Tujuan Biaya Cost Objective Pemicu Biaya Cost Driver

General Ledger Aktivitas Activity-Based Costing Proses Analisis Biaya Proses Produk Kesempatan Perbaikan Proses Gambar III.5. Hubungan Metode Activity-Based Costing dengan Proses Bisnis

3.6.3. Tujuan Biaya Cost Objective

Konsep penting lainnya untuk mengerti tentang Activity-Based Costing adalah tujuan biaya. Tujuan biaya didefinisikan sebagai ‘item’ akhir dimana semua biaya-biaya terakumulasi. Tujuan biaya final mengakumulasi biaya-biaya untuk mentransfer barang atau jasa kepada konsumen di luar perusahaan, sedangkan tujuan biaya interim interim cost object berupa akumulasi semua biaya untuk ‘recycling’ dalam perusahaan sendiri. Tujuan biaya final dapat berupa produk atau jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu perusahaan untuk konsumen. Pada sistem manufakturing, ini dapat berupa produk jadi, proses manufakturing, atau engineering service. Tujuan biaya tipe ini memiliki karakateristik tangible atau berupa aset intangible yang kepemilikannya berpindah ke pihak di luar organisasi, dengan tujuan-tujuan biaya yang terakumulasi biasanya dipakai sebagai ukuran terhadap pendapatan. Universitas Sumatera Utara Bila tujuan biaya final dibebankan pada konsumen di luar perusahaan, maka tujuan biaya interim ditanggung di dalam perusahaan sendiri. Contoh dari tujuan biaya interim adalah sebagai berikut: - Peralatan yang dibuat sendiri oleh perusahaan dan dipergunakan untuk menghasilkan produk. Biaya ini dicatat sebagai aset modal peralatan. Biaya ini akan mengalami ‘recycle’ melalui depresiasi peralatan. - Pemasangan peralatan modal. Biaya ini masuk dalam aset modal properti, pabrik, dan peralatan. Biaya ini mengalami ‘recycle’ melalui depresiasi. - Penelitian dan pengembangan. Biaya ini masuk sebagai biaya umum dan administrasi bulanan.

3.6.4. Pemicu Biaya Cost Driver

Pemicu biaya cost driver didefinisikan sebagai faktor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi dan atau cara untuk membebankan biaya pada aktivitas atau produk. Pemicu biaya digunakan untuk mengetahui konsumsi biaya oleh aktivitas dan konsumsi aktivitas oleh produk. Secara praktis, pemicu biaya menunjukkan dimana biaya harus dibebankan dan seberapa besar biayanya. Pemicu biaya adalah penyebab terjadinya biaya, sedangkan aktivitas adalah dampaknya. Dalam sistem ABC digunakan beberapa macam pemicu biaya sedangkan pada sistem biaya konvensional hanya digunakan satu pemicu biaya tertentu sebagai basis, misalnya jam orang, jam mesin, atau rupiah tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara Beberapa pemicu biaya yang sering dipakai antara lain :

1. Kelompok biaya tenaga kerja labor group

Rupiah tenaga kerja, jam Tenaga kerja, rupiah tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung. Kelompok ini dipakai pada aktivitas yang elemen biaya utamanya adalah tenaga kerja atau pada aktivitas yang biaya aktivitasnya berubah seiring dengan perubahan tenaga kerja. Rupiah tenaga kerja sering dipakai sebagai pemicu biaya asuransi kompensasi tenaga kerja. Pada beberapa instansi, jam tenaga kerja dipakai sebagai pemicu kontribusi pensiun. Jam tenaga kerja juga dapat memacu konsumsi utilitas.

2. Kelompok waktu operasi operating time group

Cell time, line time, machine time, cycle time. Dipakai sebagai pemicu biaya pada satu grup operasi pengerjaan yang merupakan operasi dari suatu peralatan tunggal atau beberapa peralatan. Jenis pemicu biaya ini dapat dibagi menjadi dua subgrup, yaitu machine hourcycle time dan linecell time.

