Manfaat Sibling Rivalry pada Anak Hipotesis Penelitian Kerangka Berpikir

22 8 Jangan memihak Pertengkaran antara anak-anak memang membuat orangtua menjadi frustrasi dan ingin tahu, siapa sebenarnya yang salah, siapa yang memulai pertengkaran, namun biarkan anak-anak menyelesaikan sendiri pertengkaran mereka. Kecuali, jika mereka tampak membutuhkan anda memfasilitasi komunikasi keduanya. Orangtua perlu turun tangan jika pertengkaran terlihat membahayakan keduanya baik secara fisik maupun secara perasaan. 9 Menghindari memupuk kebiasaan mengadu Mengadu memang sering dilakukan antar saudara karena persaingan mereka, mengadu membuat anak satu tingkat lebih diatas anak lainnya, untuk terlihat lebih baik di mata orangtua. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah paham mana sikap yang benar dan tidak. 10 Memberi Reward untuk perilaku kooperatif Saat anak-anak menunjukkan perilaku kooperatif, orangtua perlu memberi reward, pemberian reward dilakukan untuk memperkuat perilaku. Ini agar anak mengerti bahwa, perilaku inilah yang di harapkan dari anak.

2.5 Manfaat Sibling Rivalry pada Anak

Sibling Rivalry mengajarkan anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa ketrampilan penting diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara cepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif http:eccefau.blogfriendster.com, 2008. 23 1 Berlatih untuk bersosialisasi dengan kerabat lainnya. Dalam hal ini diartikan bahwa bersosialisasi dengan kerabat lainya adalah sosialisasi yang dilakukan antar saudara kandung atau saudara sepupu. 2 Memotivasi kecerdasan emosional, mental dan sosial. Memotivasi kecerdasan emosional, mental dan sosial yaitu sebuah dorongan agar seseorang mampu melakukan satu kerjasama yang berpedoman pada kecerdasan intelektual sekaligus mampu melakukan sosialisasi baik secara personal maupun kelompok. Manfaat positif dengan bimbingan yang benar mengenahi Sibling Rivalry jika terjadi persaingan antar anggota keluarga antara lain: 1 Memacu diri untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain. 2 Mengasah kemampuan diri dalam pergaulan sosial dengan yang lainnya. Menambah keakraban dan kerja sama antar keluarga karena telah mengetahui karakter spesifik masing-masing individu.

2.6 Kesiapan

2.6.1 Pengertian Kesiapan

Menurut Slameto 1995:61, menyatakan kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik. Mengemukakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu. Selain itu kesiapan juga diartikan keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi. 24 Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencakup 3 aspek yaitu: 1 Kondisi fisik, mental dan emosional 2 Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan 3 Keterampilan dan pengetahuan. Kesiapan adalah setiap individu untuk dapat melakukan suatu perbuatan tertentu dengan baik, maka, individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik ataupun kesiapan secara psikologis karena kesiapan merupakan unsur yang penting. Moeliono, dkk 1989:835, menjelaskan atau berpendapat bahwa keadaan sudah sedia atau sedia untuk digunakan, hal ini didukung oleh pendapat Chaplin yang menjelaskan kesiapan dapat diartikan sebagai keadaaan siap -siaga untuk mereaksi atau menghadapi sesuatu. Gulo 1982:241, kesiapan adalah titik kematangan untuk dapat menerima dan mempraktekan tingkah laku tertentu. Sebelum saat ini terlewati tingkah laku tersebut tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu. Drever 1986:394 kesiapan adalah kondisi siap untuk menanggapi atau mereaksi sedangkan Dalyono 2001: 166, mengartikan kesiapan merupakan sifat-sifat atau kekuatan pribadi yang berkembang perkembangan ini memungkinkan orang itu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang di hadapinya. Sedangkan Cronbach dalam Dalyono, 2001:66 memberikan pengertian kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat dapat bereaksi dengan cara tertentu. 25 Berdasarkan definisi-definisi dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kemauan dan kemampuan yang membuat seseorang berbuat sesuatu dengan mempertimbangkan desakan-desakan lingkungan.

