Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini pihak pemerintah kabupaten lebih banyak dilibatkan hanya dalam upaya pemungutan PBB saja,
sementara dalam hal penetapan berpatokan dengan apa yang telah ditentukan oleh pusat. Di samping itu aktifitas pembaharuan data mestinya dilakukan langsung
kepada pemilik bangunan sekaligus memberikan pengertian pada wajib pajak. Selanjutnya bagaimana realisasi penentuan nilai jual objek pajak bumi dan
bangunan dilaksanakan di Kabupaten Pakpak Bharat secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe yang membidangi pelayanan
pajak bumi dan bangunan setiap dua tahun sekali menentukan besarnya Nilai jual objek pajak bumi dan bangunan dengan meminta rekomendasi dari
Bupati Pakpak Bharat. b.
Bupati Pakpak Bharat membuat rekomendasi besarnya nilai jual objek pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat yang dikirim kepada
Menteri Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa penentuan nilai jual pajak
bumi dan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe yang membawahi wilayah Kabupaten
Pakpak Bharat, dengan rekomendasi dari Bupati Pakpak Bharat kepada Menteri Keuangan dalam hal ini direktorat jenderal pajak.
41
K. Patokan dasar dan Peran Serta Masyarakat Dalam Penentuan NJOP PBB
Di Kabupaten Pakpak Bharat.
41
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa patokan yang dijadikan dasar untuk penetapan NJOP adalah harga tanah yang diperoleh dari
Notaris untuk NJOP bumi. Sementara pengisian rincian data bangunan yang dibuat oleh petugas yang dibantu aparat desa untuk kemudian disesuaikan dengan
DBKB dari pedagang bahan-bahan bangunan untuk NJOP bangunan yang selanjutnya diklasifikasikan seperti tertuang dalam SK Menkeu Nomor
174KMK.041993. Adapun berbagai tanggapan yang muncul dari masyarakat tentang
proses tersebut, cenderung menyatakan bahwa prosesnya kurang transparan, dan kebanyakan masyarakat menyatakan bahwa proses penetapan NJOP PBB belum
memenuhi rasa keadilan. Ketelitian petugas PBB juga dirasa masih kurang. Sebahagian besar masyarakat menyatakan masih banyak hal yang tidak sesuai.
Hal lainnya, banyak masyarakat menyatakan nilai tanah dan bangunan yang mereka miliki tidak sesuai dengan harga pasar. Sering ditemukan bangunan yang
seharusnya nilai PBB nya lebih besar tetapi malah sebaliknya. Hal ini tentu berkaitan dengan ketaatan dalam membayar PBB oleh masyarakat dan rasa
tanggung jawab masyarakat untuk mendaftarkan segala assetnya yang dapat di pungut pajak oleh negara.
Dalam kaitan dengan berbagai tanggapan warga masyarakat tersebut, wawancara dengan Bapak Ahmad Manik Kepala Bidang Pendapatan pada Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Asset Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 09 Agustus 2010 memang menyadari akan hal diatas. Seperti yang dikemukakan
Universitas Sumatera Utara
oleh Kepala Bidang Pendapatan sebagai berikut: ” kami sangat menyadari akan hal tersebut. Karena sebahagian besar masyarakat belum mengetahui, karena
sosialisasi yang kami lakukan sangat kurang terutama disebabkan karena keterbatasan personil dan masih terbatasnya anggaran untuk melakukan
sosialisasi, ini dapat di maklumi karena kabupaten kita adalah daerah pemekaran baru. Di samping itu dalam hal penghitungan NJOP bangunan terdapat biaya
untuk keperluan jasa konstruksi yang biasanya hanya dilakukan oleh para pemborong bangunan. Hal ini menyebabkan besarnya NJOP bangunan sedikit
agak membengkak. Namun demikian, sebenarnya kita juga sudah melakukan upaya-upaya dalam menyeimbangkan hal tersebut.”
42
Peran serta masyarakat dalam penentuan nilai jual objek pajak merupakan keterlibatan masyarakat dalam hal ini wajib pajak dalam proses
penentuan besarnya nilai jual objek pajak. Dalam penentuan nilai jual objek pajak, masyarakat sebagai wajib pajak tidak dilibatkan. Dalam pelaksanaan di
lapangan penentuan nilai jual objek pajak hanya melibatkan kepala desa, camat, dan notaris serta personil dari Dinas pendapatan, keuangan dan Asset Kabupaten
Pakpak Bharat sebagai leading sektor yang membidangi perpajakan di Kabupaten Pakpak Bharat. Masyarakat sebagai wajib pajak hanya menerima SPPT kemudian
membayar kepada kepala desa. Dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa
data dalam Penentuan NJOP berasal dari jual beli, lelang dan penawaran lelang.
42
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pendapatan Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 09 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses jual beli, penjual dan pembeli hadir di hadapan PPAT atau notaris. Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT sesuai dengan ketentuan aturan yang
berlaku berada di tangan Camat, sedangkan notaris biasanya dipercayakan kepada notaris yang banyak berdomisili di Sidikalang Kabupaten Dairi. Kompetensi para
pihak ini biasanya menjadi saksi untuk pengesahan akta jual beli. Bagi penjual berhak menerima uang dari harga yang telah disepakati, dan pembeli wajib
membayar dan menerima akta jual beli. Demikian halnya dengan lelang, pemenang membayar harga yang telah dimenangkan dihadapan notaris dan
menerima akta jual beli dari proses lelang.
