Pihak-pihak yang dilibatkan dalam Penetapan NJOP PBB di Kabupaten

sumber data nilai jual objek pajak bumi dan bangunan yang ada selama ini didapat dari: a. Bersumber dari majalah dan koran yang membuat suatu harga penawaran, contoh: iklan. b. Agen properti atau pengembang. c. Camat selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. d. Notaris. e. Kepala Desa. Sedangkan jenis data yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat berupa: a. Dari jual beli. b. Lelang. c. Penawaran lelang.

J. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam Penetapan NJOP PBB di Kabupaten

Pakpak Bharat. Penetapan NJOP dilakukan secara tersentralisis oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPPP Kabanjahe sebagai perpanjangan tangan dari pusat sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang masih membawahi pelayanan perpajakan di Kabupaten Pakpak Bharat, dengan mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan dengan menggunakan komputer yang sudah ditetapkan oleh pusat. Hal itu seperti dikemukakan oleh Bapak Syafruddin Lubis Kepala Seksi Ekstensifikasi di KPPP Kabanjahe sebagai berikut: ”Untuk penetapan dilakukan secara tersentalisir oleh pusat. Kami sendiri pun tak tahu tentang bagaimana proses penentuan yang ditentukan oleh pusat yang telah diprogrammer di komputer, kami hanya memasukkan data-data yang telah terkumpul dari lapangan berkaitan dengan penentuan NJOP ini dan memasukkannya ke program yang ada di komputer tersebut dan akan muncul hasilnya, kami hanya mengacu pada SK Menteri Keuangan Nomor 174KMK.041993. Kami tinggal memasukkan data Universitas Sumatera Utara yang diperlukan kemudian akan diperoleh nilai jual objek pajaknya terutama untuk bangunan. Namun demikian, untuk memenuhi persyaratan data kelengkapan baik untuk penetapan NJOP bumi maupun bangunan kami melibatkan beberapa komponen masyarakat, seperti notaris, aparat desa, pengembang, pedagang bahan bangunan dan gubernur” 39 Selanjutnya menurut Bapak Syafruddin, ”sebenarnya untuk lebih memberikan objektifitas dalam penentuan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan di daerah ini, seyogianya diberikan tanggung-jawab tersebut kepada daerah. Ini berguna bagi kelangsungan pemungutan pajak supaya lebih efektif. Daerah tentu lebih tau dan lebih serius dalam sosialisasi dalam pemungutan pajak untuk menggenjot pemasukan dari pungutan pajak ini. Seperti informasi yang berkembang bahwa dalam hal Pajak Bumi dan Bangunan ini mulai tahun 2014 depan akan diberikan wewenang kepada daerah untuk mengelolanya. Tentu dibutuhhkan persiapan untuk melaksanakan kebijakan itu, terutama bagi daerah sebagai muara dari kebijakan ini.” 40 Jika kita cermati lebih jauh, wewenang daerah sebagai pemungut pajak saja tentu tidaklah memberikan hasil yang optimal dalam pemungutan pajak di negara ini. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa keterlibatan komponen lain diluar Kantor Pelayanan Pajak Pratama, yang dalam hal ini didelegasikan kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset di Kabupaten Pakpak Bharat hanyalah 39 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Ekstensifikasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjake, Tanggal 19 Agustus 2010. 40 Ibid. Universitas Sumatera Utara merupakan bentuk keterlibatan secara tidak langsung saja. Pihak Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Kabupaten Pakpak Bharat sebagai Leading Sector dalam pajak bumi dan bangunan di daerah hanya sebagai pemungut pajak saja. Dalam hal penentuan tidak dilibatkan, padahal hal ini sangat penting karena seharusnya merekalah lebih tau kondisi dan perkembangan daerahnya. Di pihak lain Notaris misalnya memberikan informasi yang berkaitan dengan harga tanah pada suatu tempat. Tetapi hal ini tidak seperti yang diharapkan pihak KPPP kabanjahe dalam pengumpulan data dari Notaris ini, karena biasanya pihak notaris dengan para pihak dalam hal ini pihak penjual dan pembeli tanah misalnya tidak memncantumkan harga yang sebenarnya dalam akta mereka. Aparat desa membantu memberikan penyuluhan dan sosialisasi pada warga masyarakat serta membantu mengisikan rincian data bangunan, Pedagang bahan bangunan memberikan informasi untuk mengisi DBKB Daftar Biaya Komponen Bangunan, dan Gubernur membantu memberikan pertimbangan kepada Menteri Keuangan, dan sebagainya. Melihat kenyataan tersebut perlu dipertimbangkan upaya melibatkan pemerintah kabupaten secara riil khususnya untuk menyiasati pengisian data terutama yang berkaitan dengan rincian bangunan dan harga bahan bangunan sehingga masyarakat tidak terlalu merasa berat untuk membayar PBB, khusunya jika terjadi kenaikan. Hal itu perlu dilakukan agar usaha tersebut tetap menjamin peningkatan penerimaan PBB tanpa mengabaikan masalah kepastian dan keadilan bagi wajib pajak. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini pihak pemerintah kabupaten lebih banyak dilibatkan hanya dalam upaya pemungutan PBB saja, sementara dalam hal penetapan berpatokan dengan apa yang telah ditentukan oleh pusat. Di samping itu aktifitas pembaharuan data mestinya dilakukan langsung kepada pemilik bangunan sekaligus memberikan pengertian pada wajib pajak. Selanjutnya bagaimana realisasi penentuan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan dilaksanakan di Kabupaten Pakpak Bharat secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut. a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe yang membidangi pelayanan pajak bumi dan bangunan setiap dua tahun sekali menentukan besarnya Nilai jual objek pajak bumi dan bangunan dengan meminta rekomendasi dari Bupati Pakpak Bharat. b. Bupati Pakpak Bharat membuat rekomendasi besarnya nilai jual objek pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat yang dikirim kepada Menteri Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa penentuan nilai jual pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe yang membawahi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, dengan rekomendasi dari Bupati Pakpak Bharat kepada Menteri Keuangan dalam hal ini direktorat jenderal pajak. 41

K. Patokan dasar dan Peran Serta Masyarakat Dalam Penentuan NJOP PBB