2.6.2 Hukum Kesiapan

Menurut Thorndike dalam suryabrata 2004:250 terdapat tiga hukum kesiapan dalam individu berperilaku yaitu: 1 Apabila suatu unit kondusi telah siap untuk berkonduksi maka kondusi dengan unit tersebut akan membawa kepuasan, dan tidak akan ada tindakan lain lagi untuk mengubah kondusi itu. 2 Bila kondusi telah siap untuk berkondusi namun tidak berkondusi maka akan meninbulkan respon-respon yang lain untuk mengurangi atau meniadakan keputusan itu. 3 Apabila unit tidak siap berkondusi dipaksa untuk berkondusi, maka kondusi itu akan meninbulkan ketidakpuasan dan berakibat dilakukannya tindakan- tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan itu. Kesiapan fisik dan psikologis seseorang yang di dukung oleh sarana penunjang untuk individu melakukan sesuatu, dan apabila perilaku tersebut berhasil dilakukan maka akan menghasilkan kepuasan bagi individu. Sedangkan bila individu tidak siap untuk melakukan suatu tindakan akan tetapi dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut maka individu akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi kekecewaan ataupun frustrasinya. Selanjutnya Menurut Dalyono 2001:166, kesiapan di pengaruhi oleh: 26

2.6.3 Faktor-faktor Kesiapan

Faktor-faktor kesiapan Menurut Dalyono 2001:166, kesiapan di pengaruhi oleh: 1 Kematangan merupakan keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organisme, baik terhadap satu sifat atau pada semua sifat kematangan membentuk semua sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu. Tingkah laku apapun membutuhkan kematangan, orang tak akan dapat berbuat secara intelegen apabila kapasitas intelektualnya belum memungkinkannya untuk itu kematangan dalam struktur otak dan sistem syaraf sangat di perlukan. 2 Kesiapan Psikologis Kesiapan psikologis mempunyai makna segenap sifat-sifat yang dimiliki individu yang digunakan untuk mereaksi suatu situasi tertentu. Kesiapan psikologi seseorang dipengaruhi oleh dua hal yaitu: a. Motivasi individu untuk melakukan tindakan tertentu. Adanya dorongan atau motivasi dalam diri individu akan mendorong timbulnya kesiapan dalam diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan dan ketika seseorang siap untuk melakukan sebuah tindakan maka individu tersebut akan melakukan tindakan untuk memenuhi dorongan tersebut b. Pengalaman yang diperoleh individu sebelumnya, pengalaman yang diperolah mengenai sesuatu perilaku tertentu akan mempertinggi kesiapan individu untuk melakukan tindakan selanjutnya. Pengalaman yang 27 diperolah akan membantu individu untuk melakukan tindakan yang tepat untuk merespon stimulus yang datan. Hal ini dikarenakan pengalaman mengenai suatu tindakan tertentu telah tersimpan dalam memori dan ketika individu menghadapi sebuah situasi yang sama atau yang hampir sama maka pengalaman yang telah tersimpan di recall sehingga individu siap untuk merespon suatu situasi. 3 Kesiapan Sosial Selain kesiapan psikologi untuk menghadapi perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini perlu adanya kesiapan sosial karena linkungan sosial merupakan tempat bagi perilaku orangtua sebagai makhluk sosial. Kesiapan sosial merupakan kemampuan lingkungan untuk berelasi dengan individu yang datang ke lingkungan tersebut.

2.6.4 Prinsip-prinsip kesiapan

Prinsip kesiapan menurut Slameto 1995: 117 adalah semua aspek perkembangan ini berinteraksi saling mempengaruhi. Kematangan jasmani dan Rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat pengalaman. Pengalaman- pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan di masa perkembangan. Proses belajar yang di pengaruhi kesiapan yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar, berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa, yang 28 termasuk kesiapan ini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman hasil belajar yang baru motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: 1 Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang di berikan kepadanya erat hubungan dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya. 2 Kesiapan tentang belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan. 3 Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas kemudian tugas itu ditunda sampai dapat di kembangkan kesiapan itu atau guru sengaja menata tuagas itu sesuai dengan kesiapan siswa. 4 Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.