3. Kelompok throughput throughput group

Potong, galon, satu muatan truk, satu muatan tanker, ton. Dipakai sebagai pemicu biaya bila biaya utama dari satu aktivitas ditentukan oleh jumlah unit throughput. Sebagai contoh, bahan kimia tertentu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan kimia selalu diukur dalam satuan batch. Satu batch bahan kimia ini lalu dipacking dalam satuan tankerloads, drum 5 galon, dan karton satu galon. Proses packing ini dapat dipisahkan sebagai tiga aktivitas dengan unit throughput tankerloads, drum 5 galon dan karton satu galon masing-masing sebagai pemicu biaya. Universitas Sumatera Utara

4. Kelompok pemilikan occupancy group

Ukuran pabrik, lokasi perusahaan, nilai peralatan. Merupakan pemicu biaya yang tepat untuk mendistribusikan biaya tetap fixed cost berdasarkan lokasi aktivitas atau aset. Sebagai contoh, depresiasi bangunan, pajak bangunan, pemeliharaan eksterior, atau pelayanan keamanan didistribusikan berdasarkan luas areal per aktivitas. Deperesiasi peralatan atau biaya sewa guna didistribusikan pada aktivitas yang terjadi di lokasi aset tersebut. Kelompok pemicu ini jarang dipakai sebagai dasar untuk penentuan berapa biaya yang terjadi, tetapi lebih sering dipakai untuk menentukan dimana biaya harus didistribusikan.

5. Permintaan demand

Perawatan mesin maintenance, Dipakai sebagai pemicu bila distribusi biaya pada aktivitas lain atau pada tujuan biaya didasarkan pada permintaan akan aktivitas tersebut. Contohnya adalah perawatan, biaya perawatan akan didistribusikan pada aktivitas atau tujuan biaya yang memerlukan pelayanan perawatan saja. Distribusi biaya yang akurat akan didapat berdasarkan estimasi atau permintaan aktual perawatan. Sama seperti kelompok occupancy, kelompok permintaan ini jarang dipakai untuk menentukan berapa biaya yang terjadi, lebih sering dipakai untuk menentukan dimana biaya harus didistribusikan.

6. Surrogate cost driver:

Pemasaran, akunting, pembelian. Surrogate cost driver merupakan data atau ukuran yang sudah tersedia di lapangan dan praktis untuk dipakai mendistribusikan suatu biaya ke aktivitas lain atau departemen lain, apabila pemicu biaya yang secara teoritis benar ideal sulit diukur datanya. Ada beberapa Universitas Sumatera Utara aktivitas yang pemicu biayanya sulit dan tidak praktis untuk diukur ataupun pemicu biayanya sulit ditentukan dengan tepat. Contohnya adalah production control, accounting, general management, dan marketing. Contoh pemicu biaya ini adalah biaya material material cost dan biaya konversi conversion cost. Kedua pemicu biaya ini sering dipakai pada perusahaan kecil dan menengah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik, diperlukan langkah-langkah penelitian yang baik pula. Hal ini disebabkan karena suatu penelitian karena suatu penelitian adalah suatu proses, sehingga perlu melewati setiap tahap proses dengan cermat dan teliti. Secara garis besar tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara Studi Pendahuluan Waktu dan lokasi penelitian Perumusan masalah dan tujuan penelitian Studi literatur Pustaka Studi Lapangan Sifat penelitian Penelitian Deskriftif Identifikasi Variabel Instrumen Penelitian yang Digunakan Pedoman Dokumentasi Pengumpulan Data - Data Primer -Data Sekunder Pengolaha Data Metode Activity Based Costing Metode Tradisional Analisa Dan Evaluasi Kesimpulan Dan Saran Gambar 4.1. Tahapan Proses Penelitian Universitas Sumatera Utara

4.1. Studi Pendahuluan