang tidak efisien juga. Universitas Sumatera Utara Dalam prinsip hasil yang semakin berkurang the law of diminishing return digambarkan tentang produksi marginal marginal product. Produk marginal adalah tambahan produksi dari penambahan suatu unit faktor produksi cateris paribus. Mula-mula marginal produk akan menaik, kemudian menurun bahkan dapat mencapai negatif apabila faktor produksi ditambah terus. Marginal produk mencerminkan produktivitas dari faktor produksi yang bersangkutan dalam kerjasamanya dengan faktor produksi lain. 2.3. Teori Produksi 2.3.1 Pengertian Produksi