2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri atau oleh pihak luar yaitu: 29 2.6.5.1 Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian yaitu jasmani dan rohani psikologis, dimana keduanya mempengaruhi individu menjadi terampil. Yang termasuk faktor jasmani adalah bagaimana kondisi fisiknya dan panca indra. Sedangkan kondisi psikologisnya adalah minat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif .semua ini akan berpengaruh pada kesiapan seorang individu. Aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi kesiapan adalah: 1 Kematangan Kematangan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan. 2 Kecerdasan Kecerdasan adalah daya pikir merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan 3 Keterampilan Keterampilan adalah kegiatan psikomotorik yang merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat mengembangkan dirinya yang lebih kreatif dalam segala hal. 4 Kemampuan Kemampuan merupakan aspek yang harus memiliki seseorang, karena itu sebagai guru harus mengetahui dan menyadari kemampuan yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu yang dilakukan. 30 5 Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 6 Kesehatan Kesehatan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik. 2.6.5.2 Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang di sebabkan karena orangtua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan dan adanya anak emas di antara anak yang lain. Menurut Keyla 2008:26, ada banyak faktor yang berperan dalam kejadian Sibling Rivalry yaitu: 1 Adanya keinginan anak untuk menggambarkan siapa dirinya, bakat, aktifitas dan minat mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda dari saudara kandungnya. 2 Perhatian, disiplin dan kemampuan reaksi orangtua yang berkurang terhadap dirinya. 3 Adanya Anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman bagi mereka 4 Tahap perkembangan dari anak itu sendiri berhubungan dengan perhatian orangtua yang terbagi serta bagaimana mereka mendapat perhatian itu dengan adil satu dengan yang lainnya. 31 5 Kekurangpahaman dari anak bagaimana cara mendapatnya perhatian dari saudara kandungnya sehingga menggunakan perkelahian untuk mendapatkan perhatian. 6 Perlakuan orangtua terhadap anak 7 Kurangnya peran dari orangtua untuk memberikan penjelasan bahwa perkelahian bukan salah satu cara yang baik yang biasa diterima untuk menyelesaikan masalah. 8 Tidak adanya waktu yang cukup dari otang tua untuk bersama dengan anak. 9 Bagaimana orangtua memeperlakukan anak dan bereaksi terhadap persaingan yang terjadi.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah persyaratan tentang hubungan yang di harapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Hipotetis dalam penelitian ini adalah” Ada pengaruh kesiapan yang ditunjukkan dalam perilaku orangtua menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

2.8 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut 32 Dampak Positif − Mengatasi perbedaan − Mengembangkan ketrampilan − Cara cepat untuk berkompromi − Mengontrol dorongan untuk bersikap agresif Kesiapan Faktor Intern - Kecerdasan - Persepsi - Motivasi - Emosi - Pengetahuan Perilaku orangtua menghada pi Sibling Rivalry Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian Faktor Ekstern - Objek - Orang - Kelompok - Kebudayaan Dampak Negatif - Minder - Rendah diri - Stres - Temperamen - Agresif

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Suatu Penelitian, berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari metode penelitiannya. Metode penelitian digunakan dengan tujuan agar peneliti yang dilaksanakan mempunyai arah yang tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, yaitu hal-hal yang terkait dengan tujuan penelitian secara kuantitatif. Oleh Azwar 2003:5 dinyatakan sebagai prosedur penelitian yang menekankan pada data-data numerikan angka yang diolah dengan metode statistic. Pendekatan ini merupakan suatu metode dalam penelitian tentang keadaan status manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat,sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Secara harfiyah metode ini adalah metode penelitian untuk membuat gambaran akumulasi data dasar dalam pengertian yang lebih luas, penelitian ini mencakup metode sejarah, eksperimen. Jadi dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang mana penggunaan penelitian ini secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam tentang Pengaruh Kesiapan Terhadap perilaku Orangtua Dalam Menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. 33