43
Akta jual beli diajukan kepada Kantor Pertanahan sebagai salah satu syarat persertifikatan tanah. Kantor Pertanahan memproses mulai dari persyaratan
administratif, pengukuran hingga penyelesaian sertifikat yang merupakan hak kepemilikan.
44
Berdasarkan akta jual beli dari notaris dan pejabat pembuat akta tanah, kepala desa membuat laporan kepada Dinas Pendapatan, keuangan dan asset
Kabupaten Pakpak Bharat dalam hal ini bidang pendapatan, untuk diadakan suatu perubahanmutasi wajib pajak lama kepada wajib pajak yang baru dan seterusnya
proses administrasi ini dilanjutkan oleh dinas ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe yang membawahi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat. Selanjutnya
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe akan mengeluarkan SPPT yang baru
43
Ibid.
44
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan usulan. Dalam SPPT tersebut sudah tercantum NJOP dan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
45
Masyarakat yang tidak terlibat dalam jual beli dan lelang pada umumnya tidak tahu tentang penentuan NJOP ini. Setiap awal tahun masyarakat hanya
menerima SPPT yang dibagikan oleh aparat desa yang ditugasi oleh bidang pendapatan dari dinas, tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya proses penentuan
itu. Dalam SPPT sudah tercantum item-item pajak yang harus dibayar dan besarnya NJOP PBB. Setiap awal tahun masyarakat hanya menerima SPPT
tersebut, serta membayar kewajibannya sesuai yang tercantum di dalamnya tanpa mengetahui bagaiaman sebenarnya proses penentuan yang sesungguhnya. Dalam
pemenuhan kewajibannya masyarakat sebagai wajib pajak segera membayarkan utang pajaknya untuk menghindari denda.
Dari proses yang terjadi di atas, dapat diketahui bahwa dalam penentuan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat tidak
melibatkan peran serta masyarakat sebagai wajib pajak. Masyarakat hanya mengetahui bahwa setiap awal tahun secara rutin menerima SPPT yang di
dalamnya sudah tercantum besarnya pajak dan besarnya NJOP. Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang ada di Desa Salak
II Kecamatan Salak perihal penentuan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan ini bahwasanya masyarakat tidak tahu menahu tentang bagaimana penentuan
NJOP serta prosesnya. Pengetahuan masyarakat hanya sebatas harga umum yang
45
Ibid
Universitas Sumatera Utara
ada dalam domisilinya masing-masing tentang harga tanah jika terjadi proses jual- beli. Seperti yang dikatakan oleh Bapak B. Berutu pada tanggal 08 Agustus 2010,
yang beralamat di sekitar pekan Salak, ”mengenai bagaimana penentuan nilai jual objek pajak untuk PBB, kami masyarakat tidak mengetahuinya secara pasti,
selama ini kami hanya membayar kewajiban kami terhadap PBB tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya proses penentuan tersebut.”
Pemahaman yang kurang bagi masyarakat tentang penentuan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat disebabkan oleh
tidak adanya keterbukaan terutama dalam proses dan prosedur tentang hal ini. Ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan tentang apa dan
bagaiamana sebenarnya NJOP itu. Sangat penting juga dilakukan upaya-upaya dalam memberikan sosialisasi mengenai keberadaan masyarakat dalam penentuan
NJOP ini. Keberadaan dimaksud adalah memberdayakan masyarakat atau melibatkan masyarakat dalam proses penentuan NJOP tersebut. Ini berguna bagi
pemahaman masyarakat terhadap proses penentuan sekaligus memberikan tanggung jawab kepada mereka sebagai wajib pajak.
46
46
Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang ada di Desa Salak II Kecamatan Salak pada tanggal 10 Agustus 2010,
Universitas Sumatera Utara
BAB III MEKANISME PENENTUAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
1. Pendaftaran Objek dan Subjek Pajak
47
Sebelum dikenai kewajiban PBB atas suatu objek, terlebih dahulu harus ditentukan siapa wajib pajak atau subjek pajak yang dikenakan kewajiban
membayar pajak. Subjek pajak PBB adalah orang atau badan yang mempunyai hak dan atau memiliki, menguasai, atau memperoleh manfaat atas
tanah dan atau bangunan. Orang atau badan nilai yang harus mendaftarkan diri sebagai subjek pajak atau wajib pajak.
Pasal 9 ayat 1 Undang–Undang PBB mengatur bahwa dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib mendaftarkan objek pajaknya dengan mengisi
Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. Dalam rangka pendataan, kepada subjek pajakwajib pajak akan diberikan SPOP untuk diisi dan dikembalikan
kepada Direktoran Jenderal Pajak. Khusus wajib pajak yang pernah dikenakan IPEDA tidak wajib mendaftarkan objek pajaknya kecuali kala ia menerima
SPOP, maka dia wajib mengisinya dan mengembalikannya kepada Direktorat Jenderal Pajak. Selanjutnya dalam ayat 3 dinyatakan bahwa pelaksanaan dan
tata cara pendaftaran objek pajak diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan. Hal yang harus didaftarkan oleh subjek pajak adalah :
47
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-533PJ2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Rangka
Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Obejk Pajak SISMIOP, yang ditetapkan dan mulai berlaku pada tanggal 20 Desember 2000.
Universitas Sumatera Utara