Kerangka Konsepsi A. Analisis Hukum Terhadap Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Pakpak Bharat

upaya peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak dapat ditempuh melalui penciptaan suatu peraturan yang adil. Undang-undang yang adil secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepatuhan dan ketaatan wajib pajak. Ketaatan akan datang dengan sendirinya jika hukum dirasa adil dan sesuai hak asasi manusia.

2. Kerangka Konsepsi A.

Analisis Hukum Syarat yuridis merupakan syarat yang penting karena akan memberikan jaminan hukum bagi wajib pajak. Oleh karena itu bentuk hukum aturan perpajakan harus jelas. Bentuk hukum pajak di Indonesia sudah jelas sebagaimana ditunjukkan pada Pasal 23 ayat 2 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi Segala macam pajak untuk keperluan negara harus berbentuk undang-undang. Jelas sekali bahwa undang-undang merupakan bentuk hukum aturan perpajakan di Indonesia. Mengapa harus berbentuk undang-undang? Karena, dengan bentuk hukum undang-undang berarti aturan tersebut telah memperoleh persetujuan atau kesepakatan dari rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat. Di negara Amerika Serikat dan Inggris memiliki falsafah pajak yang hampir sama dengan di Indonesia. Di Amerika Serikat, falsafah pajaknya adalah Taxation Without Representation is Robbery, sedangkan di Inggris adalah No Taxation Without Represen- tation. Falsafah tersebut menunjukkan bahwa pemungutan pajak tidak dapat dilakukan sewenang-wenang dan sepihak, tetapi harus memperoleh persetujuan dari rakyat yang nantinya terkena pajak. Persetujuan tersebut dilakukan oleh DPR sebagai wakil rakyat seharusnya mampu mengakomodasikan Universitas Sumatera Utara aspirasi rakyatnya. Selain bentuk hukum undang-undang, aturan perpajakan juga harus mampu berlaku adil terhadap seluruh wajib pajak azas daya pikul. Setelah aspek keadilan terpenuhi, aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah aspek mengatur fungsi reguler sebagai alat untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Hukum merupakan peraturan-peraturan yang beraneka ragam dan mengatur hubungan orang dalam masyarakat. Hukum mewajibkan diri dalam peraturan hidup bermasyarakat dinamakan kaidah hukum. Setiap orang yang melanggar kaidah hukum akan mendapat sanksi berupa akibat hukum tertentu yang nyata. Hukum secara aktif akan mendorong suatu perubahan, meskipun terjadinya perubahan itu bukanlah semata-mata ditimbulkan oleh hukum saja tetapi faktor lain yang ikut berperan, namun paling tidak hukum memiliki kemampuan untuk menjadi landasan, petunjuk arah serta sebagai bingkai. Dikatakan oleh Satjipto Rahardjo, bahwa penggunaan perundang- undangan dengan cara dasar oleh pemerintah sebagai suatu sarana untuk melakukan suatu tindakan sosial yang terorganisir telah merupakan cirri khas Negara modern. 13 Demikian pula Marc Galenter mengatakan, bahwa dalam sistem hukum modern terdapat kecenderungan yang tetap dan kuat kearah penggantian perundang-undangan rakyat yang lokal sifatnya oleh perundang- 13 Satjipto Rahardjo, Hukum dan masyarakat, Bandung: Angkasa, 1991, Hal. 113. Universitas Sumatera Utara undangan resmi yang dibuat pemerintah. 14 Melalui perundang-undangan tersebut, maka hukum diberlakukan secara uniform dan bersifat nasional serta tidak bersifat lokal dan tradisional. Penggunaan hukum sebagai sarana perubahan sosial dimaksudkan untuk menggerakkan masyarakat agar tingkah laku sesuai dengan irama dan tuntutan pembangunan, seraya meninggalkan segala sesuatu yang sudah tak perlu lagi dipertahankan. Bertalian dengan itu Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa, fungsi hukum dalam pembangunan adalah sebagai sarana pembaharuan masyarakat. 15 Hal ini didasarkan pada anggapan, bahwa adanya ketertiban stabilitas dalam pembangunan merupakan suatu yang dipandang penting. Suatu ketertiban hukum merupakan suatu ketertiban yang dipaksa dwangorde, apabila oleh hukum suatu tindakan tertentu diperkenankan, maka jika tindakan itu dilakukan, yang melakukan tindakan tersebut akan dikenakan sanksi.

B. Pengertian Pajak Secara Umum

Pengertian pajak menurut beberapa ahli antara lain: 1. Menurut S.I. Djajadiningrat Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada Negara, disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi 14 Marc Galender, Modernisasi Sistem Hukum, dalam Myron Weiner ed, Modernisasi Dinamika pertumbuhan, Cetakan ke III, Yokyakarta: Gajah Mada University Press, 1993, Hal 110. 15 Mochtar Kusumaatmaja, Hubungan Antara Hukum dengan Masyarakat, Landasan Pemikiran Pola dan Mekanisme Pelaksanaan Pembaruan Hukum, Jakarta: BPHN-LIPI, 1996, Hal. 19. Universitas Sumatera Utara tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum. 16

2. Menurut Sommerfeld