5 Continuous Improvement
6 Accountability
7
Teamwork
8 Learning Orientation
9 Leadership
10 Organizational Awareness
11 Responsiveness
B. Sejarah Umum Perusahaan 1. PT. Apexindo Pratama Duta Tbk
PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk APEX adalah salah satu perusahaan pengeboran minyak dan gas serta panas bumi terbesar di Indonesia yang dilakukan di darat maupun
lepas pantai. Pada September 2008, PT Mitra Rajasa Tbk melalui anak perusahaan Mira International Holdings telah berhasil mengakuisisi saham mayoritas di Apexindo untuk
menjadi pemegang saham mayoritas baru. Jadi, sejak saat itu Mira International Holdings menjadi pemegang saham pengendali Apexindo dengan saham 98,14 saham.
2. PT. Indosat, Tbk
PT Indosat Tbk didirikan oleh Pemerintah pada November 10, 1967 sebagai perusahaan investasi asing untuk menyediakan layanan telekomunikasi internasional di
Indonesia dan memulai operasi komersial pada bulan September 1969 untuk membangun, mentransfer dan mengoperasikan sebuah International Telecommunication
Satelit Organization, atau Intelsat, stasiun bumi dalam Indonesia untuk mengakses
Universitas Sumatera Utara
Intelsats Indian Ocean Region satelit untuk periode 20 tahun. Sebagai konsorsium global komunikasi satelit internasional organisasi, Intelsat memiliki dan mengoperasikan
sejumlah satelit telekomunikasi. Perubahan peraturan dalam industri telekomunikasi Indonesia pada tahun 1999
dan 2000, Indosat mulai menerapkan strategi yang dirancang untuk mengubah dari penyedia telekomunikasi internasional menjadi terkemuka, terintegrasi penuh jaringan
dan layanan telekomunikasi providerin di Indonesia.. Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah untuk merestrukturisasi industri telekomunikasi, Indosat
menandatangani perjanjian dengan Telkom untuk menghilangkan crossshareholdings masing-masing dalam beberapa operasi anak perusahaan.
Sesudah perjanjian dengan Telkom, Indosat memperoleh 45,0 kepemilikan di Satelindo, melalui akuisisi PT Bimagraha Telekomindo, atau Bimagraha, pada tahun
2001 dan memperoleh sisanya 25.0 kepemilikan di Satelindo dari DETE Asia pada bulan Juni 2002. Untuk memperkuat struktur modal Satelindo dan menghapus
pembatasan tertentu perjanjian yang timbul dari utang Satelindo, Indosat membuat kontribusi modal tambahan untuk Satelindo senilai US 75,0 juta pada Juli 2002.
Pada tanggal 22 Juni 2008, Qtel membeli seluruh saham ditempatkan dan modal saham masing-masing ICLM dan ICLS, berdasarkan Perjanjian Pembelian Saham
tanggal 6 Juni 2008 antara Qtel dan STT, sebuah perusahaan yang didirikan di Singapura. Berdasarkan Perjanjian Pembelian Saham, Qtel, melalui anak perusahaannya,
Qatar Holding Asia Tenggara SPC, memperoleh modal saham dan ICLM ICLS dari Asia Mobile Holdings Pte. Ltd, atau AMH, sebuah perusahaan yang didirikan di Singapura,
yang merupakan 75,0 secara tidak langsung dimiliki oleh STT Communications Ltd
Universitas Sumatera Utara
dan 25,0 secara tidak langsung dimiliki oleh Qtel. Setelah akuisisi ini, perubahan DNS terjadi di Indosat dan Qtel, dan anak perusahaan yang dimiliki secara penuh, dan Qatar
ICLS Asia Tenggara Holding SPC, wajib melakukan penawaran tender untuk memperoleh sampai dengan 1314466775 Saham Seri B, mewakili sekitar 24,19 dari
total dikeluarkan dan beredar Saham Seri B termasuk Saham Seri B diwakili oleh ADSs, pada harga pembelian dolar AS setara Rp369, 400 per ADS dan Rp7, 388 per
Seri B Share, bersih kepada penjual tunai tanpa bunga dan tunduk pada pemotongan pajak diperlukan. Setelah penyelesaian penawaran tender pada 5 Maret 2009, Qtel dan
anak perusahaan terus sekitar 65,0 dari modal saham yang beredar.
3. PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk